Kedekatan Daren dan Anela semakin menyebar. Dan kini, Melisa sudah ada di hadapan Daren dengan wajah yang biasa gadis itu gunakkan untuk membicarakkan seseorang yang sangat membuat Daren muak nantinya.
"Hai, apa kabar?" Melisa memulai perkataannya dengan basa basi yang sangat Daren benci.
Daren hanya mengabaikannya dan langsung berjalan meninggalkan gadis itu. Sayangnya, Melisa malah berhasil menarik lengannya sehingga kini Daren kembali bertatapan dengan gadis itu lagi.
"Jawab dong," ucapnya sinis.
"Mau lo apa? Gue masih mau temenan sama Anela. Udah kan?" kata Daren yang sudah muak dengan segala hasutan gadis itu dan memilih untuk mengakhiri saja segera.
"Kok gitu sih? Gue mau jadi temen lo, boleh kan?" tanya Melisa dengan wajah yang dibuat tak mengerti apapun padahal Daren sudah mengetahui gerak gerik licik gadis itu.
Daren menatap sinis gadis itu, "Gue gak butuh temen kaya lo."
"Gue gak akan malu malu in lo Daren, gimana?" tawarnya lagi dengan wajah yang kini mulai menunjukkan wajah yang sangat Daren benci.
"Oh ya? Lo bukannya tipe temen yang baik didepan dan nusuk dibelakang ya Mel? Jangan kira gue gak tau." Daren menatap Melisa dengan tatapan kemenangannya.
Namun hal itu ternyata tidak membuat Melisa merasa kalah, malah terlihat lebih berkuasa. "Rumor kesebar dimana mana ya? Lucu juga."
Daren mendekatkan dirinya ke arah gadis itu lalu mendorong bahu nya menggunakkan satu jari miliknya. "Gue gak akan mau jadi temen lo Mel, jijik."
"Mel?!" tiba tiba saja panggilan dari seseorang yang kini menjadi kekasih dari gadis didepannya ini terdengar di telinga keduanya. Siapa lagi jika bukan Fabian.
"Ngapain kamu disini?" tanya nya dengan nada sinis karena melihat jarak kedua orang itu. Daren dan Melisa langsung memundurkan langkah mereka masing masing dan menatap ke arah Fabian dengan tatapan yang berbeda beda.
"Bi? Aku mau ngobrol sama Daren berdua boleh kan?" ucap Melisa yang langsung kepada intinya. Fabian tentu tidak bodoh untuk membaca situasi sekarang, lelaki itu langsung menatap tajam ke arah Daren namun Daren membalas nya dengan tatapan sinis lelaki itu.
"Gue yang gak mau ngobrol sama lo," ucapnya sinis.
"Santai aja Bi, Melisa jauh dari tipe cewe gue." lanjut Daren dengan wajah sinis nya sembari pergi meninggalkan pasangan itu disana dengan langkah besar nya agar benar benar cepat menjauh.
Bukannya menenangkan kekasih yang terlihat sedang cemburu, Melisa malah berlari kecil menyusuli Daren dan meninggalkan Fabian disana. Apakah kekasih nya menyukai Daren? Tetapi Melisa tidak terlihat seperti sangat menyukainya. Yang jelas, Fabian tetap cemburu dengan keadaan ini.
Selama ini ia mengira jika Melisa hanya ingin berteman dengan Daren dan akan tetap menjadikkan dirinya prioritas, nyatanya kini ia malah ditinggalkan.
•••
"Anela!" panggil Bunda Anela dengan nada kencang nya dan lengan yang membawa sebuah piring lumayan besar berisi kue kering disana.
"Anterin ke rumah Fabian ya," ucapnya sembari tersenyum manis karena akan meminta bantuan anaknya itu.
Mau tak mau, Anela menghela nafasnya panjang lalu bangkit dari posisi nyamannya dan mulai berjalan menuju rumah Fabian dengan kedua tangan yang memegang piring berisi kue kering itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bukan cerita tentang percintaan mulus yang berawal dari persahabatan, tetapi jalan hidup Anela yang menjadi rumit karena ulah sahabatnya. Termasuk kedalam salah satu anggota band terkenal, membuat Fabian mengubah kepribadia...