Jam pulang sekolah akhirnya berbunyi. Anela langsung saja berpamitan kepada kedua sahabatnya itu dan langsung berjalan santai menuju parkiran sekolah berada.
Baru saja Anela berjalan melewati kelas Reynald, gadis itu sudah lebih dulu dipanggil sehingga ia harus membalikkan badannya untuk melihat siapa orang yang memanggil namanya. "Raphael mana ya La?" tanya orang tersebut yang ternyata adalah Reynald.
"Oh, masih di kelas sama Vania kok. Kesana aja." ucap Anela sembari akan berjalan pergi meninggalkan Reynald, namun lelaki itu seperti enggan membiarkan Anela pergi. Buktinya sekarang Reynald malah memanggil nya lagi dengan wajah kebingungannya.
"Buru-buru La? Mau kemana?" tanya nya.
"Gak juga sih," Anela mulai tertawa canggung. Tadi Daren sudah menelepon dirinya jika Syifa sudah ada di gerbang dengan menaikki mobil berwarna hitam bersama supir pribadinya. Namun supir nya lebih dulu pulang karena tau jika Syifa akan pergi bersama Anela dan Daren nantinya.
Maka dari itu, Anela mempercepat gerakkan nya karena takut membiarkan Syifa sendirian disana. "Lo ada janji sama orang?" tanya Reynald lagi.
Anela menghela nafas nya panjang lalu tertawa kecil, "Kok lo bisa tau sih?" Reynald hanya membalasnya dengan tawaan singkat juga.
"Kalau gitu gue duluan ya, Daren kayaknya udah nungguin deh. Dadah!"
Lagi lagi, Daren menjadi pelaku yang menghambat kedekatan Reynald dan Anela. Nyatanya, disini Reynald akan kesulitan melawan lelaki itu, dan sepertinya Reynald sudah lebih dulu akan menyerah karena tak ingin sakit dan jatuh lebih dalam pada pesona gadis bernama Anela itu.
Dilain sisi, Anela telah sampai di mobil yang ciri cirinya sama dengan mobil yang disebutkan oleh Daren sebelumnya. Saat Anela mengetuk pintu kaca, di kursi kemudi sudah ada Daren dan disampingnya ada Syifa.
Mereka tersenyum melihat kedatangan Anela, Anela akhirnya masuk ke mobil dibagian tengah tengah dan langsung menyapa Syifa dengan wajah gembiranya. Syifa pun sama membalas sapaan Anela itu dengan nada ceria nya.
"Nih kotak makannya, makasih ya Syif. Enak banget! Serius deh!" ucap Anela sembari memberikkan senyum lebarnya dan menaikkan kedua ibu jari tangan gadis itu kearah Syifa.
"Serius nih?" tanya Syifa dengan nada tak percaya nya. Anela menganggukkan kepalanya cepat,"Banget!"
Keduanya mulai tersenyum lebar. "La, kayaknya gue ngerti deh kenapa Raphael mau temenan sama lo." ucap Daren tiba tiba.
"Kenapa emang?"
"Serasa punya istri dua yang akur nya bikin hati suami tenang. Serius deh," Anela memukul bahu lelaki itu sembari mengeluarkan wajah kesalnya.
Syifa dan Daren tertawa karena telah berhasil membuat Anela merasa terjahili sekarang. Tak lama, Anela juga ikut tertawa bersama mereka karena aura yang dikeluarkan membuatnya ikut kembali bahagia.
"Kemana kita hari ini?" ucap Daren dengan nada pembukaan bagaikan acara anak kecil.
"Aku mau ke tempat yang banyak jajanan itu loh Daren," pinta Syifa.
Daren berpikir tentang jalanan yang dimaksud oleh Syifa itu, ia benar benar tidak mengetahui dimana lokasinya. Akhirnya, Daren menatap ke arah Anela yang langsung direspon oleh tatapan yang juga sama bingungnya.
Syifa yang merasa aneh karena suasana seketika sepi pun langsung menghela nafasnya panjang. "Aku tunjukin jalannya, kamu maju aja cepet. Tau gitu kamu gak usah nyupir aja." keluh Syifa yang membuat Anela menahan tawanya.
"So tau dasar," ucap nya lagi yang kini berhasil membuat Anela mengeluarkan gelak tawanya. Daren menatap kesal kearah dua gadis itu, ia kemudian mengikuti perintah Syifa dan mulai berjalan mengikuti arahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bukan cerita tentang percintaan mulus yang berawal dari persahabatan, tetapi jalan hidup Anela yang menjadi rumit karena ulah sahabatnya. Termasuk kedalam salah satu anggota band terkenal, membuat Fabian mengubah kepribadia...