Taeyong dan Yoona duduk dihalaman belakang, merasakan semilir angin yang menerpa wajah mereka, entah berapa lama keduanya hanya terdiam tanpa ada satupun yang membuka suara. Kepulan asap dari teh hangat yang dibuat Taeyong masih terlihat.
"Bibi." suara Taeyong memecah keheningan mereka.
Yoona menoleh padanya, "Ya?"
Taeyong mengulum bibirnya dan memainkan cincin dijarinya, "Aku dilamar Jaehyun." ucapnya dengan senyum terkulum malu.
Wanita paruh baya itu membelalakkan matanya terkejut, "Benarkah? Itu sangat bagus. Bibi turut senang untukmu." Yoona tersenyum lebar sembari menggenggam tangan Taeyong senang.
Pria cantik itu tertawa, "Terimakasih, Bibi." kepalanya menunduk sejenak, "Dan juga sepertinya banyak yang harus kuceritakan pada Bibi, karena aku juga bingung ingin bercerita pada siapa lagi." ujarnya dengan suara memelan.
Yoona menatap Taeyong lekat, "Ceritakan saja, Bibi selalu mendengarkanmu." Taeyong tersenyum mendengarnya, Yoona memang selalu mendengarkannya apapun itu. Rasanya Taeyong seperti masih memiliki Ibu.
"Emm, aku bingung memulainya dari mana." Taeyong menggaruk tengkuknya canggung seraya terkekeh pelan.
Yoona tersenyum melihatnya, "Ceritakan saja semuanya."
Taeyong mengangguk, kemudian berdehem pelan. "Apa Bibi ingat aku pernah mengatakan pada Bibi bahwa aku sering memimpikan seorang pria? Dan Bibi mengatakan bahwa itu Ayahnya Mark?"
Kernyitan muncul didahi Yoona, tapi wanita itu kemudian mengangguk. "Ya, Bibi ingat. Kau tidak bisa tidur karena itu."
"Pria itu benar-benar Ayah Mark. Aku telah menemukannya." ucapan Taeyong membuat Yoona penasaran. Feelingnya mengatakaan sesuatu tapi Yoona takut jika prasangkanya salah.
"Siapa?"
"Jaehyun, Jung Jaehyun. Jaehyun adalah Ayah Kandung Mark." Taeyong bisa melihat kornea mata Yoona membesar tanda wanita itu terkejut walau wajahnya tak menunjukkan adanya keterkejutan. Taeyong menghela nafas pelan.
"Dulu Jaehyun dan aku sepasang Kekasih ketika kami kuliah, hingga aku mengalami kecelakaan dan hilang ingatan saat itu. Aku melupakan semua tentang Jaehyun entah mengapa, hingga akhirnya aku kembali bertemu dengannya ketika aku masuk di Perusahaannya dan mulai memimpikannya tanpa kusadari. Bahkan aku juga mengetahui bahwa dia adalah Ayah kandung Mark yang selama ini selalu kucari. Setelah sekian lama akhirnya aku menemukannya." ucapnya, dengan mata memandang nanar kearah lain.
Yoona menatap lekat wajah pria cantik itu dalam diam, memperhatikan ekspresi yang tak seharusnya didapatkan. "Lalu? Apa yang membuatmu terlihat ragu?" tanya Yoona.
Taeyong menghela nafas kasar, "Aku tidak ragu pada Jaehyun, hanya saja aku merasa masih ada tersisa ingatan yang belum sepenuhnya kudapatkan. Dan aku mulai takut jika itu ingatan yang buruk." bibir tipisnya digigit pelan.
"Aku takut jika aku akan kehilangan Jaehyun lagi." matanya menatap Yoona dengan pandangan sendu, sedih, takut. Semuanya bercampur aduk menjadi satu, Yoona bisa merasakan itu.
"Apa kau sudah pernah bertemu dengan orangtua Jaehyun?" pertanyaan Yoona terkesan tiba-tiba bagi Taeyong, membuat pria mungil itu mengernyit. Tapi dirinya tetap berusaha mengingat orangtua Jaehyun. Seingatnya dirinya hanya tau bahwa Ibu Jaehyun meninggal.
"Orangtuanya? Tidak pernah...mungkin." nada suara Taeyong terdengar ragu diakhir.
"Atau kau lupa?" ucap Yoona yang membuat Taeyong kembali mengernyit, "Ayahnya, jangan bertemu Ayahnya." ujarnya. Yoona terlihat seperti berusaha mengatup rapat rahangnya menahan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Is You (JAEYONG) ✔️
Romance{COMPLETE} "My answer always you, forever is YOU." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~