"Sayonara, Ultraman."
(Mari kita mundur beberapa menit dari kejadian ini.)
Sementara Seven dan Zero menghadapi Beltza dan Ultraman lainnya masih sibuk dengan urusan masing-masing. Keadaan Valgus kini sedang tidak sadarkan diri dengan Color Timer yang hampir mati. Namun kedua Braceletnya mengeluarkan cahaya dan itu merambat kesekujur tubuh Valgus.
Apa yang sedang terjadi?.
Underworld Valgus.
Hitam dan gelap itulah yang dirasakan Valgus saat ini. Dia sudah mencoba mencari sesuatu disini tapi tidak ada apa-apa. Apakah ini mimpi atau Underworld miliknya, karena disini sangat hening hanya langkah kakinya yang terdengar. Valgus terus berjalan tanpa arah karena tidak nyaman dengan tempat segelap ini sampai akhirnya tanpa sadar disadari dia jatuh menuju suatu tempat dengan pendaratan yang lumayan bagus.
"Sekarang aku benar-benar mempertanyakannya. TEMPAT APA INI?!"
"Bisa saja underworld milikmu, bisa saja mimpimu, atau tidak keduanya."
Suara itu muncul dan menggema diseluruh penjuru tempat. Valgus terkejut dan segera melihat kanan, kiri, depan, belakang, atas, bawah, dan tidak ada apapun selain tempat yang sama tapi lumayan bisa dilihat dengan bagian bawahnya dipenuhi asap."Apa hayalanku ya?"
"Bukan, aku memang disini."
"Ini mulai menyeramkan," batin Valgus agak merinding. Walau sedikit hal yang membuatnya takut tapi ini adalah lain cerita. Namun hal itu harus dilupakan mengingat ini masih dalam pertempuran "Katakan padaku siapa kau?"
"Jika aku yang bertanya, kau itu siapa? Apa jawabanmu?"
Valgus hendak mengucapkan sesuatu tapi itu tertahan. Untuk tanpa alasan dirinya terdiam untuk waktu lama. Entah kenapa dia tidak bisa mengatakan hal yang akan dia katakan.
"Kau ragu?"
"Hah?!"
"Ragu akan dirimu. Kau itu apa? Siapa kau sebenarnya? Benarkah itu dirimu?"
Seketika Valgus terbelalak mendengarnya. Tidak ada siapapun yang mengetahui hal itu selain dirinya. "Ba-bagaimana kau-"
"Mudahnya, kau kemari untuk mencari Hikari no Kishi no Yuusha untuk mengalahkan Beltza dan karena aku berbicara denganmu bahkan aku didalammu. Kau ingin aku membantu lewat tubuhmu, bukan?"
Valgus terkejut untuk kedua kalinya. Dirinya tidak menyangka hal seperti itu diketahui juga. "Jadi apa itu kau? Apa kau bisa membantuku?"
"Kenapa aku harus membantumu? Walau jika aku masih hidup, kenapa aku harus membantumu?"
Tanpa disadari Valgus pemilik suara itu berada dibelakangnya. Melihatnya dari kejauhan dengan tatapan pemangsa.
"Tapi, t-tanpamu Belt-" Valgus menghentikan kata-katanya menyadari sesuatu, 'Jika aku masih hidup'. Apakah artinya adalah ...
"Kenapa kau sangat ingin menyelamatkan mereka? Bukankah kau membenci mereka? Bukankah kau orang yang paling dibenci alam semesta ini? Lalu, kenapa kau repot-repot memikirkan yang lain? Asal kau tahu keadaanmu saat ini adalah 'sekarat'. Jadi kenapa tidak lupakan saja?"
Pemilik suara itu melontarkan pertanyaan lagi. Satu demi satu pertanyaan dilontarkan tanpa menunggu Valgus menjawabnya, tapi meski menunggu pun sepertinya suara itu dan Valgus mengetahuinya. Valgus tidak bisa atau tidak akan pernah bisa menjawab pertanyaan itu.
"Aku ... tidak tahu."
Dan seperti dugaan pemilik suara, jawaban yang sudah di duganya. Dirinya berniat akan menghilangkan wujudnya sebelum sesuatu menahannya.
"Tapi! ... Aku tidak membenci mereka walau aku ingin!. Aku tidak bisa lari dan berpura-pura tidak ada yang terjadi!. Aku tidak bisa diam melihat mereka dikendalikan seperti boneka! Dan aku tidak bisa melupakan apa yang terjadi."
"Kenapa?"
"Itu karena ...." Suara Valgus tertahan lagi kali ini dia tahu penyebabnya, dirinya tidak ingin mengatakannya.
"Karena? Apa?"
Suara itu bertanya lagi yang entah bagaimana menghasut Valgus dalam diam untuk mengatakan jawabannya. "Aku ... Aku ...." Lagi-lagi jawaban yang tersendat, dirinya sudah memutuskan tidak akan mengakui hal ini lagi.
"Aku?"
Perang antara dirinya dan batinnya terjadi. Tidak tahu mana yang harus dipilih, haruskah mengatakan itu atau mengatakan jawaban lain. Dirinya benar-benar akan meledak karena stress ini.
Jika nanti aku diberi pertanyaan siapa diriku apa yang harus ku jawab?
Katakan saja siapa dirimu. Tidak perlu berbohong atau menutupinya meskipun yang lain tidak suka. Kau adalah kau dan akan tetap begitu bukan?
Aku tidak yakin aku bisa mengatakannya dengan lantang.
Kau bisa melakukannya jika kau mau berani.
Valgus tersenyum, sedikit tertawa karena hal itu harus datang sekarang, Namun sejujurnya itu membantu. Dia akan mengatakan hal yang sudah valid dari awal.
"Aku adalah Ultraman!" ucap Valgus dengan mengepalkan tangannya, matanya menjadi tegas dan melirik si pemilik suara yang sedari tadi tidak berubah posisi. "Dan aku masih mempunyai janji yang harus ku lunasi dan tugas yang harus kulakukan!"
Walau tidak terlihat si pemilik suara tersenyum. "Jadi apa keputusanmu?"
"Tentu saja aku akan tetap berjuang! Daripada aku harus mengandalkanmu yang bertele-tele begini!"
"Seharusnya seperti itu dari awal," lirihnya. Dia melihat ke arah Valgus dan mengulurkan tangannya, "Kalau begitu ku tanyakan sekali lagi. Siapa kau?"
"Sayonara Ultraman."
Beltza melancarkan serangannya. Zero dan Seven yang tidak bisa menghindar hanya bisa menutup mata dan melindungi kepala dengan tangan. Bersiap menerima rasa sakit yang akan diterima. Namun tidak ada yang terjadi pada mereka atau pada sekeliling mereka. Zero dan Seven memberanikan diri melihat kedepan yang membuat mereka tertegun seketika. Suatu sosok sedang menahan serangan Beltza yang memang lebih besar.
Saat Beltza menghentikan serangannya, dirinya juga dikejutkan dengan Barier yang mengagalkan serangannya. Dia ingin melihat siapa itu tapi tidak bisa karena disamarkan dengan Barier. Saat Barier itu menghilang sebuah serangan yang sama dengan miliknya di arahkan kepadanya. Tidak punya pilihan Beltza menghindari serangan itu dan saat mereda dirinya melihat ke arah yang baru saja menyerangnya dan dia terbelalak di detik berikutnya.
"Kau?!"
"Bukankah sudah ku katakan jangan lupakan aku?"
"Suara itu ...." Seven tidak percaya apa yang dia dengar tapi dia ingin memastikannya berharap kalau dia tidak salah. "Apakah kau ... Valgus?!"
Sosok itu memiringkan tubuhnya memperlihatkan wujudnya. Wajah yang familiar dengan 4 slugger, corak berbeda dengan warna yang dominan perak tapi masih ada merah dan biru, armor didadanya dan beberapa pelindung dibahu tangan dan kakinya yang dominan emas.
Seven terkejut, apa yang ditebaknya rupanya benar. Sedangkan Zero yang sedari tadi yang diam sekarang tersenyum senang.
"Kau agak telat Val," ucap Zero. Valgus hanya menyuekkan Zero dengan kembali fokus apa yang dituju sekarang sambil mengatakan, "Bintangkan selalu datang terlambat."
IWAE- //Plak!
Valgus: "Jangan coba-coba cosplay jadi Woz!"
Yok lah ... Tiga tahun aku nunggu ini tahu. :(
KAMU SEDANG MEMBACA
ULTRAMAN VALGUS ( Legend Of Hikari No Kishi No Yuusha )
Fiksi PenggemarSeorang ultraman muda yang diasingkan karena masalah yang sebenarnya dia sendiri tidak pernah melakukannya. Jadi karena itu dia tidak mau disebut sebagai ultraman karena menurutnya. Ultraman adalah prajurit yang disegani musuh-musuhnya dan disukai...