PART 44

14.8K 1.3K 160
                                    

Jaehyun memarkirkan mobilnya dihalaman rumah Taeyong, tanpa banyak bicara Taeyong segera keluar dari mobil Jaehyun untuk masuk kerumah.

"Hubungi aku nanti, Sayang." ucap Jaehyun, Taeyong berbalik sejenak, tersenyum tipis dan mengangguk. Setelahnya kembali melangkah menuju rumahnya, Jaehyun hanya memperhatikan punggung kecil itu dengan helaan nafas.

Jaehyun tidak tau apa yang sedang terjadi pada Taeyong, pria mungil itu hanya menangis tanpa berkata apapun tentang apa yang dirasakannya. Sebenarnya Jaehyun bertanya-tanya apa yang sedang terjadi karena Taeyong terisak cukup keras, hanya saja dirinya membiarkan Taeyong lebih tenang dulu.

Helaan nafas kembali terdengar dari Jaehyun sebelum melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Taeyong.

*****

Taeyong menghempaskan tubuhnya pada ranjangnya, menghela nafas lelah. Kini puzzle yang kosong mulai tersusun hingga tersambung dari satu ke yang lainnya.

Kini Taeyong mengerti semuanya. Alasan mereka berpisah bukan pada Taeyong, tapi pada Ayah Jaehyun, Taeyong mendapatkan banyak tekanan dari pria paruh baya itu.

Yang menjadi masalahnya sekarang, pria itu kembali bertemu dengannya dan Taeyong bingung. Bagaimana cara mengatakannya pada Jaehyun? Taeyong tak ingin lagi membuat rahasia apapun pada prianya itu tapi bagaimana cara mengatakannya?

Secara orang yang telah membuatnya kecelakaan dan amnesia itu adalah Ayah dari Kekasihnya sendiri. Dan bahkan pria itu adalah Kakek dari Putranya.

Kepala Taeyong terasa pecah sekarang, terlalu banyak fakta yang mulai bermunculan. Belum habis Taeyong berurusan dengan fakta bahwa Bibi yang kini tinggal bersama dirinya adalah Ibu Jaehyun, dan sekarang dirinya berurusan dengan fakta bahwa Ayah Jaehyun yang membuatnya amnesia dan menghilang dari hadapan Jaehyun.

"Mommy?"

Suara khas milik Putranya terdengar memecahkan lamunan Taeyong, senyum terbit dari bibirnya. Mark penyembuh segala lukanya dan mampu mengalihkan perasaannya yang kacau.

Taeyong duduk diatas ranjangnya dan membuka tangan menyambut Putranya yang sepertinya baru saja pulang. Mark dengan senang hati berhambur kedalam pelukan Taeyong.

"Mommy baru datang?" Mark sedikit menjauhkan kepalanya dari tubuh Taeyong, untuk menatap wajah cantik itu.

Taeyong mengangguk, "Mark juga?"

"Iya, Mark baru saja datang, karena saat Grandma menjemput Mark, Mark dibawa ke Supermarket bersama Grandma." sahut Mark dengan gaya berbicaranya yang lucu.

"Oh ya?" Taeyong terkekeh melihat Mark yang mengangguk membuat rambutnya juga ikut bergoyang. Tangannya mengelus sayang rambut Putranya itu dengan mata yang tak berhenti menatap Sang Putra lekat.

Mark juga melakukan hal itu hingga menyadari ada sesuatu yang aneh dari wajah Ibunya, "Mommy habis menangis? Mata Mommy sedikit sembab?" tanyanya dengan pelan, jempolnya mengelus mata bulat Taeyong yang terlihat sayu.

Taeyong mengembangkan senyumnya, membuktikan pada Mark bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan olehnya. "Tidak, Sayang. Mommy mungkin hanya kelelahan karena terlalu lama melihat layar komputer." ucapnya dengan senyuman.

"Begitu..." Mark mengerucutkan bibirnya, "Tapi jika Mommy sedang sedih tolong cerita pada Mark ya? Mark tidak mau Mommy bersedih."

Taeyong menggigit pipi bagian dalamnya karena rasanya matanya mulai berair, dengan cepat Taeyong kembali memeluk Mark untuk menutupi mata merahnya. "Pasti, Sayang. Pasti..."

Kecupan terus Taeyong bubuhkan pada pucuk kepala Mark, "Kau adalah harta terindah yang Mommy miliki. Mommy mencintaimu." bisiknya.

"Mark juga mencintai Mommy."

Forever Is You (JAEYONG) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang