Malam di kota bernama Ayaka disana ramai, tenang, dan damai. Sebagian warga disana sudah bersiap untuk memasuki alam mimpi masing-masing dan sebagian ada yang bekerja akan tetapi sebuah gempa mengganggu orang-orang.
Ternyata gempa tersebut berasal dari perkelahian antara Kaiju dan ultrawoman orange bernama Grigio. Perkelahian itu tepat di pinggir pemukiman warga tapi dampaknya terasa seluruh wilayah.
"Aaa... Mou... Jadilah anak yang baik" ucap Grigio dan melanjutkan perkelahian.
Di tengah perkelahian itu sebuah cahaya turun dan mendarat di sekitar gunung Ayaka. Kaiju yang melihat cahaya itu pun langsung menghampiri cahaya tersebut. Grigio yang tak mau tinggal diam pun mengejar kaiju tersebut.
Saat ditempat dimana cahaya itu mendarat sesaat Grigio terkejut melihat cahaya tersebut meredup dan menampakkan sesosok raksasa yang kini membelakanginya.
"Zero?... Ah bukan... coraknya berbeda...." gumam Grigio menatap raksasa itu sambil mengingat-ingat namanya.
Raksasa tersebut merasakan kehadiran Grigio pun berbalik menatapnya dengan terkejut yang tanpa sadar mengucapkan nama si ultrawoman tersebut. "K-kak Grigio!!".
"Kak?.... iya! Kau Valgus kan!" ucap Grigio sukses membuat Valgus menyadari apa barusan yang diucapkannya.
"Maaf.... Kau salah orang" Valgus mencoba mengelak dan ingin pergi tapi ditahan oleh Grigio.
"Aku tidak salah. Di M-78 sampai O-50 semuanya memanggilku dengan san, chan, dan senpai. Siapa lagi yang memanggilku kak selain kau?".
"Ultra kid" jawaban Valgus yang singkat itu membuat Grigio diam.
CYAA!! CYA!! (anggap saja suara kaijunya)
Mendengar suara kaiju tersebut Grigio maupun Valgus langsung menoleh ke kaiju tersebut yang terlihat kesal karena diabaikan.
"Lidorias?! Apa yang kau lakukan disini?!" Lidorias pun berbicara kepada Valgus membuat Grigio bingung karena tidak paham bahasa kaiju.
10 menit kemudian.
Setelah perbincangan yang cukup panjang Lidorias terbang pergi menuju angkasa sementara Grigio yang sudah menjadi Asahi mengajak Sakura a.k.a Valgus kerumahnya.
Asahi memasuki sebuah toko pakaian milik keluarga Minato yaitu keluarga Asahi sendiri. "Aku pulang!".
"Asahi, bagaimana keadaanmu kau baik-baik saja tadi?" Ushio sang ayah yang khawatir dan memeriksa keadaan putrinya.
"Aku baik-baik saja ayah".
"Kedua kakakmu itu, mentang-mentang kau juga ultrawoman dan memberi tanggung jawab kota ini kepadamu. Lalu mereka malah main di luar angkasa" ucap Mio sang ibu dengan kesal.
"Ibu, Kasu-nii dan Isa-nii pergi bukan untuk bermain mereka melakukan misi dan kalau bukan karena usaha mereka bumi tak akan sedamai ini".
"Ya, walau ku akui aku bangga dengan kalian bertiga tapi tetap jika mereka kembali tidak dengan alasan bagus...." Mio melemaskan jemarinya sampai berbunyi. Ushio yang menyadari maksud dari istri tercintanya pun menenangkannya.
Sakura yang sedari tadi diam mendengar obrolan keluarga ini pun berdo'a dalam hati untuk keselamatan Rosso dan Blu saat pulang nanti.
"Asahi, siapa itu? Apa temanmu?" tanya Mio menatap Sakura, Asahi yang hampir melupakan kalau dirinya mengajak Sakura pulang pun langsung mengenalkan Sakura pada kedua orang tuanya.
"Ini Sakura, dia adik temanku. Aku mengajaknya untuk menginap disini. Boleh ya Ayah, ibu?".
Mio dan Ushio pun saling menatap dan langsung berunding sementara Asahi dan Sakura menunggu keputusan.
"Baiklah, dia boleh menginap" ucap Ushio yang diangguki Mio.
"Yeay!! Terimakasih ibu, ayah" Asahi yang senang pun langsung memeluk kedua ortunya.
"Terimakasih paman, bibi" ucap Sakura dengan sedikit membungkuk.
"Sama-sama, apa kau sudah makan Sakura?" ucap Mio yang dijawab gelengan kepala oleh Sakura.
"Beruntung sekali! Tadi kami belum sempat makan malam karena Asahi harus menangani sedikit urusan".
"Aku tahu itu, dia baru selesai menangani kaiju bernama Lidorias padahal Lidorias cuma tersesat" Ushio dan Mio terkejut dan Sakura menutup mulutnya menyadari apa yang diucapkannya.
"Darimana kau tahu itu?!".
"Siapa itu Lidorias?!".
"Siapa kau sebenarnya?!".
"Apa kau Seijin?!".Ushio dan Mio meluncurkan pertanyaan beruntun sampai Asahi harus menenangkan mereka.
"Aku harus lebih belajar untuk tutup mulut".
______________________________________
"Jadi kau Ultraman tapi bukannya seharusnya kau Ultrawoman... Maksudku kau perempuan" tanya Mio sambil menghangatkan makanan.
"Jangan bertanya soal itu karena kasusku panjang ceritanya. Tapi secara keseringan Ultraman ke bumi memang begitu logikanya" jawab Sakura sambil membantu Asahi menyiapkan meja.
"Lalu apa ada masalah sampai kau kemari?" pertanyaan Ushio membuat Sakura diam seribu bahasa untuk memikirkan cara bagaimana memberi tahu keluarga Minato tentang masalah yang terjadi.
"Katakan saja... apa yang terjadi, Valgus-chan" ucap Asahi.
"Baiklah.... Tapi tolong untuk tegar dan jangan dramatis".
(Skip setelah penjelasan yang menyakiti hati)
Ushio, Mio, dan Asahi sedih atas apa yang menimpa Kasumi (Ultraman Rosso) dan Isami (Ultraman Blu). Sakura awalnya mengira dirinya yang akan dipersalahkan mengingat dirinya adalah "Ultraman" yang tersisa kala itu selain Grigio tapi rupanya ekspetasinya salah.
"Apa kita bisa menolong mereka?" tanya Mio sembari menenangkan dirinya.
"Bisa, temanku-" Perkataan Sakura langsung di putus oleh Asahi sambil mengoreksi.
"Temanmu atau kau sendiri Val?".
"Iya iya..." Asahi tersenyum khas 'Happy' melihat Sakura yang menghela nafas. "Aku telah mengembalikan sedikit dari para ultra yang telah menjadi darkness dengan cara memasuki underworld mereka dan membangunkan diri mereka yang asli. Tapi....".
"Tapi?" Ketiga anggota Minato tersebut menunggu Sakura untuk melanjutkan perkataanya.
"Aku tidak tahu cara untuk memasuki underworld... tiba-tiba saja aku sudah memasukinya" Sakura menunduk karena masih belum mengerti hal yang penting tersebut padahal sudah melakukannua berkali-kali.
"Sakura, mungkin kau telah menyelamatkan ultra saat janjimu dengan Arb tapi... Bisakah kali ini aku ikut ke Underworld?" Sakura terdiam lagi mendengar perkataan Asahi.
"Kenapa?".
"Aku ingin menyelamatkan kedua kakakku! karena aku juga seorang ultra dan adik mereka!!" ucap Asahi dengan tekad kuatnya.
"Apa kau sanggup melawan kakak-kakakmu?".
"Aku pasti bisa!!".
Sakura menatap Asahi yang masih memiliki semangat. Mio dan Ushio hanya melemparkan pandangan ke Sakura dan Asahi secara bergantian.
"Ya baiklah... Aku akan mengusahakan hal itu, kak Grigio".
Mio mengetuk centong nasi ke mangkuk untuk mendapatkan perhatian. "Yosh! Sudah cukup ngobrolnya kita bicarakan selesai makan".
"BAIK!!".
"Kakak ya... Apa aku bisa bertemu dengannya lagi?".
.
.
.
.
.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ULTRAMAN VALGUS ( Legend Of Hikari No Kishi No Yuusha )
Fiksi PenggemarSeorang ultraman muda yang diasingkan karena masalah yang sebenarnya dia sendiri tidak pernah melakukannya. Jadi karena itu dia tidak mau disebut sebagai ultraman karena menurutnya. Ultraman adalah prajurit yang disegani musuh-musuhnya dan disukai...