Kejutan yang Tak Diinginkan 2

313 45 7
                                    

Titas mengkhawatirkan Valgus karena keadaannya tidak lebih sama dengan Taiga. Mereka berdua seperti membeku dengan tercengang tidak percaya. Kini butuh lebih dari sekedar perkataan untuk membuat mereka sadar kembali.


Sementara itu para Ultra Brother yang telah menjadi Darkness menatap mereka dengan merendahkan. Sepertinya karena reaksi Taiga dan Valgus membuat kesombongan mereka melesat naik.

"Lihatlah mereka, sepertinya pencapaian Valgus hanya berdasar keberuntungan," ucap Jack.

"Jangan terlalu cepat menyimpulkan, ayo kita coba dulu bagaimana kemampuannya," usul Ace yang sudah siap memunculkan pedang andalannya yang tajam.

"TUNGGU!"

Ultra brother yang ingin melesat tertahan oleh suara tersebut. Mereka melihat kebelakang mendapati seorang Ultra Darkness yang tengah bersandar diasteroid, sosoknya seakan menyatu dengan bayangan. "Aku yang akan maju, kalian tetaplah disini."

"Apa maksudmu mengatakan it-" Zoffy mengangkat tangannya untuk menghentikan perkataan Ace, matanya menatap Ultra itu dengan tegas. "Baiklah, waktumu 5 menit. Jika kau tidak mengalahkan mereka dalam waktu itu, jangan protes jika kami turun tangan."

"Baik." Sesaat setelah mengatakan itu sosoknya menghilang dalam sekejap.


Taiga dan Valgus akhirnya tersadar berkat jitakan dari Titas yang kuat. Fuma yang sedari tadi menonton Titas tiba-tiba terjatuh beberapa centi dengan keadaan habis diserang oleh sesuatu. Taiga, Titas, dan Valgus terkejut mengetahui apa yang terjadi dengan Fuma namun saat Valgus melihat ke arah Ultra Brother tidak ada satupun dari mereka yang berkurang.  Tunggu ada yang berbeda, sedikit menyipitkan matanya untuk melihat lebih jauh namun yang dicari Valgus tidak ada dimana pun didekat Ultra Brothers.

Taiga tanpa berpikir pergi menghampiri Fuma namun hal yang sama terjadi begitupun dengan Titas yang baru beberapa langkah sudah dibuat jatuh. Valgus sendiri menegang kembali merasakan ada aura seseorang dibelakangnya namun sebelum dia bisa bergerak dirinya sudah dibanting bertabrakan dengan asteroid yang tadinya dibuat pijakan berdiri.

"Heh! Aku mengharapkan kalian lebih baik tapi sepertinya aku terlalu berharap."

Taiga, Titas, Fuma, dan Valgus tersentak mendengar suara tersebut yang sangat familiar di indar pendengar masing-masing. Mereka berempat bersamaan melihat pemilik suara tersebut yang rupanya adalah Zero.

"Hei hei santai saja reaksi kalian, tidak perlu setegang itu. Karena cepat lambat kalian akan Game Over," ucap Zero dengan nada mengejek dan merendahkan.

Tri Squad bagaimana pun terkejut karena lawan mereka kali ini adalah salah satu senior yang berpengalaman. Mereka pernah mendengar dan melihat langsung bagaimana Zero bertarung karena hal itu membuat mereka tidak yakin dengan kemampuan masing-masing.

Valgus bersusah payah untuk berdiri namun itu tidak menghentikannya. Valgus tahu alasan Ultra Brothers dan Zero kemari adalah karena dia dan dirinya lah yang mengalahkan Tri Squad. "Kau kemari untukku bukan Zero?!"

"Hahaha ... Itu setengah benar. Aku kemari untuk menghabisimu dan membawa mereka bertiga pulang." Zero melirik Tri Squad yang belum beranjak dari tempat mereka. Valgus sendiri sedikit gemetar namun dirinya terlalu keras kepala untuk peduli pada reaksinya sendiri. Yang ada pikirannya kini hanya satu, yaitu membawa Tri Squad menjauh dari sini. "Jika kau ingin membawa mereka, kau harus mengalahkanku terlebih dahulu!"

Tri Squad yang mendengar pernyataan Valgus yang nekat tersadar dari keterjutan. "Jangan Val! Kau tahukan dia-"

"Aku tahu! Karena itu aku akan menahannya agar kalian bisa pergi. Kalian lebih dibutuhkan daripada aku. Lagipula kalian memiliki orang-orang yang akan menangis untuk kalian." Tri Squad terdiam didetik kemudian, mereka tahu apa maksud kalimat terakhir Valgus. Orang-orang yang akan menangis untuk mereka tentunya itu adalah orang-orang yang dekat dengan mereka akan sedih jika mereka tiada.

Mereka bertiga ingin membantu Valgus jika hanya Zero kemungkinan bisa menang tapi bagaimana kalau Ultra Btothers turun tangan, itu adalah hal yang harus diantisipasi.

"Hoo~ Menarik, coba kau hibur aku Valgus." Belum sempat Zero melesat sebuah slugger mengenai Valgus di ikuti sebuah cakram dan tendangan kuat. Kedua serangan tersebut berhasil membuat Valgus terlempar kesamping tempat Tri Squad. Luka yang sebelumnya masih terasa sakit kini bertambah dua kali lipat.

"Kenapa kalian menggangguku!!" Zero dengan marah menatap para Ultra Brothers karena telah mengganggunya dengan menyerang lawan miliknya.

"Waktumu habis Zero," ucap Zoffy dengan sinis membuat Zero mendecak kesal.

Valgus mengepalkan tangannya mengeruk tanah kedalam kepalan itu. Kesal karena luka yang diakibatkan cakram yang melukai kaki kirinya, kini membuatnya tidak bisa berjalan ataupun berdiri. Dirinya juga kesal hingga darahnya hampir mendidih melihat semua Ultra Brother karena suatu alasan dimasa lalu.

Tri Squad berusaha bangkit, setelah melihat Valgus berani menghadapi Zero, sebagai senior mereka merasa dikalahkan. Kini mereka bertiga harus berjuang dan keluar dari situasi ini. Ultra Brother yang melihat Tri Squad tersenyum miring kecuali Taro, entah kenapa terjadi pro dan kontra didalam dirinya saat melihat anaknya yang sekarang.

Dua kubu akan bersiap untuk saling bertarung namun sebelum itu akan dilaksanakan ada sesuatu yang ingin menarik mereka keatas. Mereka semua mendongakkan kepala keatas dan mendapati sebuah portal dengan daya hisap yang semakin lama semakin kuat.

"Siapa yang membuka portal itu!" pekik Ultraman melihat portal tersebut. Yang lain pun dalam keadaan yang sama bertanya-tanya siapa yang membuka portal tersebut.

Tanpa aba-aba pun mereka semua berusaha menjauh dari portal yang mirip lubang hitam tersebut. Namun takdir berkata lain karena mereka semua sudah terhisap kedalamnya. Lubang portal tersebut kini semakin lama semakin menutup dan akhirnya tertutup sepenuhnya, menghilang tanpa sisa.


.

.

.


Bersambung.

ULTRAMAN VALGUS ( Legend Of Hikari No Kishi No Yuusha )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang