Chapter 7

5K 500 37
                                    

Buat yang mau di next soalnya buat nemenin malam mingguan, ini Puput langsung loh ya... Semoga menghibur.🧚

Happy Reading.

***

Dengan wajah lelahnya (Namakamu) melangkahkan kakinya memasuki kantor Iqbaal.

Dengan sebuah paper bag berisi makanan yang sebelumnya sudah Rike titipkan kepadanya.

Pukul 11, tepat waktunya makan siang akan segera tiba.

Gadis itu melangkahkan kakinya kedalam lift agar bisa sampai dilantai teratas, lebih tepatnya ruangan si Ceo.

Untung saja liftnya sepi, jadi tak akan ada tatapan yang mengintimidasi.

'Asli gue cape banget.'

TING...

Akhirnya sampai juga ia dilantai atas.

Dengan perlahan (Namakamu) melangkah dan mendekat pada sebuah meja yang ia yakini adalah meja sekertaris Iqbaal.

"Permisi." Ucap (Namakamu) pada seorang yang tengah fokus pada komputernya.

"Iya, ada yang bisa saya bantu?"

"Pak Iqbaal nya ada?"

Wanita itu hanya menatap heran kearah (Namakamu).

Klien kah? mengapa datang pada saat makan siang akan tiba.

"Udah ada Janji sebelumnya."

(Namakamu) hanya bisa menghela nafasnya, sebelum nya pun di pintu utama ia diberi pertanyaan seperti itu, sekarang juga. Apakah tak ada pertanyaan lain?

"Udah." Dengan senyum yang dibuat-buat (Namakamu) menjawabnya.

Jika ia menjawab belum, mungkin itu akan membuatnya susah masuk kedalam ruangan Iqbaal jadi dengan sangat terpaksa dia berbohong.

"Tapi pak Iqbaal ta---,"

"Makasih, saya bisa masuk sendiri."

Masa bodo, sama tatapan tajam sekertaris Iqbaal. Tinggal lurus, ada pintu, langsung masuk. Apa susahnya coba?

Tanpa berpikir ada siapa didalam dan sedang apa, (Namakamu) langsung membuka pintunya dengan cukup keras dan menutupnya kembali pun dengan cukup keras juga.

DUK...

"WES."

Dua orang di dalamnya hanya bisa menampilkan wajah terkejut dengan kedatangannya.

"Baru juga main kesini, pintu ruangan lu udah dirusak Baal." Ucapan Itu terlontar dari mulut Bastian yang hanya bisa menampilkan wajah terkejutnya.

Lain halnya dengan Iqbaal yang hanya menatap (Namakamu) dengan tatapan tanya.

"Sorry." Lirih gadis itu.

Ia mengira hanya akan ada Iqbaal didalam, ternyata ada Bastian juga.

"Tumben?" Satu kata itu terlontar dari mulut Iqbaal.

(Namakamu) masih setia berdiri didekat pintu dan enggan untuk menjawab pertanyaan yang Iqbaal lontarkan.

"Kayanya gue mesti cabut duluan, mau makan siang juga."

"Yaudah."

Bastian pun melangkah menuju kearah pintu.

"Gue duluan (Nam)."

"Hah...emm..iya."

Bastian pun keluar dan tak mau mengganggu waktu Iqbaal bersama (Namakamu). Lebih tepatnya gak mau jadi nyamuk.

Unexcepted Wedding (IDR)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang