10 hari masa skorsing Candra telah selesai. Tepatnya hari ini Candra akan masuk kuliah lagi. Dengan penuh semangat dan hati yang meluap gembira ia berangkat kuliah mengunakan motor vespa miliknya. Tak sabar bertemu dengan kawan organisasinya setidaknya itu tujuannya berkuliah.
" Candra berangkat ya!" pamit Candra yang kini sudah dalam posisi mengendarai motornya. Namun dia mengkerut ketika dirasa suatu yang berat menaiki motornya ia pun menoleh kebelakang dan ternyata Jihano dan Cakra telah duduk di jok belakang tak lupa dengan senyum menjengkelkan.
"Ngapain?!" tanya Candra
"Ya Sekolah lah!" jawab Jihano dan Cakra bersamaan.
"Dari seragam kalian gue juga udah tau kalian mau sekolah. Tapi maksud gue ngapain naik ke motor gue?"
"Mau nebeng lah Bang, mau ngapain lagi? Masa kita mau main kuda lumping." jawab jihano sambil memperbaiki helmnya.
"Bentar-bentar, yang ngijinin kalian nebeng siapa?" candra turun dari motornya lalu kemudian berkacak pinggang. Lantas mata Cakra dan Jihano mengikuti setiap pergerakan lelaki berkulit tan tersebut.
"terus mau nebeng sama siapa? Bang malik udah pergi nganterin Mas Abyan ke rumah sakit subuh tadi, Bang Revan juga udah pergi ngurus dokumen nikah. Masa iya kami jalan kaki?" tutur Cakra.
"Oh kalau urusan itu, gue nggak ada kena mengena ya... Itumah derita kalian... Asal kalian tau gue itu mau jemput Sandra. kalau misalnya kalian nebeng, nanti Sandra duduk dimana masa iya di ban motor? " Cakra memutar bola matanya jengah.
"Abang ku tersayang kan bisa jemput kak Sandranya abis nganter kami berdua sekolah." kata Cakra
Cakra membentuk simbol silang di depan dada dengan kedua tangannya, secara bersamaan kepala menggeleng. Bersikeras menolak.
"nggak ada ya... Udah kalian naik taksi aja!"
"tapi bang taksi jam segini mah nggak ada yang lewat."Jihano memelas, mengeratkan pegangannya pada jok motor.
"Uber aja, Gojek juga ada tuh." kata Candra.
*****
Asraf hendak meraih gelas yang berada di rak. Bibirnya berdecak kesal karena tanggannya tak kunjung mengapai gelas. sementara tangannya sudah terasa pegal. Namun, Asraf tidak menyerah. Ujung jari tengannya telah menyentuh bibir gelas namun naas benda berbahan kaca itu bersamaan dengan Jatuhnya Asraf dari kursi roda. Akibatnya lengan Asraf tergores begitu dalam karena serpihan kaca.
Mata jernih itu tiba-tiba memanas lalu sedetik kemudian membentuk cairan bening yang bersiap jatuh kapan saja. Mengepalkan tinju hingga tanggannya memutih. Mata itu menatap benci kedua kaki yang terbujur kaku.
"Nggak berguna," gumang Asraf dengan suara serak. Dia lantas memukul kedua kakinya begitu keras meluapkan emosinya yang terpendam, meski seberapa kuatpun dia memukul tungkai itu, tak akan terasa apapun.
Kesekian kalinya Asraf mengibah, sekian kalinya Asraf meratap lantas kemudian meraung pilu. Rasa sakitnya bahkan mengalakan rasa nyeri di lengannya. Lantas kemudian ia berteriak meluapkan kesediahannya.
"ASTAGFIRULLAH ASRAF!!!" Candra berteriak kaget melihat keadaan Asraf yang bersimpuh di lantai sambil berteriak memukul kedua kakinya.
Berlari menghapiri Asraf. Candra lantas menahan kedua tangan adiknya untuk berhenti.
"KAMU KENAPA KAYAK GINI?!" Candra membingkai wajah Asraf. Matanya ikut memerah kala melihat mata sembab adiknya. Mata yang penuh gurat lelah dan kesedihan.
![](https://img.wattpad.com/cover/278554082-288-k494835.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GRANDSON'S EYANG MUHSIN [ NCT DREAM] End
Fanfic"Banyak sudah kisah yang tertinggal, kau buat jadi satu kenangan Seorang sahabat pergi tanpa tangis, arungi mimpi Slamat jalan kawan cepatlah berlabuh" Tipe-x "Abang emang nggak bisa Banggain kalian tapi abang bersyukur punya adik-adik yang banggai...