Chapter 36

1.2K 141 6
                                    

Semoga kalian paham sama alur yang kacau ini.

Happy Reading.

Flashback on

Iqbaal benar-benar lelah seharian ini.
Pekerjaannya disini benar-benar berat.
Dan Iqbaal juga memiliki planing untuk bisa pulang lebih cepat, jadi tak ada waktu untuk berleha-leha disini.

Bastian yang fokus menyetir hanya mampu menggelengkan kepalanya. "Belum juga satu bulan disini bro."

Iqbaal hanya mampu menghela nafas beratnya.

"Bisa pulang nggak sih Bas? Berat juga ninggalin bini gue sendirian."

Iqbaal memang sibuk disini, tetapi pikirannya selalu tertuju kepada (Namakamu).

Seperti, (Namakamu) sedang apa ya? Keadaannya gimana? Bisa tidur nggak ya? Harusnya Iqbaal bisa bertanya lewat pesan. Namun sayangnya, kesibukkan ini membuat waktunya terkuras. Sekedar untuk memberi kabar saja rasanya cukup sulit.

Bukan tak pernah curi-curi. Hanya saja baru mengetik beberapa kata, tiba-tiba ada telepon dari klien atau nggak, tiba-tiba ada laporan harus check data.

Dan hal itu mampu membuat Iqbaal uring-uringan.

BRUK...

"YA TUHAN..."

Iqbaal, Bastian dan seorang supir pun, dibuat terkejut dengan kejadian di depan mereka.

Peristiwa, dimana seseorang teetabak oleh mobil dan terpental cukup jauh. Parahnya lagi mobil itu melarikan diri. Tabrak lari.

"Pak berhenti, pak..."

Iqbaal dan Bastian memang sengaja menyewa supir selama disini. Dan kebetulan sekali supir mereka juga orang Indonesia. Jadi tak perlu susah-susah menggunakan bahasa lain.

"Lo gila ya Baal." Bastian langsung mengumpat, ketika Iqbaal hendak turun dari mobilnya.

Iqbaal pun langsung mengurungkan niatnya. "Kita tolongin, lo liat..." Iqbaal pun menunjuk kearah kerumunan orang yang tengah menolong gadis itu, namun dipanikkan dengan tak adanya kendaraan yang melintas. Tak ada kendaraan untuk membawanya kerumah sakit. "Kita bantu bawa ke rumah sakit."

Bastian ragu, dia takut ini malah mempersulit mereka disini.

"Tapi Baal..."

Terlambat, Iqbaal sudah lebih dulu keluar dari mobilnya.

Tuk

Kaca pintu mobil samping Bastian pun diketuk sekali oleh Iqbaal.

Terlihat Iqbaal pun mengintruksikan pada Bastian untuk segera turun.

Bastian belum berniat turun, pria itu hanya membuka kaca pintu mobilnya.

"Kalau nggak mau, tunggu di mobil. Biar gue yang kesana."

Tanpa menunggu keputusan dari Bastian, Iqbaal tetap memilih mendekat pada kerumunan itu.

Berusaha menerobos kearah kerumunan, guna melihat korban dalam kejadian ini.

Dilihatnya wajah itu...

"MIKA..."

Bagaikan dihantam bebatuan. Iqbaal diam terpaku ditempatnya.

Dari sekian banyaknya orang, kenapa harus Mikaela? Dan dari banyaknya negara, kenapa Iqbaal baru mengetahui jika Mikaela telah menetap di Australia. Bahkan mereka kembali dipertemukan dengan kejadian memilukan ini.

Unexcepted Wedding (IDR)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang