29 | Rey?!

147 10 0
                                    

"Anela, ada makanan tuh dari Fabian. Katanya buat kamu sarapan." ucap Bunda Anela sembari mencuci piring di dapur rumahnya.

Anela berjalan ke arah meja makan dan melihat ada satu kotak makanan berisi pasta kesukaan Anela, gadis itu mengerutkan keningnya lalu menutup kembali dan membalikkan kotak makan itu untuk melihat apa ada pesan disana.

Ternyata, ada kertas tempel di bawahnya bertuliskan 'Maaf Anela,'

Gadis itu tersenyum tipis namun setelah nya dia kembali ke wajah datar dan mengingat masalah nya kemarin. Karena itu adalah pasta kesukaannya, Anela menaruh pasta itu ke tempat makan miliknya lalu dibawa ke sekolah untuk dijadikkan sarapannya.

"Bun, Anela sama Ayah pergi ya!" teriak Anela berpamitan. Langit mendung membuat suasana terlihat lebih sepi padahal jalanan sudah mulai ramai. Anela berlari ke kelas nya setelah ia berpamitan kepada Ayahnya, gadis itu takut tiba-tiba turun hujan besar.

Seperti biasanya, Vania akan langsung memeluk sahabatnya itu untuk saling menyapa dan Raphael yang mengacak acak rambut milik Anela. "Gue bawa sarapan," ucap Anela setelah duduk di kursi miliknya.

"Sarapan apa nih?!" seru Raphael yang selalu senang dengan apapun itu yang melibatkan makanan. Anela mengeluarkan tempat makan miliknya lalu memperlihatkan pasta yang tadi Fabian beri.

"Kebiasaan Anela emang, pasta mulu." sindir Raphael yang sudah mulai merasa bosan melihat pasta terus menerus. "Jadi gak mau nih?" jahil Anela.

Raphael langsung mengambil tempat makan itu ke meja nya lalu bersiap untuk memakkannya. "Siapa bilang?"

Vania dan Anela tertawa saat melihat tingkah laku lelaki itu. Akhirnya ketiga orang itu memakkan pasta permintaan maaf dari seseorang secara bersama sama.

"La, tadi Rey chat gue, nanyain lo." ucap Raphael yang baru saja menelan makanan di mulutnya. "Ada apa?" tanya Anela.

"Katanya mau tanya soal," jawabnya dengan santai namun memberikkan senyum penuh arti nya. "Soal?" bingung Anela.

"Dia tuh pinter, kenapa tanya sama gue mulu sih? Cara yang dia pake juga bagus, hasilnya bener semua, terus lebih mudah juga, aneh banget." keluh Anela sembari menunjukkan wajah malas nya.

Vania tertawa saat mendengarnya, "Sama kaya Raphael kan La?"

"Beda dong,"

"Kalau Raphael beneran bego gitu kan?"

"Van...," panggil Raphael dengan wajah yang ia buat sedih dan nada pelannya. Kedua gadis itu akhirnya tertawa lagi melihat si lelaki di hadapannya ini.

Raphael menepuk meja nya yang membuat Anela sedikit terkejut, "Mau modus kali La dia," katanya.

"Bisa jadi!" seru Vania yang semakin memojokkan Anela untuk memasangkan dirinya dengan Reynald. Anela menggelengkan kepala nya cepat sembari menggerakkan kedua tangannya untuk mengatakkan tidak.

"Modus, Mean, Median kali maksud lo. Udah ah," aneh, Anela malah merasa ia jadi salah tingkah sekarang. Vania dan Raphael juga mulai menertawakkan satu sahabatnya itu.

Rasanya berbeda, ketika Anela jatuh cinta karena perasaanya dan jatuh cinta karena terbawa suasana. Namun yang jelas, keduanya juga sama sama berhasil membuat Anela merasakkan sebuah rasa yang selalu ia rindukkan namun akan juga memberikkan kesakitan yang tak akan bisa ditebak bagaimana ujungnya akan berakhir.



•••



Jam pulang sekolah baru saja berbunyi, seperti biasanya, Vania, Raphael, dan Anela pasti akan selalu menunggu teman temannya pergi lebih dulu baru mereka keluar kelas.

Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang