Beltza

205 29 8
                                    

Ultra Dark Killer tiba-tiba tertawa keras membuat Zero dan Seven waspada, tetapi Valgus merasakan hal lain. Perasaan yang buruk.

"Menyerah? Tidak akan. Sepertinya aku tidak memperlukan tubuh ini lagi."

"Oh tidak. Kalian cepat per-" belum selesai Valgus berbicara. Ultra Dark Killer sudah diliputi suatu aura dan itu menyebar ke segala arah. Valgus segera membuat pelindung untuk melindungi mereka tapi tekanan dari Ultra Dark Killer terlalu kuat membuatnya terdorong sebelum dibantu Zero dan Seven.

"Kau ini benar-benar ya-"
"Ini bukan waktunya tahu."

Zero sedikit tertawa menanggapi itu. Entah apa yang lucu tapi tentunya Valgus tidak tahu apa itu. Sesaat setelah ledakan aura itu berhenti Valgus menghilangkan pelindungnya. Terlihat didepan mereka suatu sosok, itu bukan Ultra Dark Killer tapi sosok lain dengan warna hitam abu-abu dengan sedikit corak ungu dan merah. Dilengannya terdapat sebuah pelindung dan sebuah armor di dadanya.

"Sudah lama sekali aku tidak berada dalam tubuh asliku."

"Itu ... bukan Ultra Dark Killer," ucap Zero terkejut dengan sosok tersebut.

"Sepertinya itu adalah wujudnya yang sebenarnya. Apa aku benar?" ucap Seven dengan mengeraskan suaranya sembari melihat sosok itu.

"Kau benar. Mmmm ... Siapa namamu ya," ucap sosok itu yang terlihat berpikir, dan tiba-tiba saja dia sudah berada dibelakang Seven. "Oh iya Ultra Seven." Dengan itu sosok tersebut langsung menyerang Seven membuat Seven terhempas menjauh.

Zero yang melihat itu langsung maju dan melancarkan serangan bertubi-tubi ke arah sosok tersebut tapi itu berhasil itu dihindari bahkan dibalikkan.

"Apa hanya itu yang kau punya Zero?" ucapnya dengan remeh. Zero berdecih tapi setelah itu dia yang tersenyum meremehkan. "Jangan lupa, aku ada disini." Tanpa disadari Valgus menyerang sosok itu dan hampir saja mengenainya jika sosok itu tidak menghindar.

"Lagi-lagi aku dikeroyok," ucapnya. Tapi kenyataan membuatnya menelan ludah karena meremehkan keduanya. Valgus dan Zero bisa melakukan serangan bersamaan dengan koordinasi yang baik. Hal itu membuatnya beralih taktik dan berhasil mematahkan serangan keduanya. Hasilnya Zero terseret menjauh. Sedangkan Valgus harus mengatasi sosok itu sendirian walau sulit.

"Kalau bukan aku pasti kalian sudah menang bukan."
"Tutup saja mulutmu itu!"
"Kasar sekali, padahal aku tertarik dengan yang ada didalam dirimu."

Valgus terkejut dengan maksud sosok itu dan itu membuatnya lengah hingga terkena serangan berupa bola energi. Zero yang baru bisa bergerak melihat semua kejadian itu dengan marah, begitu juga dengan Seven yang belum bisa bergerak karena lukanya makin terasa.

"Siapa dia sebenarnya?" tanya Zero. Sosok itu menengok ke Zero dan menatapnya intens. "Ingin tahu? Baiklah akan ku beritahukan. Namaku adalah Beltza, dalang dari semuanya. Tapi ...." Sosok bernama Beltza itu menatap Valgus dengan bosan lalu berkata. "Sayangnya ini akhir bagi kalian pengguna Slugger."

Beltza memfokuskan kekuatannya di kedua tangan dan membuat sebuah bola energi. Seven, Zero, dan Valgus merasakan bahaya akan datang dan benar saja. Saat Beltza melancarkan serangannya berupa sinar laser penghancur. Valgus segera memasang pelindung tapi itu tidak cukup dan berakhir hancur. Beruntungnya mereka bertiga berhasil menghindar tapi Valgus sedikit terkena serangan itu membuat color timernya berkedip dan dampak dari serangan itu meninggalkan bekas yang besar pada asteroid.

Beltza melihat tangan kanannya, mengepal dan membuka beberapa kali. "Itu belum sepenuhnya tapi sangat kuat!"

