*****
🌼
ALFAREZI KAVINDRA
🌼
Haiiii nungguin ya
Selalu ikuti cerita fii
Pantau sampe end ehehe
Jangan lupa tinggalin jejak dulu
Makasih ❤️🌼
*****
HAPPY READING ‼️
🌼🌼🌼
"Sakit hatinya seorang anak yang sesungguhnya adalah jika dirinya di bentak, di bandingkan bahkan tidak diinginkan oleh orang tuanya"
-Alfarezi Kavindra-
🌼🌼🌼
Akhirnya Alfa sampai di rumahnya setelah mengantar Kenzo pulang.
Dengan gontai ia memasuki rumah. Hal pertama yang ia lihat adalah papanya yang menatapnya tajam, sembari duduk di kursi ruang tamu layaknya raja.
"Dari mana kamu?" tanya Indra dingin.
Tanpa menjawab, ia berjalan mengacuhkan Indra hingga bentakan membuat ia berhenti dari langkahnya.
"DI TANYA JAWAB, BUKAN MALAH NYELONONG!"
Hal itu membuatnya langsung berbalik badan. Menatap papanya dengan datar, ia sudah tidak heran dengan bentakan Indra.
Maju mendekati Indra, kini ia tepat berada di hadapan sang papa yang tengah berdiri dengan menatap dirinya tajam.
"Jika saya menjawab, apa anda percaya?" Alfa menatap Indra.
Plak
"Di tanya bukannya jawab malah melawan, kamu!" seru Indra setelah menampar putranya. Ah sepertinya tidak cocok jika harus memanggil Alfa dengan sebutan putra.
"Saya habis latihan basket." jawab Alfa.
"HAHAHAHA.... KAMU?" Indra menunjuk Alfa dengan tertawa mengejek.
"KAMU LATIHAN BASKET? MANA BISA ANAK SIALAN SEPERTI KAMU MAIN BASKET, HAH!"
"KAMU SAJA TIDAK BERBAKAT DALAM SEMUA BIDANG, GAYA-GAYAAN MAIN BASKET. KAMU ITU TIDAK SEBANDING DENGAN PUTRA SAYA, DEHAAN!"
Indra tetap saja tertawa. Ia mengejek Alfa sembari membandingkan dengan Dehaan. Alfa benci itu, benci jika ia di bandingkan.
"Tapi, gara-gara kamu putra kesayangan saya meninggal!" pekik Indra menjambak rambutnya frustasi.
Alfa menggeleng, ia juga mengerti jika semua yang terjadi ini adalah salahnya. Seharusnya abangnya tidak menolongnya. Ia tak membantah ucapan papanya karena ia juga berfikir jika itu salahnya. Tak menyangka bahwa Abang yang ia harapkan pergi dengan cepat sebelum dirinya.
Plak
Bugh
Bugh
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZI KAVINDRA (END)
Ficção AdolescenteAlfarezi Kavindra, cowo dingin dan cuek yang selalu tertekan dalam kehidupannya. 17 tahun ia hidup penuh dengan duka dan luka, kebahagiaan tak pernah menghampiri dalam dirinya. Bahkan ia berfikir dunia sangat kejam dan tidak adil. Penyakit yang tum...