Happy Reading.
"Cucu Oma, gantengnya..."Sesuai perkataannya kemarin, hari ini (Namakamu) dan Iqbaal benar-benar membawa Al kerumah bunda.
Bahkan mereka sengaja berangkat pagi. Al juga terlihat begitu senang ketika berada didalam mobil. Sepertinya Al begitu menyukai perjalanannya, sampai tak henti-hentinya dia mengoceh.
"Pipi adek kaya bakpao Unda..." Ara pun terkekeh sambil mengusap-usap pipi bakpao Al yang kini tengah berada dalam pangkuan Rike.
Iqbaal sudah menceritakan semuanya, dari awal sampai akhir semuanya Iqbaal ceritakan, tanpa ada satu pun yang terlewatkan.
Syukurnya, Bunda, ayah dan bahkan teh Ody begitu antusias dengan kehadiran Al.
"Kata Om, dipelut tante ada adeknya. Tapi kok ini ada."
Semua yang berada diruang tamu pun sontak dibuat tertawa oleh pernyataan yang Ara lontarkan.
Bahkan Iqbaal yang kebetulan duduk tak jauh dari Ara pun, langsung merengkuh keponakan lucunya itu.
"Pinter banget sih Ara..."
Dengan gemasnya Iqbaal langsung menghujani Ara dengan kecupan, dipermukaan wajahnya.
Keadaan semakin ramai ketika disambut oleh tawa Al yang terdengar nyaring.
Rupanya Al menyimak interaksi papi dengan kakak sepupunya itu.
"Papi adek nakal." Adu Ara padahal Al sambil menunjuk-nujuk kearah omnya. Dan hal itu mampu membuat Al tertawa kembali.
"Kakak Ara nanti punya adeknya dua. Adek Al, sama adek satunya lagi. Tapi masih di dalam sini..." Dengan bahasa sekenanya, (Namakamu) berusaha menjelaskan apa yang menjadi pertanyaan dari Ara, sambil mengusap-usap perutnya.
Ara pun langsung mendekatkan diri kepada (Namakamu), bahkan kini gadis kecil itu sudah terduduk diatas pangkuan (Namakamu).
Hal itu sontak membuat Bunda Rike dan Teh Ody membelakkan matanya.
"Ara sayang. Duduknya dipangku om aja, kasian nanti adek bayinya kalau kakak Ara duduk dipangkuan tantenya."
Bukannya langsung pindah, Ara malah membalikkan matanya menatap kearah (Namakamu).
Secara spontan tubuh mungil itu langsung berdiri. Dan dengan lucunya, Ara malah mengusap-usap perut (Namakamu).
"Maafin kakak ya adek." Ujar Ara dengan polosnya.
(Namakamu) benar-benar tak bisa berhenti terkekeh setiap melihat tingkah polos dari Ara. Sudah lama juga dia tidak berkunjung kesini.
Sudah lama pula Ara tak pernah menginap atau sekedar berkunjung."Enggak papa, kak... Sini duduk lagi."
Sebenarnya memang tidak papa, jika Ara duduk dipangkuan (Namakamu). Tetapi mungkin yang bunda dan teteh beritahukan hanya untuk jaga-jaga saja. Takutnya Ara malah mau sama (Namakamu) terus.Ara pun malah menggelengkan kepalanya. "Sama Unda aja." Dia pun langsung pindah dan terduduk dipangkuan bundanya.
"Jangan nakal lagi ya, kan sekarang udah mau jadi kakak. Ara harus jadi anak baik. Oke?"
Setelah tahu dirinya mempunyai adik, Ara terlihat begitu senang. Dan bahkan dia sudah mau jika dipanggil kakak.
"Oke... Kak Ala paham."
Iqbaal benar-benar bisa bernafas lega saat keluarganya benar-benar menerima kehadiran Al.
***
"Bay..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexcepted Wedding (IDR)✔️
FanfictionCERITA SUDAH LENGKAP! Gimana jadinya kalau pas SMA mereka kaya kucing sama anjing. Si cowok BADBOY, dan si cewek GOODGIRL. Dipertemukan kembali dalam sebuah perjodohan. Mau nolak? ENGGAK BISA! Jadi apa yang harus mereka lakukan? Penasarankan sama k...