"Val! Apa kau baik-baik saja?!" tanya Zero cemas. Valgus tidak menjawab dan hanya terbaring di asteroid dengan memegang bahu kirinya yang terluka. Bagian itulah yang terkena serangan saat pelindungnya retak dan sinar itu menembusnya.

"Apa tidak ada cara untuk menghentikannya?" tanya Seven yang masih terpaku dengan bekas serangan. Valgus mengetahui apa itu, tapi sekali lagi itu disangkalnya. Sedangkan Zero langsung menatap Valgus sambil berkata, "Bagaimana dengan Hikari no Kishi no Yuusha?"
Valgus memandang Zero dengan tidak percaya. Hal yang baru saja terpikirkan olehnya dikatakan dengan mudah oleh Ultra ini. "Apa itu?" tanya Seven.

"Entahlah tapi Valgus mengetahuinya." Jawaban Zero mendapatkan tatapan tajam dari Valgus. Seven menatap keadaan Valgus, saat ini memintanya untuk bergerak bukanlah hal yang bagus.

"Kalian ...." Ketiga Ultra itu memandang Beltza yang saat ini terlihat sangat marah dengan aura pekat disekitarnya membuat kesan mengerikan. "Bagaimana bisa mengetahui legenda itu?"

"Rahasia," jawab Zero. Beltza yang sudah terlanjur kesal melesat kearah mereka.
"Kalian pergilah, aku akan menanganinya!"

"Tung- ZERO!" Belum sempat Seven menghentikannya. Zero langsung pergi dari hadapan mereka dan menghadang Beltza sendirian. "Anak itu ...! Lupakan, Valgus kau cepatlah pergi dari sini!"

"Aku? ... Maaf saja tidak akan." Valgus berusaha bangkit tapi itu dihentikan Seven. "Jangan bodoh! Kita tahu disini yang sulit bertarung hanya kau." Pernyataan itu cukup membuat Valgus diam. Dirinya sudah mencapai batas dan sulit memaksa tubuhnya bergerak apalagi bertarung.

"Tenang saja dan serahkan pada kami." Dan dengan itu Seven pergi membantu Zero. Valgus hanya bisa berdiam ditempatnya dengan frustasi. "Arb, apa itu memang aku? Lalu kenapa aku tidak mengetahuinya?"

"Apa sekarang kau mau percaya?"

Valgus menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Arb walau ada keraguan dijawaban tanpa suara itu. Tapi dia menepis pikiran tentang itu dan mulai berpikir Plasma Spark, Land Of Light, dan lainnya.

"Baiklah, tapi jika kau masih ingin menyelamatkan semuanya. Masuklah ke Underworldmu."

Valgus terkejut serta bingung apa maksudnya. Namun Arb tidak menjawab balik saat ditanya. Pada akhirnya rasa penasarannya muncul bahkan firasatnya menginginkannya melakukan yang dikatakan Arb.

"Hah ... Sepertinya aku akan mencobanya." Valgus memandang Bracelet kirinya sebelum akhirnya kesadarannya menghilang.



Disisi lain Zero dan Beltza bertarung dengan sangat sengit. Tidak ada yang mau mengalah ataupun dikalahkan. Sampai suatu waktu Zero mendapatkan pukulan di wajahnya sehingga membuka celah. Beltza ingin memanfaatkan itu tapi sebuah sinar laser hijau bergerak cepat seakan ingin menebas dirinya membuat Beltza mau tidak mau menghindari itu.

Zero mengenali siapa pemilik serangan itu tapi dia tetap terkejut saat melihat pemiliknya, "Ayah?! Bukankah ...."

"Kau terlalu cepat 20.000 tahun untuk mengkhawatirkan ayahmu." Zero seketika menatap ayahnya datar mendengar kalimatnya. "Yah, itu kalimatku."

"Kalian ayah dan anak sama-sama menjengkelkan. Sepertinya aku harus serius," ucap Beltza. Seven maupun Zero terkejut setengah mati, pasalnya Zero sudah mati-matian menghadapi Beltza tapi Beltza sendiri belum serius. Melihat adanya ketakutan diantara kedua ayah dan anak itu membuat Beltza senang.











Valgus: "Bentar! Kenapa kau kasih dia nama yang keren?!"

Beltza: "Iri?"

Valgus: "Sabar ... Nanti lampiaskan saja."

Hehehe ... Sorry Val. Dan untuk para reader kemungkinan aku updatenya 2 minggu lagi karena down.
Padahal dikit lagi ...

ULTRAMAN VALGUS ( Legend Of Hikari No Kishi No Yuusha )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang