*****
🌼
ALFAREZI KAVINDRA
🌼
Lanjut yukk, pada minta cepet up nya ya
Okey, fii turutin jadi sekarang sering up biar cepet tamat juga ehehe
Walau kadang lupa juga mau up ehehe, Mon maap
Tapi kalo udah di turutin jangan sampe ga ninggalin jejak ya wkwkw
Jangan sampe ga ngajak temen mampir juga wkwk
Jangan sampe ga follow akun fii ini ya wkwkw🌼
Kritik pokoknya kalau ada kesalahan atau typo
Nanti biar fii benahi setelah end
Tengkiyuuu prend🌼
*****
HAPPY READING ‼️
🌼🌼🌼
"Kini hanya tinggal sebuah kenangan yang tersisa. Bahkan kebahagiaan saja belum menjadi memory, tapi apalah daya jika Tuhan sudah menyiapkan kejutan bahkan tanpa kita ketahui"
-Alfarezi Kavindra-
🌼🌼🌼
"Ayo kak kita masuk," ajak Aleen membantu Alfa untuk berdiri.
Alfa hanya menurut tanpa menjawab. Tubuhnya sakit, hatinya sakit, raganya tak mampu untuk melakukan sesuatu. Terlalu lemas menerima kenyataan ini.
Aleen dan Alfa duduk tak jauh dari Indra yang juga sedang duduk. Banyak pasang mata menatap Alfa dengan prihatin. Siapapun yang melihatnya akan merasa pedih di hati. Dengan kondisi Alfa yang sangat memprihatikan, baju dan celana yang banyak bercak darah, sudah tidak tertata rapi, wajah yang lebam, rambut acak-acakan, bibir memucat, mata yang bengkak dan tatapan kosong terpancar di matanya. Sudah persis seperti mayat hidup setelah di hajar masa.
"Kenapa kamu kesini? Pergi sana!" usir Indra dengan penuh penekanan.
"Sudah pak, nak Alfa juga putra bapak biarkan saja. Ia juga turut berduka atas kematian abangnya wajar jika nak Alfa merasa terpukul." ucap bapak-bapak di sana.
Dengan terpaksa Indra mengangguk. Menatap putra kesayangannya yang telah tiada.
Berbeda dengan Alfa, cowo itu sangat rapuh bahkan lebih rapuh dari kayu yang sudah usang. Tatapan kosong membuat hati Aleen merasa pedih begitu juga yang lainnya.
"Bang Dehaan," ucap Alfa lirih.
"Shhhh..."
Entah kenapa tiba-tiba perutnya terasa sangat sakit. Memejamkan matanya agar rasa sakit itu bisa berkurang. "Tuhan, gue mohon jangan sekarang." batinnya.
"Kenapa kak? Ada yang sakit?" tanya Aleen melihat Alfa yang sepertinya menahan sakit.
Alfa membuka matanya, menatap Aleen dengan tersenyum. Apapun keadaannya ia tak ingin membuat Aleen merasa khawatir.
"Aku gak papa,"
"Kalo ada yang sakit bilang aja kak,"
"Terima kasih sayang," ucap Alfa lembut. Mengelus rambut Aleen sayang.
Bahkan dalam situasi seperti ini, Alfa masih saja memperhatikan Aleen. Membuat Aleen merasa sangat di sayang oleh sosok Alfa yang selalu ada untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZI KAVINDRA (END)
Ficção AdolescenteAlfarezi Kavindra, cowo dingin dan cuek yang selalu tertekan dalam kehidupannya. 17 tahun ia hidup penuh dengan duka dan luka, kebahagiaan tak pernah menghampiri dalam dirinya. Bahkan ia berfikir dunia sangat kejam dan tidak adil. Penyakit yang tum...