Chapter 14

4.6K 434 37
                                    

Happy Reading.

***

Bibir bengkak Iqbaal cukup membuat (Namakamu) terkejut, bahkan mereka berdua langsung menghentikan acara memakan eskrimnya.

Dengan kepanikannya, (Namakamu) menyuruh Iqbaal untuk kembali ke kamar.

Iqbaal hanya bisa menurut, apalagi Iqbaal merasa ada yang tak beres dari dirinya.

Bibirnya begitu bengkak, tenggorokannya sakit, napas sesak, kepalanya pusing, dan tubuhnya kedinginan.

Dengan kepanikannya (Namakamu) menyelimuti tubuh Iqbaal, tangannya pun bergerak mengecek suhu tubuh suaminya.

"Kenapa sih kok tiba-tiba?" Ucap (Namakamu), sedangkan Iqbaal malah memejamkan mata, menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Baay mana lagi yang sakit bilang aku?"

Tak tega rasanya melihat keadaan Iqbaal yang begitu mengkhawatirkan, seperti tengah menahan rasa sakit.

Tanpa pikir panjang (Namakamu) ikut berbaring, menghadapkan wajahnya kearah Iqbaal.

"Baay jangan buat aku panik, ini baru hari pertama aku jadi istri kamu. Kamu udah sakit aja, Baay aku gagal ya? Maaf." Otaknya tak bisa berpikir jernih, (Namakamu) malah mengusap-ngusap rambut Iqbaal dan menangis.

Iqbaal mendengar setiap ucapan (Namakamu), mengetahui seberapa khawatirnya sang istri.

"Baay, Ibaay, please bilang mana yang sakit."

Seperti orang bodoh, karena kepanikannya. (Namakamu) tetap bertanya kepada Iqbaal. Seakan-akan jika ada jawaban itu pertanda bahwa Iqbaal baik baik saja.

Namun sayang, Iqbaal tetap diam.

"OMA....."

tangisannya malah semakin menjadi-jadi.

"KENZO, KEVIN..OMA.... "

(Namakamu) berharap sang Oma dan kedua adiknya itu bisa mendengar teriakannya. Ia tak bisa meninggalkan Iqbaal, meskipun hanya untuk memanggil sang oma.

"OMA...OMA...."

apa mereka tak mendengar teriakannya, sampai-sampai satu orang pun tak ada yang menghampiri kamarnya.

Tok...tok...tok...

"KAKAK..." Itu suara Kevin.

"Vin masuk!"

Cklek....

Oma, Kenzo, Kevin dan tante Dewi masuk kedalam kamar dengan wajah menyiratkan kepanikan.

"Oma... Iqbaalnya sakit." Lirihnya yang sekarang sudah terduduk.

Oma pun mendekat kearah Iqbaal dan mengecek keadaannya.

"Kok bisa?"

(Namakamu) hanya menggelengkan kepalanya. Bahkan kini ia sudah menangis dipelukan sang tante.

"Ken telpon dokter cepet." Pinta tante Dewi kepada Kenzo

Tanpa berpikir panjang Kenzo pun keluar dari kamar diikuti Kevin.

"Apanya yang sakit mas?" Oma berusaha bertanya sambil mengusap dahi Iqbaal yang dibanjir keringat.

Respon Iqbaal hanya menggeleng.

"Tante aku takut."

Hari pertama, (Namakamu) merasa gagal akan status barunya sebagai seorang istri.

"Tenang kak tenang, bentar lagi dokter dateng kok."

Unexcepted Wedding (IDR)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang