Hampir Saja (2)

205 31 121
                                    

Valgus menemukan dirinya di tempat gelap walau sekali dua kali dia masih ingat tempat ini. Bagaimana dia lupa dengan pertunjukkan yang menampilkan bayangan kuning humanoid yang membantai bayangan abu yang banyak itu. Ya, dirinya lebih memilih melihat hal semacam ini daripada mimpi buruk yang memaksanya bangun berkali-kali.

Sedari tadi yang dia perhatikan adalah bagaimana bayangan kuning menunjukkan kemampuannya, tapi ini berbeda dari yang terakhir kali. Dia akan terbangun saat bayangan kuning mengeluarkan sinar, dan kali ini bayangan itu melakukannya dengan sinar yang tidak menyilaukan mata dan bayangan kuning itu turun. Berpijak pada apa yang diyakini sebagai tanah, bayangan itu berdiri tepat didepan Valgus.

Valgus ingin mendekati bayangan itu tapi saat bayangan itu melirik sekali lagi Valgus terbangun dari mimpi itu. Dirinya akan kesal jika sesuatu yang dihadapannya tidak mengejutkannya untuk kedua kalinya. Rupanya Seven dan Taro ada didepannya, 'serius?!' adalah kata pertama yang terpikirkan olehnya.

"Semuanya dia bangun!" Taro sedikit berteriak membuat yang lain melihat ke arahnya. Valgus berusaha bangun tapi rasa sakit ditubuhnya terasa kembali membuatnya hampir jatuh tapi ada tangan yang mencegahnya bangun. "Jangan bangun dulu, kau belum pulih betul Zero," ucap Taro.

Seketika Taro di lirik tajam membuat Ultra no.6 bingung, walau sudah lama sekali ada yang salah paham kalau dirinya Zero karena hampir mirip tetap saja itu membuatnya kesal.

"Sudah ku bilang, walau warnanya sama lihat coraknya punya Zero tidak seperti miliknya," ucap Jack. Taro hanya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Sedangkan Valgus hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Lalu kalau dia bukan Zero lalu siapa? Wajahnya terlalu mirip," tanya Taro.

"Siapa aku bisa nanti, bukankah kalian memiliki urusan dengan Ultra Dark Killer. Jika terlambat nanti alam semesta akan dalam bahaya," ucap Valgus membuat ketujuh Ultra itu sadar akan ancaman yang masih ada.

"Dia benar! Kita perlu menghentikan dia," ucap Leo. Zoffy sedikit berpikir dengan memaksakan otaknya mengingat memori tentang kapal ini, setidaknya ada yang berguna saat dia menjadi Darkness.

"Kita tidak bisa langsung main serang begitu saja. Kita perlu rencana atau kita akan menjadi Darkness lagi." Perkataan Ace dapat membuat mereka diam sejenak untuk berpikir. Valgus yang melihat itu memiliki perasaan yang sama, bingung. Dirinya sudah sedikit menjauh dari mereka dan duduk bersandar ditembok terdekat sambil mendengar penjelasan Arb. Dia mengingat semuanya tapi tetap saja rasa berkecamuk dalam hati itu ada, benci dan takut berubah menjadi dendam. Hampir saja dendam itu keluar dan jika mengendalikan Valgus sepenuhnya hal yang tidak diinginkan akan terjadi.

"Tunggu sebentar," ucap Jack yang mendapat perhatian tapi sang Ultra pengguna tombak itu memilih melihat ke Valgus. "Bukankah dia bukan Ultra Dark Killer?"

Pertanyaan itu sedikit mengejutkan Valgus, dia lupa ada kemungkinan para Ultra masih mengingat apa yang terjadi. Mau tidak mau dia harus jujur setidaknya apapun tindakan mereka semoga itu bagus. "Sebenarnya aura yang dipancarkannya berbeda. Walau aku tidak pernah bertemu tapi aku memiliki firasat kalau dia bukan asli. Beruntung sekali bukan karena itu benar," ucap Valgus dengan sedikit berbohong walau kebanyakan benar. Ultra Brother itu mengangguk percaya akan pernyataan itu.

"Baiklah, sekarang kita tahu musuh kita berbeda tapi dia menggunakan wujud dan nama Ultra Dark Killer," ucap Seven. Zoffy akhirnya selesai dengan acar berpikirnya dan berdiri. "Kita harus mengakhiri ini secepatnya, walau kita tidak tahu bagaimana dengan Plasma Spark tapi untuk sekarang ancaman untuk alam semesta ini harus dihilangkan dulu."

Mendengar kata Plasma Spark membuat Valgus terdiam dan memegang brancelet kirinya. Haruskah dia katakan pada mereka, matahari buatan planet mereka ada padanya. Tapi ada yang aneh dengan pancaran energinya.

"Berita buruk, energi Plasma Spark melemah."

Deg!

Hal yang tidak inginkan bahkan tidak diduga terjadi. Valgus memegang kepalanya berusaha sebisa mungkin untuk tidak menjerit. Apa yang salah? Dia tidak pernah mengeluarkan Plasma Spark dari branceletnya selain setelah perbincangannya dengan Hikari.

"Aku tidak tahu kenapa bisa begini."

Valgus berpikir keras apa yang harus dilakukannya. Tidak mungkinkan menggunakan kekuatan Plasma tanpa sengaja membuatnya benda itu begini, atau bisa saja.

"Kau baik-baik saja?" Sebuah tangan memegang bahu Valgus. Saat dirinya menengok rupanya itu dari Zoffy, sedangkan yang lain sudah tidak ada diruangan itu. "Oh yang lain ku suruh pergi terlebih dahulu," ucap Zoffy seakan mengerti pikiran Valgus.

"Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir." Valgus memalingkan wajahnya sambil melepaskan tangan Zoffy dari bahunya. Jujur saja dia tidak ingin dekat dengan Komandan IGDF ini. "Ada hal yang ingin ku pastikan darimu," ucap Zoffy.

"Kau Ultraman Valgus bukan?" Pertanyaan itu membuat Valgus tidak terlalu terkejut. Mungkin karena banyak yang menebak begitu padahal dirinya agak sedikit berbeda dari luarnya

"Kau separuh salah, Komandan." Valgus melirik ke arah Zoffy jelas dari raut mukanya terlihat kesal. "Aku bukan Ultraman." Jawaban tegas dari Valgus mengejutkan Zoffy.

Zoffy menghela nafas, niatnya ingin bertanya tentang situasi tapi malah menjadi seperti ini. Dia tidak akan menyalahkan Valgus untuk sekarang karena akan memakan banyak waktu. "Kau bukan seorang Ultra, tapi apakah tindakanmu tidak menunjukkan kau adalah Ultraman. Kau tahu kau tidak akan bisa menyangkal fakta."

"Bukan aku yang menyangkalnya, tapi kalian. Menurutmu apa yang dikatakan para Ultra di Tanah Cahaya padaku."

"Dan apakah kau akan mengatakan hal yang sama untuk Zero?" tanya Zoffy sambil yang membuat Valgus terdiam. Valgus tidak menyangka Zoffy akan membawa Zero ke dalam percakapan ini, begitu pula dengan Zoffy. "Aku tahu hubunganmu dengan Zero tapi ku pikir setelah melihat dirimu yang sekarang. Apa yang dilakukannya tidak perlu dipermasalahkan, kecuali ...."

Valgus menatap Zoffy, kini semua perhatiannya tertuju pada Ultra pemakai star mark itu. "Kalau kau tidak mau membantu kami, Zero akan dapat masalah." Dan seketika Valgus sedikit merengut walau itu tidak nampak. "Begitukah caramu mengancamku, yang rela melewati berbagai Universe Paralel milik Para Ultra New Generation Heroes dan lainnya sambil mengembalikan beberapa Ultra yang ku temui secara tidak sengaja dengan minim istirahat karena aku buru-buru mau masalah ini selesai?!"

"Kau melakukan itu?"

"Menurutmu kenapa aku kewalahan mengembalikan kalian Ultra Brother?!"

Seketika suasana menjadi hening tapi tidak untuk seseorang yang merupakan sesuatu yang tiba-tiba keluar dari brancelet Valgus sambil tertawa.

"Kurasa kau membohongi dirimu Val."

"Apa maksudmu Arb?"

"Kau bilang benci dan takut pada para Ultra, tapi sepertinya itu kalah dengan rasa sayangmu."

Valgus hanya bisa memalingkan mukanya lagi karena merasa ada yang panas di pipinya. Zoffy hanya bisa memperhatikan keduanya dalam diam.

"Jadi, apakah kau mau membantu kami lagi Valgus?"

ULTRAMAN VALGUS ( Legend Of Hikari No Kishi No Yuusha )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang