Chapter 41

1K 159 22
                                    

Halo guys...

Apa kabar nih?

Buat yang mungkin bertanya-tanya, atau mungkin juga sebagian udah pada bosen ya nungguin Puput next cerita ini, sedikit deh aku mau curhat... Lagi capek juga, ditambah mungkin pembaca sebagian udah pada pergi.

So, aku mau ucapkan terimakasih banyak buat kalian yang masih setia menunggu.

Maaf curhatnya kepanjangan!

Happy Reading.
***


Memasuki trimester pertama, yang mana artinya tak terasa usia kehamilan (Namakamu) sudah hampir menginjak bulan kedua.

Perutnya yang semula rata, kini sedikit mulai terlihat membesar.
Walaupun usia kandungan dua bulan tidak begitu terlihat. Namun pada kenyataannya (Namakamu) sangat merasakan perubahannya.

Parahnya lagi memasuki trimester pertama, kekebalan tubuhnya sedikit menurun. Bahkan nafsu makannya pun malah berkurang. Banyak hal yang dia keluhkan.

Seperti siang ini, disaat jam sudah menunjukkan jam-jamnya makan siang--- (Namakamu) malah belum mengisi perutnya dengan makanan apapun selain susu hamil yang dia minum tadi pagi.

Dia hanya mampu menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa sambil memperhatikan Al yang tengah sibuk bermain.

Nyatanya Al memang sudah mampu berjalan walaupun masih tertatih-tatih. Dan bersyukurnya lagi anak itu mulai tidak terlalu rewel.

Setelah dua hari keberangkatan Iqbaal karena bisnis. Hari pertama Al benar-benar rewel, dan seharian itu Al habiskan dengan menangis. Menanyakan keberadaan papinya.

Namun untuk kali ini, sepertinya anak itu tengah lupa dan lebih tertarik dengan mainan-mainannya.

(Namakamu) benar-benar tak mampu menghentikan senyumannya.

Terkadang ada sisi dimana (Namakamu) berpikir, waktu terasa begitu cepat sekali berlalu. Rasanya baru kemarin dia dan Iqbaal terlibat perjodohan. Namun sekarang? Bahkan mereka tengah menanti kelahiran adik dari Al.

Tetap tak dipungkiri, akhir-akhir ini tubuhnya terasa semakin lemah. Kepalanya sering sekali mengalami pusing, apalagi ketika rasa mual itu kerap kali dia rasakan. Rasanya untuk mencium aroma dari makan saja, nafsu makannya sudah menghilang.

Sebenarnya Iqbaal sudah mewanti-wanti hal ini dan memintanya menginap dirumah bunda untuk beberapa saat. Apalagi ketika Kenzo dan Kevin sekarang lebih sering menghabiskan waktu mereka bersama sang Oma.

Dirumah ini benar-benar hanya ada (Namakamu) dan Al saja.

"Mih, Cu..."

Dengan gerakkan tertatinya Al berusaha menghampiri (Namakamu) dengan kepala tangan yang dia angkat, menunjukkan bahwa Al haus.

(Namakamu) hanya mampu terkekeh saat Al yang semakin harus semakin aktif. Bahkan sekarang anak itu sudah bisa merengek meminta dibuatkan susu.

"Abang duduk disini dulu ya, mami buatkan susunya dulu." Dengan penuh ke hati-hatiannya (Namakamu) berusaha mendudukkan Al diatas sofa yang sebelum itu menjadi tempatnya bersandar.

Sepertinya Al sudah kelelahan, sampai-sampai kini dia merubah posisinya menjadi berbaring.

"Cu, mau Cu... Aus Mi..."

Rupanya sudah benar-benar tak sabar untuk mendapatkan susunya.

(Namakamu) melangkah kearah dapur, setelah dirasa posisi Al aman. Dengan bantal sofa yang sengaja (Namakamu) letakkan dipinggir sofa, agar Al tidak terjatuh.

Unexcepted Wedding (IDR)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang