_ALFAREZI KAVINDRA 📍 08_

5.2K 466 104
                                    

*****

🌼

ALFAREZI KAVINDRA

🌼

Gak bosa basi deh
Langsung aja kuyy baca!!
jangan lupa tinggalin jejak ya

🌼

*****

HAPPY READING ‼️

🌼🌼🌼

Pintu kamar terbuka kasar. Membuat Alfa terkejut. Abangnya, Dehaan menatap Alfa dengan tajam.

Berjalan perlahan dan membogem rahang Alfa dengan kuat. Alfa yang belum siap terjatuh. Pipinya berdenyut nyeri.

"Kenapa?"Alfa menatap Dehaan datar, Memegangi pipinya.

"Lo yang kenapa! Lo udah bikin papa emosi!"bentak Dehaan dan melayangkan tamparan.

Plak

Wajah tampan Alfa terhuyung kesaping. Kenapa harus yang barusan kebogem, sialan."batinnya. Panas, perih, nyeri yang ia rasakan.

Bugh

Bugh

Bugh

Dehan membogem perut Alfa sebanyak tiga kali, yang tentu membuat Alfa limbung terjatuh.

"Lo gak tau diri, Lo harusnya inget siapa yang ngurus Lo. Dan Lo yang udah bikin bunda meninggal!"

Alfa memejamkan mata. Bunda, kata itu yang membuat dirinya lemah.

"Gue gak ingin bunda meninggal!"serunya.

Berdiri, menghampiri Dehaan. Menatapnya datar. Matanya yang tajam membuat Dehaan merasa takut. Adiknya ini memang selalu tak melawan jika dihajar. Tapi ia yakin kalau adiknya bertarung jelas menang. Matanya bak mata elang membuat dirinya merasa tertekam layaknya mangsa.

Dehaan mundur satu langkah. "Lo itu anak pembawa sial. Harusnya Lo yang mati bukan bunda!"

Plak

Tampar keras mendarat di pipi Alfa, Alfa menatap abangnya dengan mata menajam."Udah berapa kali gue bilang, gue juga gak ingin bunda meninggal!"

"Arghhhh..."Alfa membanting vas bunga yang berada dinakas kamarnya.

Pyarr

Dehaan terkejut dengan apa yang dilakukan Alfa. Kacau, itu yang tergambar didiri Alfa adiknya.

"Lo gak pernah ngerasain jadi gue bang!"tunjuk Alfa tepat diwajah Dehaan.

"Gak tau tentang apa gue? Soal lo yang bikin bunda meninggal?"ucap Dehaan tersenyum miring.

"LO GAk TAU KEHIDUPAN GUE!"emosi Alfa sudah tak terkendali.

"LO GAK BENER-BENER TAU TENTANG HIDUP GUE!"

"LO CUMAN MENTINGIN DIRI LO SENDIRI DAN PAPA SELALU BELA LO!"

"Bahkan papa sama Abang gue gak peduli sama gue. Lebih berharap kalo gue mati!" lanjutnya lirih.

"Jaga ucapan kamu!" bentak Dehaan.

"Emang bener 'kan!?"

"Lo-,"belum sempat Dehaan menjawab sudah terpotong terlebih dahulu.

ALFAREZI KAVINDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang