39 | Usai.

32 3 0
                                    

Seluruh tempat yang Anela datangi selalu mengeluarkan suara tentang kedekatannya dengan Fabian. Kejadian kemarin yang hanya memiliki saksi sedikit nyatanya memiliki ujung yang sangat hebat.

Anela menghela nafasnya panjang sembari berjalan cepat ke arah kelas. Vania dan Raphael langsung saja mengamankan gadis itu dengan menariknya ke pojok lalu mematap ke arah Anela dengan tatapan khawatir mereka.

"Kenapa bisa gitu sih La?!" kesal Raphael sembari memberikkan tatapan tajam nya ke arah murid lain yang penasaran dengan apa yang mereka bicarakkan itu.

Vania mengusap salah satu bahu Anela, "Lo gak apa apa kan?" tanya nya dengan wajah penuh ke khawatiran.

Anela hanya terdiam, ia kira jika orang-orang tau kedekatan mereka, semua tidak akan se-besar ini, nyatanya pengaruh Fabian memanglah sangat besar. Gadis itu merasa terkejut dan gugup, bahkan juga ketakutan, ia bingung harus memulai semuanya kembali dari mana lagi.

Disisi lain, Fabian sudah ada dihadapan Melisa yang kini menampilkan wajah marahnya. "Kamu ada hubungan apa sama Anela, Fabian?" tanya nya dengan nada kesal dan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Aku gak suka ya dibohongin kaya gini!"

Fabian menghela nafasnya panjang, ia memegang kedua lengan Melisa lalu memberikkan tatapan menenangkannya. "Maaf, aku sama Anela cuman sahabat kecil. Kita udah gak deket lagi kok Mel, maafin aku."

"Kenapa bohong?!" bentak Melisa yang kini sudah mulai mengeluarkan sifat asli nya yang egois dan licik.

Fabian tak menjawab pertanyaan itu. Melisa mulai mendekatkan dirinya ke arah Fabian lalu mengucapkan sebuah kalimat yang sangat Fabian hindari untuk sekarang ini.

"Kita putus Bi."

"Mel, apaan sih?! Gak!" kesal Fabian sembari menahan lengan gadis itu agar tidak pergi dari hadapannya.

Melisa melepaskan nya dengan menggunakkan seluruh tenaga nya. "Lo bohong Fabian! Gue gak suka!"

"Tapi ini semua gak ngaruh apa-apa kan Mel sama hubungan kita?!" balas Fabian yang ikut menjadi emosi karena selalu terpojokkan di saat ini.

Lelaki itu sadar jika ia memanglah salah, namun apa yang dikatakkannya juga benar. Tidak ada hubungannya Anela kedalam hubungannya, hanya teman kecil yang sama sekali tidak ada campur tangannya mengenai hubungan mereka.

"Kenapa harus Anela sih Bi?! Gue benci sama dia! Lo tau itu kan?!"

Fabian terkekeh sinis, "Cuman itu alasan kamu mau putus dari aku Mel?"

"Lo bohong Fabian!"

"Kamu juga sering bohong sama aku Melisa! Kita bisa bicarain ini baik-baik kan Mel? Please lah."

"No! You are a Liar! I hate you!" ucap Melisa sembari meninggalkan Fabian sendirian disana. Lelaki itu menundukkan kepalanya dan mencoba menghilangkan segala rasa campur aduk yang kini hadir dalam dirinya.

Masalah yang berat, dan Fabian benci semua ini. Lelaki itu kemudian memutuskan untuk berdiam diruangan musik dan tak mengikuti pelajaran sama sekali. Ia benar benar tak ingin diganggu untuk saat ini.

Yoga, Gavin, dan Reynald mulai khawatir dengan sahabat nya itu. Walaupun mereka awalnya bersahabat hanya karena ingin menjadi terkenal, namun mereka juga tetap memiliki hati untuk tak meninggalkan satu sama lain.

Fabian memiliki peran penting dalam kehidupan mereka. Lelaki itu selalu ada di setiap masalah, selalu hadir memberikkan ide untuk kemajuan mereka, dan akan terus ada ketika diminta.

Saat mereka mendengar berita ini, tentu saja mereka langsung terkejut. Namun mereka juga sadar akan semua itu. Dimana Anela selalu menatap Fabian dengan tatapan gugupnya, Fabian yang selalu menghindari Anela, dan yang lainnya. Mereka sadar namun tak ingin ikut campur dalam masalahnya.

Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang