*****
🌼
ALFAREZI KAVINDRA
🌼
Kembali lagi sama fii
Gimana nih kabarnya?
Lama banget ya fii gak up
Maap:(
Jangan lupa tinggalin jejak dulu ya
Makasih ❤️🌼
*****
HAPPY READING ‼️
🌼🌼🌼
"Mau beli apa aja nih?" tanya Astrid saat tiba di depan supermarket.
"Beli cemilan sama minuman aja." jawab Aleen yang sudah berjalan masuk ke dalam supermarket.
"Kuy lah," sahut Amanda.
Tak butuh waktu lama mereka selesai memelih cemilan dan minuman.
"Kurang gak nih?" tanya Amanda.
"Benar-benar gue mau ambil es krim dulu. Pengen." jawab Aleen.
" Ya udah sana ambil," suruh Astrid. Aleen mengangguk.
Berjalan menuju di mana es krim berada. Mengambil dua cup es krim rasa stroberi. Selesai itu, ia menghampiri kedua sahabatnya yang sudah berada di kasir.
"Udah." ucap Aleen menunjukkan kedua es krimnya.
"Sini," Astrid meraih kedua es krim milik Aleen untuk di serahkan kepada mbak-mbak kasir.
"Berapa mbak?" tanya Amanda kepada mbak kasir.
"Habisnya dua ratus ribu lima ratus mbak." jawab mbak kasir, menyerahkan belanjanannya begitu juga struk totalnya.
"Nih mbak," Amanda menyerahkan uang kepada mbak kasir.
"Sisanya buat mbak aja," lanjutnya.
"Bego, cuman sisa lima ratus perak anjir." sahut Astrid geleng-geleng dengan ucapan Amanda. Membuat mbak kasir di sana terkekeh.
"Yang penting 'kan sisa," ucap Amanda menenteng dua plastik tanggung yang berisi cemilan dan minuman.
"Udah deh ayo," lerai Aleen. Astrid dan Amanda mengangguk.
Karena sore, suasana di supermarket rupanya ramai. Mereka memutuskan untuk segera pulang ke rumah Aleen.
15 menit akhirnya sampai, yang langsung di sambut oleh Saras mamanya Aleen.
"Eh, kalian ikut kesini." ucap Saras yang melihat Astrid dan Amanda bersamaan putrinya.
"Iya ma, tadinya mau ke cafe tapi Aleen gak mau. Ya udah ke sini aja," jelas Astrid tersenyum.
Saras mengangguk " sini masuk, mandi dulu kalian. Baju Aleen banyak,"
"Ck... Kebiasaan mama mah," kesal Aleen karena pasti bajunya yang kena sasaran untuk kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZI KAVINDRA (END)
Novela JuvenilAlfarezi Kavindra, cowo dingin dan cuek yang selalu tertekan dalam kehidupannya. 17 tahun ia hidup penuh dengan duka dan luka, kebahagiaan tak pernah menghampiri dalam dirinya. Bahkan ia berfikir dunia sangat kejam dan tidak adil. Penyakit yang tum...