Bab 16 GEM

461 54 2
                                    

Desing mesin pick up tua, asap hitam dari kenalpot mobil mengepul di udara. Mobil pick up milik Paman Jo memanglah sudah tua wajar saja
Keadaannya sedikit memprihatinkan dengan beberapa cat yang sudah mengelupas. Tetapi kondisi mobil Paman Jo tidaklah semenyedihkan itu. Pada masanya Mobil Paman Jo punya status yang gemilang, berkatnya juga kini Paman Jo bisa memiliki berhektar-hektar kebun teh dan kebun sawit. 

Candra kini sudah siap dibalik kemudi, jujur saja dia baru pandai mengendarai mobil sebulan yang lalu dan sekarang dia sedikit gugup karena pertama kalinya akan membawa mobil dengan jarak yang jauh, terlebih lagi dia tidak punya SIM. tapi ya sudahlah.  Kata pak Yakin Guru agamanya dulu, Jangan memikirkan sesuatu yang belum terjadi. Jalani saja dulu, nanti kalau misalnya apa yang kita pikirkan itu terjadi, ya terima saja, semua sudah diatur sama Gusti Allah yang penting yakin.

Menoleh keluar dimana paman Jo berdiri di pagar bersama sang Istri. Candra melambai untuk berpamitan dan lambaiannya pun bersabut dengan suara Paman Jo yang sedikit melengking.

"Ingat ya mobil saya pas dikembalikan harus full tangki!"

"Siap komandan" Candra berkata sambil berpose hormat kepada Paman Jo.

"Kalau gitu Candra pamit ya!" pamit Candra sedikit berteriak di karenakan suara mobil yang cukup bising.

"Hati-hati ya nak," balas Paman Jo, lalu kemudian melambai. Mobil pun mulai bergerak menjauh dari kediaman paman Jo. Candra, meski gugup saat pertama kali menginjak pedal gas kini ia mulai terbiasa.

Biasanya saat berkendara Candra akan menyetel music dari radio tapi sayangnya mobil paman Jo tidak punya radio. Jadi yang bisa di lakuka olehnya sekarang adalah bersenandung ria dengan beberapa lagu penggalan dari Tulus.

Melewati beberapa persimpangan, tikungan dan belokan, syukurnya Candra sampai di depan kampus UBI dengan selamat.

Di depan gerbang telah berdiri Saka dan beberapa anggota yang lain. Berdiri berjejer yang mana bisa di pastikan telah menunggu kedatangan Candra.

"Nah ini dia yang di tunggu, kemana aja sih lumutan nih kita nunggunya," kata Saka begitu mobil pick up yang dikemudikan Candra berhenti tepat didepan mereka.

"Sorry... Guys maklum lah gue baru belajar bawa mobil jadi pelan-pelan"

"serius lu baru belajar bawa mobil... Jangan bilang lu yang bawa mobil ke lokasi, nggak mau ya  gue naik kalau lu yang bawa bisa-bisa Kita pulang tinggal nama." kata Sandra

"Hush... Omongan adalah doa. Ada saka yang bakal bawa mobil jadi aman."

"emang Saka bisa bawa mobil?" tanya Sandra tak percaya bahwa Saka bisa mengemudi. Sependek yang dia tau Saka bawa motor jarang, paling sering nebeng sama Dimas dan Cakra jadi bagaimana anak itu  tiba-tiba bisa bawa mobil.

"Tenang Sand, Saka ini bisa bawa mobil kok, jangankan Pick up, truk aja dia bisa bawa... Iya Nggak Sa?"

"Yoi bro!"

Candra menggeser duduknya kesamping sehingga Saka bisa mengambil alih kemudi. Sedangkan Sandra kini sudah bergabung dengan anak-anak yang lain sibuk menaikkan barang-barang yang sekiranya akan mereka gunakan ketika sampai di panti.

Roda mobil berputar dengan kecepatan sedang membela jalan yang kian ramai lalu kemudian bergabung dalam lautan kendaraan. Layaknya taman bocah SD yang sedang melakukan study Tour, Mahasiswa ini acap kali menyanyikan lagu anak-anak seperti naik-naik kempuncak gunung, abang tukang Bakso  dan  Masih banyak lagi yang kadang menuai tawa dari pengendara yang kebetulan berdampingan dengan mobil mereka. Ada juga yang tersipu malu ketika Candra melayangkan gombalan kepada cewek yang berhenti dilampu merah.

GRANDSON'S EYANG MUHSIN [ NCT DREAM] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang