Bab 7

629 70 0
                                    

"BANG CANDRA!"

"OH BANG CANDRA!" Teriakan segerombolan anak-anak di depan rumah membuat konsentrasi Abyan terganggu. Ia meremas kertas ditanganya sejalan dengan matanya yang terpejam untuk menahan kesal kala suara itu kian bersautan tanpa jeda. Ia menutup laptop   kemudian beranjak menuju pintu.

Di gerbang depan segerombolan anak-anak berpakaian cerah dengan logo Realmadrid dan Barcelona berjejer layaknya pengantri sembako.  Jangan lupakan beberapa anak yang membawa layangan.

Abyan melirik jam tangan, apa yang dilakukan para bocah itu pagi-pagi begini?

"Heh,  bocah asem ngapain kalian teriak-teriak depan rumah orang pagi-pagi begini?"

"Mas Abyan, Bang Candranya ada?" tanya seorang anak berkaos bola dengan nomer punggung tujuh. 

"Bang Candra lagi ngampus... Kalian kenapa nyariin?"

"Kami mau ngajak Bang Candra kelapangan buat main layangan," sahut anak berambut cepak dengan bedak tebal yang  memenuhi wajahnya.

"Walah... Bang Candra masih lama baliknya, Kalian mau nunggu di dalam gak?"  tawar Abyan.

"Ada makanan gak Bang!?"  tanya bocah berkaos I Love U Bandung pada Abyan.

"Ada!" Abyan berbalik hendak masuk ke dalam rumah. Namun,  ia terhentikan oleh teriakan bocah di depan gerban.

"MAS ABYAN!"

"APA LAGI!" Abyan menoleh dengan malas ke Gerban.  Cengiran dari bocah yang ia dapatkan.

"Bukain gerbangnya mas....," kata salah satu bocah  bertubuh kurus. Abyan menepuk jidatnya di ikuti oleh gerombolan bocah yang menepuk jidat pula secara serempak.

Abyan  berbalik dan segera berjalan menuju gerbang, membuka kunci dan mempersilakan para bocah masuk. 

Sepertinya, anak-anak ini sudah biasa berkunjung ke kediaman Eyang Muhsin.  Buktinya mereka segera melegang masuk kedalam dan segera menuju dapur.

"Widih... Ada bronis, Kak Asraf boleh gak?" tanya seorang anak berambut cepak sebut saja namanya Ucup. Asraf yang sedang asik bergelut dengan mixernya hanya mengangguk, mempersilahkan para bocah.

Mereka berseru girang, segara Ucup mengambil sepiring bronis dan membawanya ke kawan-kawan yang kini sudah berpindah tempat ke ruang tamu.  Menyalakan Tv lalu duduk melantai menikmati potongan bronis sambil menonton film kartun.

"Enak ye...  Tamu berasa tuan rumah," Sindir Abyan yang kini sudah kembali ke kesibukan awal yakni berurusan dengan revisi skripsi, yang di sindir malah cengar-cengir tidak peduli dan lanjut menikmati bronis buatan Asraf.

Jam sudah menunjukkan pukul 10.14 artinya Abyan harus bergegas untuk menuju kampus.  Ia segera membereskan kertas yang berserakan dan menutup laptop yang sebelumya telah Shut down.

Ia melangkah menujuh lantai atas memasuki kamar dengan pintu berwarna biru.  Lalu beberapa menit kemudian ia muncul dengan kemeja berwarna putih dengan bawahan  jeans hitam, ransel hitam yang di selampirkan di pundak.

"Udah mau berangkat Mas?" tanya Asraf yang saat ini sedang bergabung dengan Ucup dan kawan-kawan di ruang tamu.

Abyan mengangguk menanggapi,  kemudian mengecek benda persegi, ia tangannya terlihat lincah  mengetikkan sesuatu.

"Salam sama Bang Candra ya bang...  Terus bilang cepat pulang biar bisa cepat ke lapangan," kata kawan Adit yang kini bermain dengan si Dora kucing kesayangan Abyan.

"Oke." Abyan segera bergegas,  mengambil kunci motor di meja.

Bunyi mesin motor milik Abyan terdengar, lalu secara perlahan semakin mengecil pertanda empuhnya telah melaju meninggalkan rumah.

GRANDSON'S EYANG MUHSIN [ NCT DREAM] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang