Jaehyun menutup pintu kamar Mark pelan setelah berhasil membuat Putranya itu tertidur. Mark begitu senang mendapatkan kamar impiannya. Jadi dia bersikeras untuk tidur dikamarnya sendiri.
Jaehyun memasuki kamarnya bersamaan dengan Taeyong yang ingin keluar kamar.
"Kemana?" tanya Jaehyun seraya menarik baju Taeyong untuk menghentikan langkah kaki pria mungil itu.
"Menidurkan Mark." sahut Taeyong dengan polosnya sambil menunjuk kearah kamar Mark yang tak jauh dari kamar mereka. Ah maksudnya kamar Jaehyun.
"Mark sudah tidur."
Taeyong mengernyit bingung mendengar ucapan Jaehyun, "Huh? Bagaimana bisa? Biasanya Mark rewel ingin bersamaku jika tidur. Apalagi tubuhnya belum sepenuhnya sehat."
"Aku Ayahnya tentu saja bisa. Mark juga semakin membaik. Ayo masuk." Jaehyun melingkarkan lengan kekarnya pada perut ramping Taeyong, mengangkat tubuh itu dan menyeretnya dengan mudah.
"Ahhh Jaehhh geliiii! Kekeke~" Taeyong terkikik geli saat Jaehyun menyeretnya, tubuhnya dibanting pelan kearah ranjang dengan Jaehyun yang berada diatasnya.
"Akhirnya kita bisa tidur berdua bersama setiap malam." Jaehyun berucap dengan senyuman lebar.
Taeyong mengelus lengan Jaehyun yang berada disamping tubuhnya, "Aku hanya akan menginap beberapa hari disini, setelah itu aku akan kembali pulang."
Jaehyun berdecak kesal dan menjatuhkan tubuhnya disamping Taeyong, "Ck! Menginaplah lebih lama, rumah ini butuh kalian."
"Rumahnya atau dirimu?" Taeyong menyampingkan tubuhnya menghadap Jaehyun seraya terkekeh.
"Aku lebih tepatnya." Jaehyun memeluk Taeyong erat dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Taeyong.
"Pokoknya aku selalu ingin bersamamu dan Mark."
Taeyong memeluk kepala Jaehyun gemas, "Ututu~ Bayi besarku~" memberi kecupan dalam dipucuk kepala pria besar itu.
"Jangan marah hingga mendiamkanku begitu lama lagi. Aku tak tahan." ucap Jaehyun pelan, suaranya teredam diceruk leher Taeyong.
Taeyong terdiam sejenak, "Maaf ya. Pikiranku sedang kalut jadi kau yang terkena imbasnya." Jaehyun mengangguk meresponnya.
Taeyong menangkup wajah Jaehyun, menatapnya dari dekat. "Apa kau makan dengan benar beberapa hari ini? Wajahmu terlihat tirus."
"Aku sibuk bekerja." sahut Jaehyun yang hanya pasrah wajahnya ditekan Taeyong.
"Kata Irene Noona pekerjaanmu juga berantakan tak seperti biasanya." Taeyong menghela nafas pelan, jarinya menyusuri wajah Jaehyun.
"Seberpengaruh itukah aku dihidupmu?"
Jaehyun mengangguk, "Kau memiliki pengaruh yang besar dalam hidupku."
Wajah Taeyong semakin sendu mendengar itu, merasa begitu bersalah karena telah mengabaikan pria itu. "Tapi bukan berarti kau tidak makan juga. Aku semakin merasa bersalah jadinya."
Jaehyun memegang tangan Taeyong yang berada dipipinya, menggenggamnya lembut. "Tak apa, sekarang kau sudah disini maka itu baik-baik saja."
Helaan nafas pelan terdengar dari Jaehyun, "What if we talk about us?" tanyanya pelan yang dibalas anggukan oleh Taeyong.
"Apa yang ingin kau tanyakan?"
Jaehyun sedikit menjauh dari Taeyong, berbaring menyamping dengan tangan menahan kepalanya, menatap Taeyong sepenuhnya. "Apa yang terjadi hari itu? Hari dimana kau menghilang." ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Is You (JAEYONG) ✔️
Roman d'amour{COMPLETE} "My answer always you, forever is YOU." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~