Bab 15 (My Everything)

240 45 18
                                    

Haiii... aku update lagi , biar weekend mu ada kegiatan he he he 

Tapi

Vote dan comment dulu ya

Thank you

"Jadi tolong jelasin ini kenapa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi tolong jelasin ini kenapa?"

Waktu masih menunjukkan pukul setengah 5 pagi, tapi dokter Jayden Sumanjaya sudah bersedakap marah di sebuah bangsal VVIP di depan kedua adiknya.

Terry hanya tergolek lemah dengan lebam di sana sini dan perban di kepala seperti adegan-adegan di sinetron murahan. Infusnya juga hampir habis. Sementara Syeden duduk di sofa dengan pandangan mata malas karena tidak tidur dari semalaman , sibuk mengurusi Terry dan Gendhis.

"Maaf bang" Kata Terry lemah

"Abang ga butuh maaf, cuma butuh dijelasin, jam 3 pagi abang dapat telepon dari kepala rumah sakit , katanya kamu masuk IGD luka – luka di kepala, harusnya abang sekarang bisa solat berjamaah sama Dhea untuk pertama kalinya!" Jayden mengomel tidak jelas membuat Syeden terkekeh kekeh sementara Terry tidak berani tertawa, karena selain tidak enak mentertawai pengantin baru itu, dia semua otot di tubuhnya sakit setiap kali dia bergerak atau berbicara.

"Jangan ketawa kamu! Kalian pasti bikin onar kan? Untung oma sama papa mama nggak ada yang tau!" Jayden menunjuk Syeden

"Ya bagus lah bang, Terry juga udah bilang ke oma kalau beberapa hari bakalan nggak pulang , urus project" Kata Syeden

"Bagus apanya? terus kata kepala rumah sakit, niiii adik mu satu ini, minta pacarnya dipindahin ke sini biar bisa seruangan sama dia? Mana bisa!" Jayden semakin kesal, lelaki lembut itu terlihat menggemaskan ketika marah, membuat Syeden terus terpingkal. Notabenenya Jayden adalah pemilik rumah sakit ini, namun karena dia ingin menikmati kehidupan sebagai dokter bedah anak biasa, dia menyerahkan semuanya ke orang lain.

"Kenapa nggak bisa bang? Aku bakalan cepet sembuh kalau Gendhis di sini, sekarang dia di mana?" Jawab Terry ngadi-ngadi kepada abangnya yang super baik hati itu.

"Ahh... nggak bisa! Abang nggak pernah percaya sama kepolosan kamu Terry!" Katanya sambil menunjuk Terry dengan tegas, membuat Syeden semakin tertawa sampai menangis dan memegangi perutnya.

"Ya sudah, kamu baik-baik di sini, nanti abang ke sini lagi! Dan jangan coba-coba minta hal yang aneh-aneh sama petugas rumah sakit! Kecuali kamu mau abang minta oma nengokin kamu ke sini!"

"Ampun abang , jangan ..." Terry merengek seperti anak kecil.

"Haish ...."

"Lho abang nggak jadi minta penjelasan?" tanya Syeden keheranan.

"Nggak usah! Abang banyak urusan! Ah Iya satu lagi, Butuh waktu agak lama buat ngeluarin ala tapa itu abang nggak ngerti dari langit-langit mulut pacarmu itu!Dasar Gila!"

My Boo (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang