Maaf ya karena aku gak bisa up tiap hari, tapi kalau ada kesempatan bakal aku usahakan biar bisa up..kaya malam ini, tengah malem ke bangun, inget belum up selama beberapa hari. Yaudah aku langsung up...
Happy Reading.
***
"Makan ya sayang, sedikit juga nggak papa."
(Namakamu) tetap saja memberikan gelengan nya ketika sudah hampir 3 kali Iqbaal mencoba membujuknya untuk makan.
Aldi telah kembali dan membawa makan untuk mereka, tetapi (Namakamu) tetap bersikukuh jika dirinya tidak sedang lapar.
"Aku nggak lapar." Wanita itu terus saja menggenggam tangan kanan Oma dan mengusap-usapnya. Sesekali ia mengecupnya sambil bergumam jika ia sangat ingin Oma bangun.
Iqbaal hanya mampu menghela nafas panjangnya. Pantas saja Aldi barusan, sedikit mengeluh. Rupanya (Namakamu) sedang benar-benar sudah untuk dibujuk.
Dengan perlahan Iqbaal mulai berjongkok disamping (Namakamu). Pria itu tak akan pernah menyerah, dia akan membujuk (Namakamu) sampai istrinya itu mau untuk makan.
(Namakamu) hanya mampu menatap Iqbaal yang lebih rendah darinya, karena tengah jongkok.
"Di sofa aja, kamu istirahat."
Dengan cepat Iqbaal pun menggeleng. "Enggak bisa, aku harus pastikan dulu kalau kamu makan. Habis itu kamu bobo. Oma biar aku yang jaga."
Iqbaal tetap mencobanya, siapa tahu nanti (Namakamu) akan luluh.
"Tapi aku enggak mau."
Baiklah Iqbaal hampir pasrah dan menyerahkan untuk membujuk (Namakamu).
Dengan cepat pria itu bangkit dan meraih makan yang baru saja Aldi berikan.
"Ayo, makan sama aku."
Dengan penuh kelembutan Iqbaal berusaha menarik tangan (Namakamu), dan menuntutnya untuk duduk di sofa yang berada di sudut ruangan.
"Sini makannya. Katanya mau Oma sembuh. Jadi kamu harus bikin Oma tenang. Jangan buat aku berisik cuman gara-gara merayu kamu buat makan."
(Namakamu) kali ini hanya mampu mengangguk dan membuka mulut saat Iqbaal berusaha menyuapinya.
Sepertinya (Namakamu) memilih menurut, dari pada harus melihat Iqbaal yang cerewet dan menggangu Oma.
"Jangan ngomong lagi, nanti Oma ke ganggu." (Namakamu) berusaha memperingati Iqbaal.
Iqbaal hanya mampu tersenyum sambil mengusap-usap gemas puncuk kepala (Namakamu). "Iya aku bakal diam. Habisin makannya."
Dibalik kata ia tak lapar, (Namakamu) ternyata makan dengan begitu lahap.
Kotak nasi itu benar-benar habis oleh dirinya sendiri."Jadi aku doang yang makan, kamu enggak?" (Namakamu) baru sadar setelah Iqbaal memberinya minum dan mulai merapikan kotak bekas dirinya makan.
"Habis ini aku."
(Namakamu) hanya mengangguk.
Padahal disini yang seharusnya merasa lelah itu Iqbaal. Pria itu baru saja tiba dari perjalanan yang cukup jauh, dan sekarang malah sibuk mengurusi (Namakamu) yang akhir-akhir ini sedikit sulit untuk makan.
(Namakamu) mulai bersandar pada punggung sofa, sejujurnya ia sedikit mengantuk. Tetapi rasanya tak enak jika harus membiarkan Iqbaal menjaga Oma sendirian.
"Kalau ngantuk bilang aku."
Iqbaal selalu tahu apa yang dirasakan (Namakamu). Pria itu benar-benar selalu memberikan perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexcepted Wedding (IDR)✔️
FanfictionCERITA SUDAH LENGKAP! Gimana jadinya kalau pas SMA mereka kaya kucing sama anjing. Si cowok BADBOY, dan si cewek GOODGIRL. Dipertemukan kembali dalam sebuah perjodohan. Mau nolak? ENGGAK BISA! Jadi apa yang harus mereka lakukan? Penasarankan sama k...