Happy Reading.
(Namakamu) benar-benar begitu bersemangat menata beberapa barang untuk keperluan anaknya.
Dari beberapa minggu yang lalu baik dirinya mau pun Iqbaal begitu gencar berbelanja keperluan adek bayi. Belum lagi beberapa barang pemberian keluarga mereka.
(Namakamu) dibuat pusing ketika harus memilih mana yang akan lebih dulu mereka gunakan.Sekitar 3 minggu lagi, perkiraan hari kelahiran adek bayi.
Baik Iqbaal maupun (Namakamu) benar-benar tak sabar untuk menantikan kelahiran anak mereka."Ini mau di packing semua sayang?"
(Namakamu) hanya memberikan anggukannya.
"Emang tas yang udah kita siapin, cukup buat muat sebanyak ini?"
Secara otomatis (Namakamu) langsung menghentikan acara melipat-lipat pakaiannya. Menatap kearah Iqbaal, lalu memberikan gelengan nya.
"Kebanyakan ya?" Bukannya menjawab, (Namakamu) malah balik bertanya.
Iqbaal hanya mampu menghela nafasnya.
"Kita bawa yang bakal lebih dibutuhkan dulu ya. Nanti kalau ada yang kurang bisa kita ambil lagi. Gimana?"
(Namakamu) tanpa membantah apapun lagi, langsung mengiyakan usulan dari suaminya itu.
Dari beberapa barang yang sudah ia persiapkan, (Namakamu) hanya memilih beberapa barang yang memang benar-benar akan sangat ia butuhkan.
"Segini gapapa?"
"Iya, gapapa. Sudah cukup kok."
Dengan dibantu Iqbaal yang sedari awal memang menawarkan diri untung membantunya, akhirnya semua barang-barang itu ia masukan kedalam tas yang sebelumnya memang sudah ia persiapkan.
"Ingin, pada saat pertolongan pertama, jangan lupa ini harus dibawa."
Iqbaal pun mengangguk paham. Pasalnya sudah beberapa kali istrinya ini selalu memberitahu Iqbaal.
"Iya, aku inget."
"Jangan sampai lupa loh, aku kan pas kontraksi bakalan panik. Jadi gak bakal inget sama hal-hal lain. Jadi kamu yang harus inget."
Mau tak mau Iqbaal kembali mengangguk guna memberitahu kepada (Namakamu) jika dirinya benar-benar paham dan ingat dengan apa saja yang baru istrinya beritahukan.
"Aku inget loh, kamu aja ngomong itu terus dari tadi." Iqbaal tak bisa untuk tidak terkekeh.
Sakin antusiasnya kebawelan (Namakamu) menjadi dua kali lipat dari biasanya.
Berceloteh tentang barang yang mereka beli, barang apa saja yang belum sempat mereka beli, dan terakhir hal apa saja yang harus mereka persiapkan.
Dengan bibir mencibik sambil berkaca pinggang (Namakamu) berusaha menatap kearah Iqbaal.
"Ih, aku serius. Takut kamu lupa."
Iqbaal pun berangsur mendekat kearah (Namakamu).
Cup
Kecupan singkat itu mendarat tepat dibibir (Namakamu).
"Iya, bawel banget ya mami ini."
***
Waktu memang berlalu begitu cepat, rasanya baru kemarin (Namakamu) menikah dengan Iqbaal. Melewati masa kehamilan dan kini hanya menunggu hitungan hari ia akan segeran menjadi seorang ibu.
"Adek baik-baik ya sayang, mami bakal nungguin adek disini."
Jika tidak meleset dari hari yang sudah ditentukan, maka tak kurang dari 24 jam lagi (Namakamu) akan melakukan proses persalinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexcepted Wedding (IDR)✔️
FanfictionCERITA SUDAH LENGKAP! Gimana jadinya kalau pas SMA mereka kaya kucing sama anjing. Si cowok BADBOY, dan si cewek GOODGIRL. Dipertemukan kembali dalam sebuah perjodohan. Mau nolak? ENGGAK BISA! Jadi apa yang harus mereka lakukan? Penasarankan sama k...