Bertemunya Dua Saudara

463 51 18
                                    

Zero dalam Form Shinning berhasil mengeluarkan energi kegelapan dalam tubuhnya, walau harus dia akui itu sangat sulit sampai ada sedikit bantuan misterius. Merubah Formnya kembali ke Base Form dirinya teringat tadi dia bertarung dengan seseorang, Zero mengedarkan pandangan ke sekitarnya mendapati ada orang terbaring disana yang diduga sebagai lawannya.

Zero menghampiri seseorang itu dengan terburu-buru. Suara yang sama terus berulang terdengar bagaikan detak jantung. Tanpa membuang waktu Zero membagikan energinya ke orang tersebut walau dirinya masih lemah karena efek Form Shinning, tapi setidaknya untuk menghentikan batasan waktu yang bisa saja kapan berhenti. Colour timer merah berkedip tersebut berubah menjadi biru menandakan semuanya aman untuk nyawanya, tapi kesadarannya tidak timbul.

Zero menatap wajah orang tersebut yang tidak lain adalah Valgus yang tidak sadarkan diri. Zero terkejut dirinya dan dia hampir mirip, Zero berpikir apa ini varian baru tiruannya dari Seijin tidak berakhlak atau dopplegengernya tapi itu tidak mungkin iya kan? Atau ...

"Apakah kau Ultraman Zero?"

Zero berhenti menebak dan menatap sebuah kristal biru kecil melayang diatas Valgus. Zero bingung ada apa sebenarnya dan memilih menjawab semoga mendapat informasi. "Iya, siapa kau?"

"Namaku Arb."

"Arb?! Apa kau benar-benar-."

"Ya, aku tahu ada banyak pertanyaan dan untuk mengsingkat waktu aku akan menjelaskan sambil berjalan. Lagi pula apakah kau tidak ingin menolong Ultra ini?"

"Memangnya siapa dia?" Zero penasaran identitas orang ini apalagi Arb memanggilnya Ultra, setidaknya mereka satu ras. Walau entah kenapa dirinya merasa familiar dengannya

"Yang kau sudah anggap adikmu, Ultraman Valgus."

Zero tersentak mendengar nama itu. Ini pasti candaan, dirinya tidak suka ada yang menggunakan nama itu untuk berbagai alasan. "Kau pasti bercanda."

"Sayangnya aku berkata jujur."


"Capeknya mengurus Ultra Darkness itu," ucap Dyna melemaskan ototnya setelah melakukan beberapa pertarungan tidak terencana.

"Ya gimana ya, banyak sekali yang menjadi Darkness. Semoga kita melakukan ini Ultra yang menjadi Darkness tinggal sedikit," ucap Gaia. Dirinya sama dengan Dyna bahkan dia ingin pulang ke Universenya setelah ini.

"Jika aku pikir. Kebanyakan Ultra ras tanah cahaya membeku, U-40 hanya beberapa dan itu sudah bebas semua, O-50 kita tidak tahu siapa lagi Ultra selain Orb, Rosso, Blu, Grigio, dan Fuma. Acient Giants hanya Tiga ...." Agul mengingat-ingat siapa dari ras apa, dari universe mana yang ada dan siapa yang sudah bebas.

"Dan Ultraman bernama Valgus itu kemungkinan sudah mengurus semua New generation Heroes di universe dan Ultra lainnya saat dia berpindah Universe," tambah Gaia.

"Artinya sudah berkurang Ultra Darkness tinggal ...." Dyna menggantungkan kalimatnya dengan menelan ludahnya sedihnya.

"Ultra yang tersisa entah dimana dan Ultra Kyodai minus Mebius," ucap Agul santai.


Hatchi!

"Kau sakit ya?" tanya Hikari tidak lepas dari pandangan mengemudinya.

"Tidak, mungkin seseorang menyebutkan namaku." Serizawa bingung siapa yang akan menyebutkan nama Mirai atau nama Ultranya. Menyingkirkan pemikiran itu Serizawa kembali fokus ke depan. Mereka akan sampai ke tujuan yaitu markas Resque Galaxy Force.

"Semoga Ribut dan Sora masih aman," ucap Mirai. Serizawa juga merasakan hal yang sama dengan Mirai. Dia khawatir dengan Sora juga Ribut jika Ultra Dark Killer akan menjadikan mereka Darkness juga. "Ya, Semoga."


Di tempat lain seseorang membuka matanya menatap dedaunan pohon rindang dengan cahaya yang berusaha menyelinap keluar. Tunggu, pohon? Bukannya dirinya di angkasa?

"Akhirnya kau sadar juga."

Sebuah suara masuk melalui pendengarannya. Dengan tergesa-gesa dirinya ingin mengangkat tubuhnya untuk duduk tapi rasa sakit diseluruh tubuh menyapa bahkan lebih sakit dari yang terakhir kali.

"Jangan banyak bergerak." Seseorang menahannya untuk bangkit dan membantunya bersandar dibatang pohon. Matanya menatap kedepan namun itu terbuka sangat lebar karena terkejut. Didepannya ada seorang laki-laki sedang mengobati lukanya.

Dirinya mengenal siapa laki-laki ini, Shin Moroboshi Human Form Ultraman Zero. Perasaan campur aduk muncul saat menatap Shin. Dia benar-benar ingin bertemu tapi apa dia harus mengatakan jati dirinya.

Shin yang mengetahui ada konflik didalam pikiran adiknya ini tersenyum sambil menggeleng kepalanya. "Arb sudah memberi tahuku semuanya Sakura."

Sakura terkejut dirinya tidak menduga Arb akan berbicara kepada Shin. Shin mengira Sakura akan senang bertemu dengannya tapi nyatanya Sakura terdiam bahkan menunduk seperti bersalah. "Ada apa?"

Sakura menggelengkan kepalanya. Dirinya ingin berbicara namun kata-katanya tertahan bahkan bibirnya menutup rapat seperti ada lem yang disana. "Kalau ini soal Plasma Spark, aku tidak marah padamu karena melanggar laranganku. Kau hanya dijebak."

Sakura tersedak menatap Shin yang masih tersenyum. "Ta-tapi aku-"

Shin meletakkan telunjuknya beberapa centi dari bibir Sakura itu efektif membuat Sakura diam. "Itu bukan salahmu karena kau sendiri yang bilang tidak pernah tertarik menjadi kuat, tapi kau ingin melindungi walau kau lemah." Shin memindahkan tangannya untuk mengelus kepala Sakura. "Walau kau terlihat sudah besar tapi kau masih sama saja sifatnya-"

Tanpa diduga Sakura memeluk Shin erat seperti tidak ingin laki-laki itu pergi. Shin merasakan ada yang basah dibahunya tanpa di pertanyakan itu sudah tertebak, pasti Sakura menangis dengan menahan suaranya.

Shin membalas pelukan itu sembari menenangkan Sakura. "Hei jangan cengeng kau sudah besarkan," canda Shin. Sakura tidak memedulikan itu bahkan dia sedikit mengeratkan pelukannya.

Shin tidak tahu apa yang terjadi pada saudaranya selama sepuluh tahun ini dan ini bukan waktu yang tepat menanyakannya. Ini semua harus berakhir dan dia akan membawa saudaranya pulang seperti rencananya selama ini. Semoga.

ULTRAMAN VALGUS ( Legend Of Hikari No Kishi No Yuusha )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang