Para Ultra Brother masih mengotak-atik sistem dari Space Warship, mencari informasi sekecil apapun itu. Tapi itu harus ditahan saat suara langkah kaki bergema. Mereka semua langsung siap dalam mode tempur kecuali Ultraman yang sibuk dengan monitor dan Zoffy yang masih merasakan ditangannya.
Langkah itu semakin lama semakin mendekat hingga menampilkan sosoknya berupa ultra dengan warna perak, merah, dan biru dengan armor berwarna emas dan jambul (?). "Wo-wow ... apapun yang akan kalian lakukan tolong tahan sebentar."
"Tenanglah kalian, itu cuma Dyna," ucap Zoffy. Ultra Brother merasa lega itu bukanlah musuh yang harus mereka hadapi tapi tetap mereka harus waspada. "Aku kira aku akan diserang. Kenapa kalian tetap disini?"
"Memulihkan tenaga sekaligus mencari informasi," ucap Astra. Dyna mengangguk mengerti maksud Astra tapi dia tahu lebih baik membawa mereka keluar secepatnya. "Tapi kalian sebaiknya keluar dari sini. Saat aku ke sini ada pertarungan di luar takutnya musuh akan mengincar kapal ini karena ada kalian didalamnya."
"Apa jangan-jangan itu Valgus atau Seven yang tadi langsung pergi keluar untuk menghadapi Ultra Dark Killer?" pikir Jack. Tapi Zoffy melihat ke arah Ultraman yang mengangguk sebagai tanda bahwa dia setuju. "Baiklah kita pergi dari sini secepat-"
Zoffy menghentikan kalimatnya begitu pula dengan lainnya yang terdiam saat merasakan energi yang sangat kuat entah darimana asalnya. "Energi apa ini?" tanya Ace sedikit gemetar karena energi itu. "Apapun itu keluar lebih baik kita keluar dari sini secepatnya," ucap Leo yang disetujui semuanya. Dengan dipandu Dyna mereka berlari menuju pintu keluar atau mencari celah yang bisa digunakan untuk keluar.
"Apa itu?!" tanya Mebius dengan panik. Hikari yang saat itu telah mengalahkan satu prajurit langsung menoleh ke aratmh yang dimaksud Mebius begitu juga dengan Ribut. Ketiga Ultra itu terkejut dengan apa yang mereka saksikan. Sebuah sinar laser besar yang berbahaya bahkan bebatuan angkasa yang berada dijalur sinar itu menghilang tak tersisa.
"Tadi energi yang kuat dan sekarang ini?!" Ribut menghindar dan menyerang salah satu prajurit yang mencoba melawannya. "Sebenarnya sekuat apa musuh kita?"
"Entahlah Ribut, kita juga tidak tahu!" Hikari menebas beberapa prajurit dengan agresif karena berani menyerangnya dari belakang.
"Apapun itu aku masih berharap dengan Valgus," ucap Mebius yang setelah itu langsung mengurus beberapa prajurit.
"Hikari no Kishi no Yuusha ya," batin Hikari.
"Argh!"
"Ayah!" Zero menyerang Beltza dengan sinar laser tapi hal itu bisa dihindari dengan mudah. Namun itu memberi peluang untuk Zero melihat keadaan Seven. "Ayah kau baik-baik saja?"
Zero terkejut saat melihat luka dipinggang yang berusaha ditutupi Seven. Banyak cahaya yang keluar dari luka itu yang membuat Seven sulit menahan rasa sakitnya. "Jangan khawatirkan aku," ucap Seven lalu menatap putranya. "Kau fokus saja dengan pertarunganmu." Zero mulanya tidak tega meninggalkan Seven tapi dia memutuskan melanjutkan pertarungannya daripada memberi Beltza waktu istirahat.
"Ultra terakhir yang sulit dijinakkan memang tidak bisa diremehkan," ucap Beltza sebelum menghindari dua slugger yang terbang ke arahnya. "Kau tidak bisa mengambil waktu untuk istirahat ya?"
"Kau tidak perlu mengkhawatirkanku Beltza." Kedua slugger itu kembali ke pemiliknya dan bersatu menjadi pedang sabit yang besar. "Karena aku akan mengakhiri ini."
"Benarkah?" Beltza mengulurkan tangannya kedepan. Muncul sebuah sesuatu berwarna hitam yang diraih Beltza yang lalu ditarik ke atas dan menampakkan wujud benda itu. Pedang. "Mari kita lihat. Sejauh apa kau bertahan."
Keduanya maju selangkah dan kemudian melesat yang menimbulkan kedua Sword itu bertabrakan. Zero maupun Beltza pun beradu pedang dengan sengit hingga pedang milik Zero terlempar dan membuat celah. Beltza ingin menggunakan kesempatan itu tapi dia tidak tahu bahwa pedang milik Zero berubah menjadi slugger dan salah satunya berhasil memblokir serangan Beltza. Zero segera meraih slunggernya yang satu lagi dan akhirnya dapat melukai Beltza yang membuatnya mundur karena terkejut telah menerima luka.
"Sluggermu memang paling menyusahkan."
"Terima kasih.""Tapi, kau lengah sekali," ucap Beltza membuat Zero bingung. Tapi sesuatu melesat dan melukai punggung Zero. Saat dilihat itu adalah pedang milik Beltza namun, pedang itu melayang bahkan seperti memiliki pikirannya sendiri. "Jadi Zero, bagaimana kau akan menghindari yang ini?"
Zero masih belum memproses apa yang dikatakan Beltza tapi dia terpaksa harus menghindari serangan pedang Beltza yang sangat cepat. Tapi sekeras apapun Zero berusaha pada akhirnya dia terkena serangan walau kecil tapi itu mengenai hampir sekujur tubuhnya bahkan Colour Timernya berkedip. Hal ini membuat Beltza senang tidak main, keinginan yang ingin lebih menyiksa musuhnya muncul tapi dia masih tahu batasan kapan dia harus melakukannya jadi dia memanggil kembali pedangnya.
"Sialan!" umpat Zero yang kini terjatuh dengan posisi terbaring, dia ingin bergerak tapi tidak bisa dengan luka sebanyak itu. "Sepertinya ini saatnya." Zero mengangkat kepalanya dan terkejut saat Beltza mengumpulkan energinya, Seven yang keadaannya sudah bisa bergerak pun ikut terkejut. Keduanya sudah tahu apa yang akan dilakukan oleh Beltza, walau sekali mereka tahu dia akan mengeluarkan serangan yang sangat kuat itu sekali lagi.
"Membiarkan kalian dalam waktu lama adalah kesalahan, tapi tenang saja aku akan menyingkirkan kalian berdua dahulu dengan rumah kalian," ucap Beltza. Zero dan Seven tertegun dan langsung melihat kebelakang mereka yang rupanya tepat dibelakang mereka adalah Land of Light (jika mengabaikan seberapa jauh jarak mereka sekarang dan Beltza mengeluarkan lebih banyak energi dari sebelumnya). Beltza sudah siap meluncurkan serangannya tapi sesuatu terlintas dikepalanya. "Sepertinya aku melupakan sesuatu. Ah, apapun itu akan ku singkirkan."
"Sayonara, Ultraman."
KAMU SEDANG MEMBACA
ULTRAMAN VALGUS ( Legend Of Hikari No Kishi No Yuusha )
FanfictionSeorang ultraman muda yang diasingkan karena masalah yang sebenarnya dia sendiri tidak pernah melakukannya. Jadi karena itu dia tidak mau disebut sebagai ultraman karena menurutnya. Ultraman adalah prajurit yang disegani musuh-musuhnya dan disukai...