Bab 14 (BOSS)

236 47 18
                                    


VOTE DAN COMMENT JUSEO (Biar aku semangat update nya)

Trigger Warning

Chapter kali ini mengandung berbagai macam kekerasan fisik dan Verbal, mengingatkan sekali lagi rating cerita ini dewasa ya, reader nim

Gumawo

..............................

FLASH BACK

"Ah... mas Yohan, selamat datang di Kota Y" Sumartono Kirana menyambut seniornya sewaktu kuliah di Kota J dulu. Kepala pemerintahan muda yang baru dilantik itu mempersilakan Yohan Adilaksono dan keluarganya untuk duduk di kursi ruang tengah rumah dinasnya yang hangat.

Mereka bercakap cakap dengan seru, maklum istri Yohan tak lain adalah teman SMA Nyonya Sumartono Kirana, jadi pertemuannmereka layaknya sebuah reuni.

"Jehan kok diam saja? Bosen ya?" Tanya Nyonya Sumartono

Jehan hanya tersenyum

"Gendhis ... sini Nak!" Gendhis yang lewat di belakang sofa mendadak di panggil mamanya untuk mendekat. Bukan hal yang luar biasa bagi gadis yang masih berada di tahun ketiga SMP itu dikenalkan dengan kolega orang tuanya. Dia anak yang pendiam tapi cukup percayadiri serta anggun dalam bersikap. Dia pun menyalami seluruh keluarga itu dan terakhir Jehan.

Gendhis mengenakan T-shirt putih bergambar rilakuma dan celana pendek yang menggemaskan. Rambutnya dikepang sedikit di bagian samping depan. Bibirnya ranum dan matanya belok, kulitnya seputih susu. Sosok yang tidak akan dilupakan Jehan seumur hidupnya.

"Gendhis" Katanya bertatapan langsung dengan Jehan yang menurutnya sangat tampan, seperti boy band –boyband yang dia koleksi posternya.

"Jehan" Jehan pun menyambutnya, dengan senyum tipis yang jarang ditunjukkannya kepada siapapun.

Jantung mereka sama-sama berdebar kencang. Anak panah dewa cinta sudah tertancap tepat di dada mereka. Menumbuhkan bermacam-macam rasa dan harapan untuk pertama kalinya.

Malamnya , Gendhis dan Jehan tidak bisa tidur, membayangkan tentang bagaimana nanti pertemuan mereka selanjutnya.

Kisah cinta pertama selalu mendebarkan.

...........................

Gendhis masih memakai seragam sekolahnya, siang ini dia pergi ke Mall sendirian untuk membeli beberapa keperluan stationary nya. Gendhis suka mengoleksi berbagai macam stationary yang lucu-lucu, menurutnya hal itu dapat membuatnya senang dan bersemangat belajar. Gendhis memang sering sendirian, semua karena ibunya yang tidak mengizinkannya bergaul dengan banyak anak secara bebas. Dia hanya memiliki 3 teman dekat di sekolah yang semuanya anak pejabat dan pengusaha paling berpengaruh di Kota Y. Namun sepulang sekolah ketiga temannya tidak ada yang bisa menemaninya pergi ke Mall, jadilah Gendhis sendiri.

Gadis cantik itu sedang memilih-milih notes lucu dan baru menimbang manakah yang akan diambilnya. Akhirnya Gendhis memilih notes bergambar Totoro dari Studio Ghibli , karena notes itu tinggal satu dan tidak banyak orang yang memilikinya, namun sebuah tangan merampas notes itu.

"Aku duluan!" Katanya membuat Gendhis menoleh. Itu Mirna, anak perempuan sekelasnya yang selalu benci kepada Gendhis. Dulu Mirna dan Gendhis berteman baik, tapi sejak mama Gendhis tahu kalau Mirna anak pegawai biasa, Gendhis pun disuruh menjauhi Mirna dan berteman dengan "lingkaran" yang lebih pantas. Anak seusia Gendhis tidak memiliki kemampuan apa-apa selain menuruti perintah ibunya, dia tidak dapat menjelaskan kepada Mirna mengenai apa yang terjadi dan kalau pun Gendhis menjelaskan , dia yakin Mirna tidak akan paham. Jadilah Mirna selalu memusuhi Gendhis, memfitnah dan menjelekkannya, hingga banyak yang tidak suka pada Gendhis di sekolah meskipun mereka tidak mengenalnya. Selama ini Gendhis hanya diam, bahkan Mirna dan gengnya pernah merusak barang-barang Gendhis dan menyumpal tasnya dengan sampah, menyembunyikan seragam olahraga hingga Gendhis dihukum Pak Guru.

My Boo (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang