Kejutan yang tidak diinginkan

328 44 11
                                    

Aura gelap keluar dari tubuh Tri Squad menguap berakhir menghilang diudara. Tri Squad yang kembali seperti semula mulai menunjukkan reaksi kebingungan karena baru tersadar. Fuma yang mengingat sosok biru tadi melihat sekeliling dan mendapati sosok biru tersebut tengah mendekati sosok merah. Kedua sosok itu melakukan tos dan dalam sekejap mata hanya ada satu sosok disana yang kelelahan hingga jatuh terduduk disebuah asteroid.

"Akhirnya ... selesai ... juga," gumamnya yang masih belum bisa menstabilkan pernafasan. Tanpa permisi Fuma melesat mendekati sosok tersebut membuat Taiga dan titas penasaran dan memutuskan mengikuti Fuma.

"Fuma! Kenapa kau tiba-tib- ...." Taiga menghentikan perkataannya saat melihat sosok tersebut yang tentu dirinya sudah tahu, hanya muncul keraguan disana. "Apa dia Valgus? Tapi bagaimana mungkin sudah sebesar itu?" pikir Taiga dalam hati.

Sementara sosok tersebut yang notabene adalah Valgus sendiri mengetahui mereka mendekat hanya diam pasrah ditempat. Kakinya sudah kelelahan, rasa sakit dari luka dan rasa lelah menyelimuti tubuh membuatnya tidak bisa berdiri. Dirinya juga merasa bersalah untuk Fuma beberapa waktu lalu.

"Apa mau kalian?" Tanpa sadar Valgus melontarkan kalimat pertanyaan padahal dirinya ingin diam saja.

"Sebelum Teman kami Fuma bertanya kepadamu. Apakah aku bisa bertanya lebih dulu?" Seperti biasa Titas memang yang paling dewasa. Valgus mengangguk pelan sementara Fuma memberi kode untuk mendahuluinya. "Maaf jika salah, tapi apa kau Ultraman Valgus dari M78?"

Valgus menatap Titas dengan pandangan terkejut begitu pula dengan Taiga dan Fuma. Valgus mulai berpikir mencari alasan untuk tidak mengatakan yang sebenarnya tapi rupanya itu terlihat oleh Titas. "Jika kau beralasan, setelah ini jika aku tahu kalau aku benar maka jangan salahkan aku untuk menghukummu Ultraman muda."

"Apa kau mengancamku, kak Titas?"

Seketika suasana disekitar mereka hening mendengar lontaran kalimat tersebut. Titas tersenyum penuh kemenangan, Taiga dan Fuma terkejut terutama Taiga yang juga memiliki pemikiran yang sama, sementara Valgus merutuki dirinya sendiri karena tidak bisa menge-rem mulutnya sendiri.

"Mungkin dia Imitasi," ucap Taiga yang tidak percaya mengingat beberapa Seijin yang bisa meniru wujud Ultra.

"Kalau kak Taiga tidak percaya tidak apa-apa. Aku juga tidak mau repot-repot meyakinkanmu kalau aku Valgus, dan kak Titas tolong jangan satukan 'Ultraman' pada namaku." Titas terkejut dengan pernyataan yang dibuat Valgus. Dirinya tidak tahu kenapa Valgus tidak mau menerimanya, padahal itu adalah suatu kebanggaan jika disematkan dengan namanya sendiri. "Kenapa tidak?"

"Sederhanya saja, dari tempat asal yang telah membuangku, aku bukanlah seorang Ultraman." Valgus menjawab dengan sarkas dan sedikit penekanan karena emosi yang hampir lepas. Titas mengetahui apa maksud dari sarkasme itu dan memberikan kode untuk Fuma.

"Oh iya! Valgus apa kau tadi menjadi dua?!" Akhirnya Fuma bisa bertanya setelah berdiam begitu lama. Valgus mengingat apa yang dimaksud Fuma 'menjadi dua' yang rupanya itu saat Taiga mengkousen dirinya.


Flashback.

Valgus berusaha bangkit walau terasa berat karena damage yang didapatkannya. Dirinya terkejut melihat Taiga melancarkan Kousennya, tanpa berpikir panjang Valgus secepat mungkin kebelakang asteroid dan menyilangkan tangan didepan dada membuat huruf X. Seketika itu branceletnya bersinar dan dirinya membelah menjadi dua yang hanya bisa dibedakan dengan warna. Dengan cepat dirinya yang berwarna merah memunculkan shield sementara yang biru bersembunyi untuk mengembalikan tenaga walau setengah.

Flashback End.


"Oh yang itu, iya aku menjadi dua karena 3 lawan 1 itu sangat tidak adil!" Kekesalan Valgus mulai muncul mengingat pertarungan sulit yang baru saja terjadi. Apakah itu adalah gaya bertarung Tri Squad, dengan keroyokan. Jika musuhnya sekelas rival Ultraman Noa. Dark Zagi. Valgus bisa sedikit mentolerirnya karena musuh sekuat itu tidak bisa dilawan sendirian.

Sekarang Tri Squad hanya terkekeh bersamaan, entah itu artinya menyesal atau yang lain Valgus tidak ingin memikirkan itu. Kakinya sudah bisa diajak bergerak namun rasa lelah dan sakit masih ada. Sepertinya dirinya tidak akan kemana-mana, namun dirinya ingin pergi sejauh-jauhnya dari ketiga ultra ini karena dirinya punya firasat buruk saat bersama mereka. Apa itu, tentunya Valgus tidak tahu, dia bukan peramal namun firasat kuatnya sebagian besar benar.

Tidak lama setelah itu Valgus tiba-tiba berdiri mengabaikan rasa sakit dari lukanya. Dengan cepat dirinya mengaktifkan Barier disekitarnya dan Tri Squad. Beberapa buah cincin merah dengan gerigi seperti gergaji bertabrakkan dengan shieldnya dan tentunya Valgus tahu siapa pemiliknya. Itu hanya tebakan namun itu saja sudah membuat darah Valgus mendidih.

"Terimakasih Val, tadi itu hampir saja." Valgus mengangguk melihat ke sekitar untuk mencari siapa pelaku penyerang walau sudah dia tebak. Entah bagaimana pandangannya jatuh kepada Taiga yang terdiam membeku lalu di ikuti Titas dan Fuma.

Dari arah mereka memandang disana ada enam ultra didepan dengan dua ultra dibelakang. Tentunya bagi Taiga dirinya sangat mengenal mereka semua, belum lagi ada satu diantara semuanya yang sangat dibanggakan dan disayangi Taiga. Bagi Fuma dan Titas ini akan menjadi pertempuran yang sulit karena tentunya mereka tahu seberapa besar kuat dan pengalaman mereka walau dikuasai kegelapan.

"Tidak mungkin, Ultra Kyodai yang turun tangan sekarang?" Fuma masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Saat berada didalam penjara dan mendengar kabar ada ultra yang selamat sebelum dikuasai kegelapan. Dirinya mungkin sudah mengatisipasi hal ini, tapi tidak menyangka akan secepat ini.

"Valgus, aku tidak tahu bagaimana tapi kau jangan termakan emosi untuk saat ini." Titas tahu bagaimana Valgus masih memiliki kemarahan, itu terbukti bagaimana dia mengatakan untuk tidak memanggilnya 'Ultraman'. Mungkin karena itu juga dia dan Taiga tidak terlalu berkomunikasi saat mereka masih senggang tadi.

Sementara Valgus sendiri tidak menanggapi perkataan Titas. Dirinya sama tercengangnya dengan mereka bertiga tapi bukan karena Ultra Kyodai tapi sesuatu dibelakang mereka didalam sebuah bayangan. Itu tidak terlihat karena berkamuflase dengan bayangan asteroid dibelakang mereka namun ada beberapa cahaya kemerahan disana. Bagi Valgus ini adalah mimpi buruk yang dihindarinya menjadi kenyataan.

.

.

.


Bersambung.





Hai semuanya.

Sebelum saya melanjutkan chapter depan ada yang penasaran sejarah singkat tentang Valgus tidak?

Jika ada setuju tidak kalau chapter depan nanti adalah kisah kilas balik?

Itu saja yang ingin ku tanyakan dan ....

.
.
.
.

Hei! ini bagianmu...

Valgus: bukannya kau bilang di chapter terakhir?

Sudahlah katakan saja, sudah lama tu kalimat hilang.

Valgus: iya iya ... Jangan lupa Vote dan Komentar juga pertanyaan author saya dijawab, Bye.

Dingin plus blak-blakkan amat.

ULTRAMAN VALGUS ( Legend Of Hikari No Kishi No Yuusha )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang