Pilihan

236 30 2
                                    

Di kegelapan seseorang mencoba beberapa kali membuka matanya. Namun karena lama tidak dibuka hal yang dilihatnya kabur dan hanya warna hijau zamrud terlihat.

"Kau sudah sadar?" Suara itu tertangkap di indra pendengarannya. Lalu suatu sosok perak dengan mata kuning terlihat. "Tenanglah, semua sudah baik-baik saja." Dan dengan itu matanya terpejam kembali.



Seminggu kemudian.



Sebuah pintu terbuka menampakkan seorang ultra merah biru yang hendak masuk ke sebuah ruangan. "Yo! Bagaimana kabarmu hari ini, V-chan?" Sapanya pada seorang Ultra yang terbaring dikasur. Ultra yang disapa tidak menoleh sedikit pun ke arah pemanggil dan hanya fokus pada langit-langit ruangan. "Tidak baik Zhi-nii."

"Ayolah kau jangan seperti itu." Valgus masih tidak semangat setelah mendengar perkataan Zero. Dirinya tidak bisa pergi dari sini karena semua luka yang diterimanya, dan yang terparah adalah di belakang lehernya dan bahu kirinya. Saat di menara Plasma Spark dirinya diserang dari belakang sesuatu dan itu mengenai lehernya. Sedangkan bahunya entah bagaimana saat dalam form itu baik-baik saja tapi sekarang malah lebih buruk.

"Yah aku tahu, sulit kembali kemari setelah diusir. Apa kau masih ingin pergi?" tanya Zero. Valgus memiringkan kepalanya membelakangi Zero, dia tidak ingin melakukan kontak mata untuk saat ini. "Rencananya memang begitu. Maaf kak, aku tahu kau ingin aku tetap disini tapi ...."

"Tidak apa, aku mengerti perasaanmu itu hanya saja ... aku-"

Perkataan Zero terpotong dan perhatian mereka berdua tersita oleh suara pintu terbuka bahkan Valgus bangkit untuk duduk. Rupanya itu adalah kehadiran seorang Ultra bertanduk dengan jubah merah besarnya. Ultra Father aka Ultraman Ken. "Ku harap aku tidak menganggu kalian berdua."

"Tidak sama se-"

"Sangat."

"Valgus!"

Zero langsung menatap Valgus tajam hendak menegurnya. Tapi si pemilik nama malah buang muka dan tidak acuh.

"Tidak apa-apa Zero. Aku tahu kemarahannya itu beralasan, tapi Valgus ada yang ingin ku bicarakan denganmu," ucap Ken. Zero merasa ini adalah hal yang penting dan memutuskan untuk pergi. "Kalau seperti itu aku akan kembali lagi nanti."

"Tidak. Zero, kau juga harus mendengar semuanya sebagai saudaranya." Zero yang akan segera keluar seketika berhenti. Dia terkejut Ken mengetahui soal 'saudara' begitu juga dengan Valgus yang sedang menatapnya tajam. "Apa kau akan menggunakan kak Zero sebagai ancaman?" tanya Valgus, dia siap mematahkan bahu kirinya sekarang jika diperlukan.

"Bukan itu. Sebenarnya kau masih seorang ultra dibawah umur yang tidak memiliki wali. Jadi karena Zero yang kau anggap saudaramu maka dia harus menjadi walimu untuk sementara." Mendengar itu membuat keduanya lega karena sempat tegang. Zero bahkan membayangkan hukuman apa yang akan menimpanya nanti jika saja terjadi. Namun Valgus merasa hal yang aneh, kenapa dirinya perlu wali.

"Sebelum kita ke pembicaraan itu, Valgus." Panggilan Ken berhasil membuat Valgus tersadar dari lamunannya. "Bisa kau ceritakan semua tentang pertarungan yang baru saja selesai?"

Valgus sempat terdiam dan berpikir haruskah dia katakan atau tidak tapi saat melihat Zero yang menatapnya dengan yakin akhirnya dia menceritakan segalanya dari 'bagaimana dia tahu sampai akhir'. Ken mendengarkan dengan seksama, sedangkan Zero tidak terlalu mendengarkan karena dia sudah tahu duluan.

