Bab 41 (Dreams come True)

225 32 18
                                    

Secepat kilat Terry mengambil tindakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Secepat kilat Terry mengambil tindakan. Dia tidak ingin sesuatu yang buruk pada ibu dari kekasihnya. Terry mengambil keputusan yang tepat untuk mendatangi kantor polisi, dia juga menawarkan bantuan untuk melakukan pelacakan dengan teknologi yang dimilikinya. Terry sudah mengatur sedemikian rupa agar berita mengenai diculiknya Rania tidak menyebar. Hal itu akan hanya menambah perkara dalam semua kesemperawutan ini.

Gendhis duduk dengan cemas di sudut ruangan itu, sementara Terry masih sibuk dengan beberapa perwira polisi untuk melacak ponsel Rania Soeryo. Beberapa polisi juga dengan cepat dikerahkan untuk menyisir rute terakhir yang dilalui perempuan yang juga merupakan anggota dewan itu.

"Minum dulu, biar tenang" Terry menyodorkan satu cup coklat hangat untuk Gendhis

"Gimana T. ?" Tanya nya lirih tidak bertenaga, Gendhis merutuki diri dan keluarganya yang selalu saja berurusan dengan hukum dan polisi, seolah tidak pernah tenang.

"HP dan mobil tante Rania ditemukan, tapi orangnya tidak ada"

Gendhis refleks memegang lengan Terry "Terry, bagaimana , aku takut kalau terjadi sesuatu pada mama"

Terry duduk di sebelah kekasihnya itu dan mengelus lembut punggungnya

"Masih ada harapan, masih bisa dilacak lewat CCTV yang tersebar di seluruh kota, tunggu sebentar ya, sabar"

Terry masih menenangkan Gendhis ketika seorang petugas datang,

"Pak Terry, koordinatnya ketemu, sepertinya mereka membawa Bu Rania ke pinggir kota, tepat nya kurang tahu, tapi ada beberapa gudang besi tua di sana, kami sudah kirim beberapa unit ke sana, apa ingin menyusul?" katanya

Gendhis langsung berdiri,

"Iya Pak , kami ikut"

...............................................................................................

PLAK

"Nggak tau diuntung! Selalu bikin susah!" Laki laki berperawakan tambun itu entah berapa kali menampar Rania yang duduk dengan tangan diikat di sebuah bangku kayu di dalam sebuah gudang penyimpanan besi tua.

Tidak ada satu kata pun yang diucapkannya sejak tadi, dia sudah pasrah dengan apapun yang akan terjadi padanya. Jika dia akhirnya mati dibunuh dia tidak akan menyesal.

Matanya basah dan tatapannya tidak bisa diartikan lagi. Dia hanya memikirkan anak-anaknya. Sebelum pergi ke polisi , dia sudah menyiapkan tempat pengungsian paling aman untuk bungsunya yang masih balita, dia rasa Aryo aman bersama mantan suaminya , dan dia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengeluarkan Gendhis dari permasalahan yang berat.

Dia sudah siap mengenai semuanya, dia sudah menulis segala kejahatan yang selama ini dilakukan keluarga dan suaminya, dia sudah menyerahkan semua berkas itu ke pengacara dan salinannya telah diberikannya kepada polisi.

My Boo (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang