Pilihan (2)

279 29 86
                                    

(Astaga aku kekurangan ide bikin judul)


Noa menghilangkan wujud raksasanya dan muncul dihadapan Valgus dalam ukuran normal. "Bagaimana kau bisa tahu?"

"Firasat," jawab Valgus dengan polos. Noa tidak habis pikir karena jawaban itu yang dilontarkan. "Lalu, kenapa kau disini? Jangan bilang kau juga menyuruhku pulang."

"Sebenarnya itu perintahku dan Ultraman King. Agar kau aman dan bisa menguasai kekuatanmu," ucap Noa membuat Valgus terbelalak karenanya. "Itu perintahmu?!"

"Aku tahu kau akan marah tapi ini salah satu cara agar kau aman. Para ultra yang membuatmu menderita, tapi bukankah Land of Light adalah kampung halamanmu. Kau sendiri yang mengatakan itu. Lagipula kau bisa bermain dengan Zero lagi jik-" tanpa diduga Valgus ingin menyerang Noa tapi hal itu dapat ditangkap dengan mudah. "Tidak bisakah kau membawa topik lain selain itu?!" ucap Valgus dengan kesal.

Noa menggelengkan kepalanya lalu menggumamkan sesuatu, "Dasar Tsundere." Namun Valgus mendengar gumaman itu dan menatap Noa tajam. "Daripada kau Perak bersayap!" Noa lalu menatap tajam Valgus balik.

"Ada yang harus diberi pelajaran sopan santun ya."

"Siapa takut? Kebetulan aku sedang kesal denganmu karena menyuruhku pulang."

Keduanya pun memasang kuda-kuda masing-masing ditambah Noa berubah ke wujud Nexus Junis Red dan kalian tahulah apa kelanjutannya.


(Note: Hal ini cuma dilakukan Valgus, jangan dicoba ya)


Selang beberapa lama waktu akhirnya pertarungan yang ternyata cuma sparring berhenti dengan Valgus terkapar dengan posisi telungkup karena lelah, sedangkan Nexus biasa saja tapi dia memilih untuk duduk.

"Kau kuat juga," ucap Nexus yang kembali mengambil wujud Noa. "Terima kasih ...." balas Valgus dengan intonasi berat diakhiri dengan menghela nafas.

Noa hanya bisa memandangi Valgus yang kelelahan berat, lalu pandangannya tertuju pada Brancelet ditangan kanan Valgus. Dia mengambil tangan kanan Valgus untuk melihat gelang itu lebih dekat tapi itu membuat si pemilik tangan menatap Noa.

"Sejak kapan kau memilikinya?"

"Ouh itu." Valgus mengubah posisinya menjadi duduk. "Aku tidak tahu kapan tapi seingatku ini sudah terpasang sejak aku kecil. Aku tumbuh dengan itu tanpa bisa dilepaskan tapi bisa dihilangkan dan aku juga punya yang lain juga." Valgus menunjukkan tangan kirinya yang memiliki Brancelet dengan rupa yang sama.

Noa memandang keduanya bergantian dan dengan seksama. Lalu dia menyadari sesuatu apa yang ada di kedua tangan Valgus. "Apa kau tahu Ultimate Aegis?"
"Bukannya itu pemberianmu untuk kakakku?"
"Benar, yang di tangan kananmu adalah itu. Aku tahu itu karena aku yang membuatnya tapi bagaimana bisa benda itu terpasang ditanganmu?" Sementara Noa masih berpikir Valgus sendiri tercengang bahkan tidak bisa berkata-kata tapi untungnya masih bisa sadar.

"Lalu yang ditangan kiriku?"

"Aku tidak tahu tapi aku merasa ini memiliki hubungan dengan Plasma Spark."

"Mungkin karena aku pernah menyimpan Plasma Spark disini."

Setelah obrolan singkat itu Noa memutuskan untuk pergi. Seketika semuanya menjadi gelap tapi itu tidak bertahan lama dan pandangannya kembali dengan hijau zamrud. Valgus segera bangun dan melihat sekelilingnya, ternyata dirinya berada di kamar rawat. Dia merasa sedikit lega tapi juga ingin tertawa karena dia merusak momen epic kemunculan Noa.



Lima hari sejak kejadian itu tapi Valgus tidak pernah memberi tahukannya kepada siapapun. Seorang Ultrawoman berjalan dilorong dengan anggun, jubah merahnya berkibar seiring dia melangkah. Dia adalah Ultrawoman Marie a.k.a Ultra Mother. Para Ultra yang bekerja disana menyapanya saar beliau lewat.

Dirinya melangkah melewati satu persatu kamar rawat dan berdiri didepan kamar rawat yang menjadi tujuannya. Namun saat dia masuk indra pendengarannya menangkap sebuah nyanyian di dalam sana.


Mayou wazuni shinjite yukou

Bokura no yuuki yume wa kanau yu

Kagirinaku tsuzuite yuku

Mada minu asu o sagashite

Aa urutora hiro


Marie yang mendengar itu menepuk tangannya sebagai apresiasi, dan Ultra yang menyanyikannya terkejut saat tahu Marie ada disana. "Lagu yang bagus, apakah kakakmu yang memberitahumu, Valgus?"

"Begitu lah," jawab Valgus dengan mononton lalu dia bangkit untuk duduk dan mengahadap Marie. "Jadi apakah ini bisa dilepas?" tanyanya dengan menunjuk perban di lehernya.

Marie tersenyum lalu duduk disamping Valgus. "Berbaliklah, aku akan memeriksanya." Valgus langsung membelakangi Marie membiarkannya memeriksanya. "Setelah ini kau harus menemui Ken, apa kau masih memikirkan jawabannya?" Valgus mengangguk sebagai jawaban. Dirinya tidak tahu harus menjawab apa, mana yang lebih baik, semakin dipikir itu hanya membuatnya sakit kepala.

"Lukanya sudah membaik, untuk sementara berhati-hatilah dan jika masih sakit beritahu aku ya," ucap Marie yang diangguki lagi oleh Valgus. Tangan biru itu mengusap lehernya yang telah lama terbungkus kain. "Baiklah, aku pergi dahulu ya."

"Ultra Mother." Marie yang baru saja ingin pergi menghentikan langkahnya dan menatap Valgus yang memanggilnya. Namun ultra yang memanggilnya terlihat mengurungkan niatnya dan menundukkan kepalanya. "Tidak jadi."

Marie yang melihat ada suatu kejanggalan memutuskan untuk tetap disana. "Apa ada sesuatu?" tanyanya tapi Valgus menjawab dengan gelengan. "Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu. Katakan saja, aku tidak akan memberi tahu siapapun."

"Sebenarnya Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku pergi atau tinggal itu akan sama saja, tidak ada yang berubah kepadaku. Mereka akan melihatku dengan tatapan itu. Berkali-kali aku bertanya apa salahku tapi tidak pernah ... Tidak pernah ada jawabannya. Seandainya saja waktu itu aku dibiarkan mati saja, itu pasti akan bagus." Marie terkejut dengan perkataan Valgus. Dirinya tidak menyangka kalimat terakhir itu akan dikeluarkan oleh Ultra didepannya. Valgus baru tersadar apa yang terjadi saat suasana menjadi hening dan merasa bersalah karenanya. "Maaf Ultra Mother. Lupakan saja apa yang ku kata-"

Tanpa menunggu Valgus selesai Marie menarik dan memeluknya. Pelukan itu terasa hangat dan nyaman membuat Valgus terdiam tanpa protes sedikit pun. Marie melepas pelukan itu dan berkata, "Jangan pernah mengatakan kalau kematianmu itu bagus Val. Apa kau mengerti?" Valgus tidak menjawab tapi dia mengangguk. Setelah itu Marie memberinya beberapa nasehat agar kedepannya Valgus tidak memikirkan hal seperti itu lagi. 

"V-chan, Kau akan terkejut dengan apa yang terjadi pada Glen hari ini," ucap Zero yang seenaknya menerobos masuk tanpa permisi. Valgus dan Marie yang melihat itu hanya bisa saling pasrah tanpa komen.

ULTRAMAN VALGUS ( Legend Of Hikari No Kishi No Yuusha )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang