23. Gem

343 42 0
                                    

Sudah seminggu Bang Revan dirawat di rumah sakit dan hari ini dia sudah bisa kembali kerumah.  Ini semua berkat kegigihan Revan yang terus meminta untuk dipulangkan dan dirawat jalan saja. Awalnya Bang Malik menolak dan bersikeras Revan untuk tinggal beberapa hari, tetapi apalah daya dia tak bisa juga melihat Adiknya merengek untuk pulang akhirnya diapun mengiyakan.

Bang Malik 
menghempaskan tubuhnya pada sofa. Rasanya selama seminggu tulangnya serasa di cabut satu-satu karena selalu tidur di matras yang kaku.

Revan hanya bisa tersenyum maklum, padahal tadi abangnya itu bersikeras melarangnya pulang kerumah tetapi saat ini abangnya satu itu sudah terlelap dengan wajah yang tertutup bantal. Kebiasaan Bang Malik yang sampai ini tak ada yang tau alasan kebiasaan buruk tersebut. Bukan apa, pengap eih.

Di sisi lain rumah, Cakra dan Candra sudah menginvasi area dapur. Tak lupa dengan gelut yang tiada akhir bagi kedua bersaudara tersebut. Apapun bisa di jadikan bahan gelut.

"Itu buat Bang Revan bukan buat opet, taru balik nggak!" kata Cakra pada Candra yang seperti tuli, tetap memilah potonga apel yang baru saja di kupas oleh Cakra.

"Ih... Bang Candra, itu buat Bang Revan jangan di kasih ke si Opet!" sekali lagi teguran Cakra tak diindahkan oleh Candra.

Karena kesal Cakra menarik piring dengan potongan Apel tersebut, menimbulkan tatapan tak percaya Candra.

"pelit banget sih lu sama Opet, giliran sama Apin dan Dora lu dermawan banget, lu kasih Wiska, vitamin, ikan tongkol lah giliran Opet yang cuman makan buah aja lu dedekutnya minta ampun ngalahin Kharun" protes Candra pada adiknya.

"Beda ya, ibarat kata Apin dan Dora adalah kalangan Bangsawan sedangkan Opet adalah Rakyat jelata jadi nggak bisa di samakan" Candra mendengus tidak terima Opet tersayangnya di ibaratkan rakyat  jelata.

"Bangsawan katanya...  Padahal cuman kucing oreng" kata Candra.

"Kucing oreng adalah kasta tertinggi dalam classis perkucingan yeh!"

"ngangong ngangong..."  ejek Candra sebelum akhirnya beranjak dari dapur tak lupa dirinya mengambil dua potongan apel Dari piring yang bawah adiknya.

"BANG CANDRA!!! DASAR NGGAK MODAL!" teriak Cakra.

Setengah berlari, Candra menuju teras belakang. Terkikik gemas dia membuka kandang Opet dan mendapati peliharaanya dalam posisi terbalik dan berusaha bangkit. Candra berani bertaruh kalau opet sedang mencoba keluar dari kandang lagi.

"Pagi Pet, sorry daddy mu baru datang... Tapi jangam marah yah? Karena Daddy bawah apel hasil nyolong dari Cakra."

Candra membantu opet untuk berbalik kemudian menaruh dua potongan Apel kedalam kandang Opet. Kura-kura seukuran dua telapak tangan itupun berjalan perlahan mendekat kearah potongan apel pemberian Candra.

"Tau nggak pet? Si Cakra bilang kalau kamu itu rakyat jelata" mendengar kata Rakyat jelata opet langsung menolehkan wajahnya pada candra seolah menuntut penjelasan.

"tapi nggak usah sedih pet, karena bagi daddy opet yang terbaik!" kata Candra.

Citt-

Opet bersuara tanda senang dengan perkataan opet.

"Ahhh~ opeeet gemes daddy!"

Candra berjinjit kaget ketika mendengar dengkuran tepat di sampingnya. Diapun menoleh dan mendapati seekor kucing tengah menatapnya sambil mengibaskan ekornya.

"Eh... Apin mau main sama abang?" tanya Candra.

Kucing berbulu orange itu kemudian berbaring sambil mengoyangkan kakinya seolah mengajak candra Bermain.

GRANDSON'S EYANG MUHSIN [ NCT DREAM] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang