Berakhirnya Pertarungan

265 29 19
                                    

"Kau agak telat Val."
"Bintangkan selalu datang terlambat."







Zero hanya berdecih kesal tapi sebenarnya dia senang itu masih Ultra yang sama. Valgus sengaja menghentakkan kakinya sekali mengirimkan gelombang yang membuat luka Zero dan Seven menghilang bahkan color timer Zero berhenti berkedip dan kembali berwarna biru. Itu tidak hanya terjadi pada Zero dan Seven tapi berlaku bagi Ultra Brother yang hampir keluar dari kapal dan Mebius, Hikari, serta Ribut yang terluka karena setelah mengalahkan musuh mereka.

"Sepertinya yang berada di tempat lain sudah selesai. Padahal aku ingin bantu, ya sudahlah. Oh iya, yang di urus UFZ bagaimana ya? Aku penasaran," batin Valgus.

(Bagaimana Valgus tahu, untuk sementara di rahasiakan)

"Bagaimana ... bagaimana bisa kau memiliki kekuatannya hah?!" tanya Beltza dengan sangat marah. Valgus berhenti dan menatap Beltza bingung, dan berpikir kalau kekuatannya berhubungan dengan 'dia' yang dibicarakan Beltza. "Maaf, tapi aku tidak tahu apa maksudmu."

"Jangan berboho-" Beltza terhenti dan memikirkan sesuatu dan dia menghela nafas saat mengetahui alasannya. "Jadi begitu, penerusnya atau bisa saja reinkarnasi, memuakkan." Beltza menatap Valgus dengan pandangan serius tidak seperti tadi yang terkesan bermain-main. "Maaf saja tapi aku tidak berniat menjadi samsak untuk kebangunanmu."

"Aku sama sekali tidak mengerti maksudmu. Tapi aku akan beri kau kesempatan jika kau mau menyerah." Mendengar ucapan Valgus membuat telinga Beltza panas karena emosinya yang naik. "Jangan sombong karena sudah memiliki kekuatan itu!" ucap Beltza yang segera menerjang Valgus.

"Sebenarnya aku cuma lelah dengan semua ini."

Valgus menghindari semua serangan yang dilancarkan Beltza padanya dengan mudah. Memutuskan waktu yang tepat Valgus memukul Beltza hingga terpental jauh ke angkasa yang mau tidak mau Valgus mengejarnya. Pertarungan dengan kejar-kejaran di angkasa pun terjadi. Keduanya nampak bentrokan beberapa kali bahkan saling serang meski gagal menjatuhkan lawan.

Beltza mendarat di atas kapalnya yang telah mati membuat guncangan kepada kapal itu, beruntungnya Ultra Brother dan Dyna sudah keluar dan berpecah menjadi dua kelompok untuk melihat Seven dan Zero serta Mebius, Hikari dan Ribut.


"Kalian berdua tidak apa-apa?" tanya Jack pada kedua ayah dan anak itu dan keduanya mengangguk sebagai jawaban. "Kami baik-baik saja Jack."

"Baguslah, tapi tadi itu apa?"

"Itu-"

"Penjelasannya nanti saja."

Jack dan Seven terkejut dengan Zero, tapi mereka menemukan bahwa Zero sedang fokus memperhatikan apa yang terjadi dengan cemas.


"Kan, apa ku bilang," ucap Mebius kembali semangat walau dirinya sudah lelah. Hikari hanya bisa berpasrah meski dia senang dengan ini. "Iya Mebius, kau menang."

"Kalian bertiga baik-baik saja?" tanya Zoffy yang baru sampai. Mebius dan Ribut mengangguk sebagai respon.

"Bagus, dan apa kalian-" Hikari menepuk pundak Zoffy dan membisikkan sesuatu yang membuat Zoffy bingung. "Kalau mau yang penjelasan lengkap lebih baik tahan dulu. Karena aku hanya tahu sedikit."


Beltza memanggil beberapa pasukan berupa ksatria bayangan, namun belum sepenuhnya bayangan itu terbentuk Valgus menghancurkan pasukan itu dengan sekumpulan slugger dan melesat diantara para ksatria yang hancur. Beltza yang menyadari itu seketika murka. Dia memunculkan pedangnya dan berniat menebas Valgus namun sang Ultra dapat menghindari tebasan itu. Saat itu juga sesuatu keluar dari armornya yang berupa bagian-bagian acak yang menyatu menjadi sebuah pedang. Valgus mengambilnya dan kedua bilah besi itu bertabrakan.

"Sialan kau!"

"Bisa jaga bahasamu, aku masih dibawah umur."

"Persetan dengan usiamu!"

Keduannya lalu beradu pedang tapi seperti sebelumnya mereka beradu sangat sengit. Hingga senjata keduanya terpental jauh dan itu adalah kesempatan Beltza. Dia mengontrol pedangnya dari jauh dan akan menyerang Valgus sama seperti yang dilakukannya pada Zero. Tapi sebelum pedang itu mengenai Valgus, sesuatu telah menerjangnya dan membuat pedang itu tertanam di badan kapal. Beltza tidak percaya dengan itu dan saat dia melihat Valgus, dia makin tidak percaya pedang yang harusnya ikut terpental sekarang digengamnya.

"Bagaimana?!"

"Bukan cuma kau yang bisa melakukan trik telekinesis seperti itu," ucap Valgus dengan berlagak sombong dan itu berhasil memancing emosi Beltza.

"Sial, aku makin tidak mengerti. Mereka telah membuangmu! Bahkan kau tidak di inginkan!. Tapi kenapa kau sangat ingin menyelamatkan mereka bahkan planet busuk itu?!"

"Kau ingin tahu jawabannya? Baiklah. Aku adalah Ultraman, Tanah Cahaya adalah kampung halamanku! Aku tidak bisa memaafkanmu karena telah melukai kaum Ultra dan membekukan rumah kami," ucap Valgus dengan tegas. Dia bahkan tidak peduli seberapa keras suaranya saat mengatakan itu.

"Kalau begitu, aku akan membunuhmu lebih dulu!" Beltza menyiapkan serangannya yaitu berupa sinar penghancur itu lagi tapi kali ini dia mengerahkan seluruh kekuatannya. Walau sebenarnya dia tahu efek dari penggunaan seluruh kekuatannya adalah kehilangan wujudnya dan butuh waktu lama untuk kembali.

Valgus tahu serangan itu bisa menimbulkan dampak besar bagi alam semesta. Tapi dia tidak bergeming dari tempatnya dan menatap Beltza yang menyiapkan serangannya. Melihat hal itu membuat Beltza teringat masa lalunya, sebuah bayangan sosok orang yang cuma diam menatapnya. "Kesamaanmu dengannya benar-benar menjengkelkan!"

Beltza mengerahkan segalanya dan melepas serangannya ke arah Valgus yang masih diam tidak bergerak. "Tidak ada pilihan ya." Valgus menancapkan pedangnya ke kapal dan langsung mengambil kuda-kuda yang akhirnya mengeluarkan kousen. Rupanya kousen itu lebih kuat dari miliknya yang biasanya dan itu sempat membuatnya mundur tapi berhasil diatasi.

Kedua sinar itu bertabrakkan menciptakan gelombang kuat yang bisa menghempaskan apapun disekitarnya. Beltza maupun Valgus kesulitan dengan kekuatan serangan masing-masing. Keduanya sama-sama belum terbiasa dengan kekuatan mereka yang besar. Tapi Brancelet milik Valgus sedikit bersinar yang seakan menambah kekuatannya dan membuat Beltza tidak bisa menahannya lebih lama yang pada akhirnya Kousen milik Valgus melesat membelah serangan milik Beltza dan mengenainya. Kousen itu menembus tubuhnya dan melenyapkannya ditempat.

Valgus menghentikkan kousennya dengan reaksi tercengang. Nafasnya masih memburu karena mengeluarkan tenaga berlebih tapi pandangannya tidak berubah sebelum menatap kedua tangannya. Di menit berikutnya diamenggelengkan kepalanya menyadarkan kalau dia masih punya tugas terakhir. Diambilnya sebuah kristal bulat yang senantiasa bercahaya terang itu dengan pandangan teduh. "Sudah waktunya, Ayo pulang Plasma Spark."

Valgus menatap ke suatu arah tepatnya di asteroid yang dimana Zero dan beberapa Ultra Brothers masih disana. Dia menatapnya cukup lama lalu memutuskan terbang melesat ke Land of Light yang kebetulan melewati tempat Mebius, Hikari dan Ribut berada.

"Apa yang mau dia lakukan?" tanya Jack. Semua Ultra yang berada disana tidak bisa menjawab karena tidak tahu. Namun seketika Land of Light yang awalnya membeku kini kembali bersinar dan menampak warna hijau zamrudnya kembali.















Dan cerita ini pun.

Tamat.




































Apa? Aku gak bakal lanjutin.

















































































Yang scrool sampai sini tahu saja ini cerita belum tamat. Reader setia emang :")

Oke dah ku spoilerin entar ada 2-3 chapter tambahan + bonus.

ULTRAMAN VALGUS ( Legend Of Hikari No Kishi No Yuusha )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang