Suasana sekolah kini tampak menyenangkan, Anela berjalan menuju kelasnya dengan senyuman lebar yang selalu terlihat di wajahnya dari saat ia bangun dari tidurnya.
Gadis itu merasa hari kemarin adalah hari terbaik menurutnya, hari yang akan sangat ia sukai. Bersenang-senang bersama Reynald dan kembali berdamai dengan Fabian di waktu yang sama membuat kebahagiaan itu langsung memuncak.
Sebelum Anela masuk kedalam kelasnya, Daren lebih dulu memanggil namanya sembari membawa satu buah kotak makan yang ada di genggamannya. "Syifa bikin ini, makan ya." ucapnya.
"Lo gak makan?" tanya Anela.
"Udah punya dong,"
Jika saja waktu bisa diputar, mungkin Reynald akan memutarnya dan kembali menghampiri Anela dengan berlari lalu lebih dulu memberikkan sebuah makanan yang sebelumnya telah ia beli saat di perjalanan.
Kini yang lelaki itu bisa lakukkan hanyalah menatap senyum bahagia Anela dan Daren. Bahkan Reynald juga menatap bagaimana perlakuan manis Daren yang Reynald tak akan bisa melakukannya.
"Makasih ya, bilangin ke Syifa juga. Makasih." ucap Anela sembari melihat kotak makanan it dengan wajah ceria nya. Daren menganggukkan kepalanya lalu mengusap bahu Anela perlahan, "Gue ke kelas ya La, istirahat bareng. Dadah," ucapnya sembari melambaikan tangan kearah Anela dengan senyuman lebarnya.
Tanpa sengaja, Anela melihat Reynald yang membuang sesuatu ke tempat sampah dengan gerakkan yang terlihat malas. "Rey!" panggil Anela sembari melambaikan tangannya ke arah Reynald.
Reynald membalikkan badannya lalu melihat gadis itu yang menyapa nya membuat perasaan kecewa itu bisa sedikit membaik. Reynald menghampiri Anela lalu tersenyum ke arahnya. "Pagi-pagi udah buang sampah aja nih," sindir Anela dengan nada bercanda nya.
Tentu saja Anela tidak tahu apa yang dibuang oleh Reynald dan alasan lelaki itu membuangnya. Anela hanya ingin mencairkan suasana dirinya dengan Reynald lagi agar bisa lebih dekat seperti seorang sahabat seperti kemarin.
Reynald hanya membalasnya dengan tawaan singkat saja. "Yaudah deh, gue ke kelas duluan ya Rey?" pamit Anela yang langsung pergi meninggalkan Reynald disana setelah mereka saling melakukkan tos tangan.
Pada akhirnya, Reynald kembali menyadari jika dirinya bukanlah orang penting yang akan selalu Anela tunggu sampai gadis itu enggan meninggalkan lebih dulu. Semakin dekat dengan Anela rasanya semakin lelaki itu sadar jika Anela bukanlah orang yang ingin mencari seseorang pasangan, gadis itu hanya membutuhkan pembawa keceriaan di sekitarnya.
Saat Anela masuk ke kelas dan melakukkan salaman biasanya dengan kedua sahabat dekat nya itu, Anela langsung menyimpan kotak itu di meja nya yang membuat tatapan kebingungan hadir dari Vania dan Raphael.
"Gak mau berbagi La?" tanya nya. Anela menggelengkan kepalanya singkat. "Gue dulu, baru kalian."
"Tumben," sindir Raphael.
"Diabisin sama Raphael mulu ya La? Sorry," ucap Vanian yang langsung direspon oleh tawaan Anela. "Bukan, ini bukan bikinan Bunda ataupun gue. Dikasih," ucapnya menjelaskan mengapa harus Anela dulu yang memakannya.
Anela ingin mencoba masakan Syifa sepenuhnya, karena memang makanan ini diperuntukkan olehnya dan gadis itu ingin menghargai lingkungannya maka dari itu Anela memakkannya lebih dulu lalu berbagi dengan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bukan cerita tentang percintaan mulus yang berawal dari persahabatan, tetapi jalan hidup Anela yang menjadi rumit karena ulah sahabatnya. Termasuk kedalam salah satu anggota band terkenal, membuat Fabian mengubah kepribadia...