"Rupanya seperti itu. Hah ... Jadi saat ini kau adalah Hikari no Kishi no Yuusha." Valgus mengangguk sebagai jawaban. "Valgus, untuk keamananmu kau harus tinggal ditanah cahaya."

"Tunggu, Apa maksudmu Ultra Father?! Aku harus tinggal di Land of Light?!" ucap Valgus yang terkejut sekaligus tidak terima karena beberapa hal. Ken berjalan ke arah jendela untuk melihat pemandangan diluar sana. "Aku tahu perasaanmu tapi ada beberapa alasannya, dan aku yakin kalian berdua mengetahuinya." Valgus dan Zero makin tidak mengerti dengan apa yang dimaksudkan. Itu memaksa Ken harus menjelaskan semuanya.

"Yang pertama, Hikari no Kishi no Yuusha adalah legenda kuno yang sedikit diketahui tapi walau begitu kekuatannya tidak bisa diremehkan, Jika kekuatan itu diketahui dan berhasil terambil ke tangan yang salah maka akan berbahaya."

Zero sedikit merinding mengingat pertarungan itu, terlambat sedetik pasti dia sudsh ke alam lain dan Valgus memang merasakan sebesar apa kekuatan itu. Tapi tetap saja, bagi Valgus tetap berada di Land of Light adalah hal yang berat. Dia sudah memutuskan agar segera pergi dan tidak kembali lagi tapi malah disuruh tinggal, sungguh dirinya akan tertawa jika bisa.

"Ultra Father," panggilan kecil itu berhasil menyita perhatian Zero dan Ken. "Meski itu adalah alasanmu agar aku tetap tinggal. Tapi para Ultralah yang menginginkan aku pergi. Bagiku alasan yang kau berikan tidak lebih karena aku Hikari no Kishi no Yuusha sekarang. Jika bukan karena itu, apa kau akan tetap menyuruhku untuk tinggal?"

"Aku akan tetap menyuruhmu tinggal. Karena sedari awal kau tidak bersalah sama sekali, dan juga walau kau bukan Hikari no Kishi no Yuusha tapi kau tetap bertarung dan berhasil mengembalikan Plasma Spark padahal kau sudah difitnah. Aku tidak bisa, membiarkanmu tetap diperlakukan seperti itu."



Skip (maaf ide hilang disini)



Setelah perbincangan dengan Ken, Valgus memikirkan perkataannya sambil meng-healing dirinya. Dirinya diberi waktu untuk memutuskan agar tinggal atau tidak tapi yang membuatnya terkejut adalah tanggapan Zero. Dia mengira Zero akan memaksanya tinggal tapi sebaliknya dia malah mengatakan "Pilih sesuai keinginan dan kata hatimu".

"Argh!" Kesal, Valgus meninju dinding sampai retak dengan tangan kirinya karena bahunya sudah membaik. "Ada apa denganku. Kenapa memilihnya sesulit ini!" Pusing dengan pikirannya sendiri Valgus segera berbaring dikasur setelah memperbaiki dindingnya dengan kekuatannya. Saat berbaring dia menyadari bahwa lehernya masih belum membaik dibandingkan bahunya jadi dia memperbaiki posisinya.



"Selamat atas kebangunanmu."

Suara itu tiba-tiba muncul membuat Valgus terkejut dan segera bangun. Tapi saat bangun dia tidak berada dikamar rawat melainkan suatu tempat yang sangat asing. Valgus segera berdiri dan melihat ke seliling.

"Hikari no Kishi no Yuusha, Ultraman Valgus."

Valgus menengok ke belakang untuk melihat siapa pemilik suara itu. Namun yang dilihatnya adalah sesosok Ultra raksasa berwarna perak dengan sayapnya yang terlihat seperti malaikat. Siapa yang tidak kaget dengan pemandangan ini.

"Nexus-Niichan?! Kau Ultraman Noa selama ini?!"

Ok, MC kita harus dihapus dari list itu.

ULTRAMAN VALGUS ( Legend Of Hikari No Kishi No Yuusha )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang