Bab 22 (Lemonade)

242 36 29
                                    


Ada Tiway bawa bendera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada Tiway bawa bendera

Jangan lupa vote dan coment nya

Hari-hari Terry pun kembali berlalu tanpa kejelasan mengenai hubungannya dengan Gendhis. Mereka masih saling menyimpan nomor masing-masing , namun sama – sama enggan untuk menghubungi. Malam ini adalah pesta pernikahan Syeden dan Tria. Oma telah memutuskan menyelenggarakan pesta besar-besaran di Kota S untuk Syeden dan Tria. Siapa pun tidak kuasa membendung niatan oma kali ini. Syeden dan Tria pun terkesan tidak peduli dengan pesta mereka.

Yang penting kawin

Kata Syeden sewaktu Terry menanyakan konsep pernikahannya yang sungguh sangat tidak mencerminkan karakter pasangan yang menikah itu.

Ball room hotel mewah itu disulap ala istana dengan lampu-lampu swarosky lantai kaca berbunga belum lagi efek lampu dan kabut buatan. Syeden dan Tria pun sudah dipajang layaknya boneka di pelaminan, mereka berdua hanya menuruti kata pemandu acara saja.

Meja tempat Terry menikmati acara itu dipadati para bachelor alias para jomblo yang tidak membawa pasangan. Sesekali mereka menertawakan Syeden dengan tampang "Ih ini apa an sih" tapi tidak bisa mengelak karena semua hal yang terjadi padanya adalah titah dari Sang Oma.

Sementara di pangung Syeden dan Tria sedang akan melakukan acara lempar buket, Terry pamit sebentar keluar untuk mencari udara. Sebenarnya ada yang dinantinya mala mini, siapa lagi kalau bukan Gendhis.

Kata Tria perempuan itu akan datang ke resepsinya , tapi entahlah, acara sudah hampir selesai tapi gadis itu tidak juga nampak, membuat Terry putus asa.

..........................................................................................

Sudah dua jam Gendhis duduk di bangku ruang tunggu kedatangan bandara Kota S. Seharusnya 2 jam yang lalu dia sudah bergegas ke hotel lalu mengadiri pernikahan Tria. Tapi yang dilakukannya hanya diam dalam kebimbangannya sendiri. Kalau dia datang pasti Terry akan menemukannya dan dia yakin tidak bisa mengelak lagi ajakan Terry.

Dia terus berpikir ulang , jadi atau tidak . Tapi hidup ini hanya sekali dan sungguh keterlaluan jika dia melewatkan orang seperti Terry. Apa salahnya mencoba lagi. Jika Terry mencintainya , pasti semua bisa mereka bicarakan dengan tenang dan dewasa.

Gendhis meneguk capuchinonya dan menyadari bahwa pesta pernikahan Tria sudah hampir selesai, tapi dia datang kemari bukan karena pesta itu, dia datang karena ingin bertemu dengan Terry. Sungguh otaknya kusut dan kontradiksi.

..........................................................................................

Waktu menunjukkan pukul 9 pagi setelah pesta besar itu. Tria dan Syeden sengaja mengundang sahabat-sahabatnya untuk brunch di café milik Bhia dan Yolie. Akhir-akhir ini sangat sulit mempertemukan mereka semua di sebuah acara privat karena kesibukan masing-masing, jadi meskipun masih lelah gara-gara acara pesta luar biasa semalam mereka tetap menyempatkan diri. Lagi pula siapa yang ingin melewatkan masakan Bhia yang selalu sangat sangat enak.

My Boo (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang