Aku kaya kesurupan nggak bisa berhenti nulis hahahhaa
Enjoy ...
Voment ya , please ...
Oma sudah dimakamkan beberapa jam yang lalu. Terry adalah orang terakhir yang meninggalkan makam. Itu pun setelah dia melihat Gendhis yang mulai terlihat lemas karena memegangi payung untuk meneduhinya. Dia memang sangat terluka, tapi tidak boleh egois, apalagi ini soal Gendhis.
Ayah Gendhis mengizinkan anak perempuannya menginap di kediaman keluarga Sumanjaya malam ini. Lagi pula, ibu Syeden yang sekarang benar-benar menjadi wali untuk Terry yang memintanya sendiri. Secara tidak resmi memang Gendhis telah diterima di keluarga Sumanjaya sebagai calon menantu. Dia sudah sering terlibat berbagai acara di keluarga ini.
Kini, seisi rumah sedang sibuk untuk persiapan doa malam ini. Syeden dan Gege ditunjuk untuk sebagai penanggungjawab acara doa untuk oma sekaligus menjadi tuan rumah. Kedua putra Jasmine Sumanjaya masih sangat berduka sehingga belum sanggup untuk bertemu banyak orang. Hanya tamu-tamu khusus saja yang mereka temui. Syeden dan Gege menyadari itu, ayah mereka tentunya butuh waktu untuk sendiri beberapa saat.
Pukul 8.30 malam acara sudah selesai, tamu-tamu sudah pulang tinggal beberapa tamu-tamu VIP yang mulai berdatangan. Seluruh keluarga sudah turun untuk menyambut beberapa pejabat negara yang tadi urung datang sebelum acara pemakaman dan ketinggalan acara doa. Tidak sopan pasti kesannya untuk tidak ikut menyambut. Apalagi keluarga ini sangat sering memiliki urusan dengan mereka. Gendhis berhasil membujuk Terry untuk keluar kamar ketika Menkominfo datang, hubungan Kominfo dan Joppin sangat baik, Terry perlu mengendalikan dirinya untuk menemui tamu kali ini. Gendhis tetap setia di sampingnya untuk selalu memberikan kekuatan lebih.
Pemuda itu baru mengucapkan banyak terimakasih dan mengantar bapak mentri ke ambang pintu ketika rombongan lain datang. Pandangan Terry meruncing, menangkap wajah orang-orang yang paling tidak ingin dilihatnya apalagi dalam saat-saat berduka seperti ini. Keluarga Jehan datang lengkap, kedua orang tuanya bahkan Jehan membawa kekasihnya, Shareema.
Namun yang lebih membuat Terry kesal dan nyaris meledak adalah kehadiran Lucas Hanafi di antara mereka. Syeden dan Gege menangkap sinyal itu dan segera memanggil orang tua mereka. Hubungan keluarga Hanafi dan Sumanjaya pernah sangat buruk bertahun-tahun silam. Kini kedua keluarga itu baik-baik saja meskipun masih saling menghindar untuk berinteraksi lebih dalam.
Giana Hanafi sudah melayat tadi siang, Terry tidak pernah memiliki masalah apapun dengan Gianna tapi tidak dengan ayahnya.
Terry melengos dan buru-buru masuk sebelum rombongan itu mencapai teras rumah besar. Gendhis menjadi bingung dengan keadaan ini, rasanya tidak sopan jika mengabaikan kehadiran mereka yang berniat baik, apalagi ada keluarga Jehan yang pernah memiliki hubungan baik dengannya. Dia tidak ingin Jehan dan kekasihnya jadi salah paham karena ulah emosional Terry, meski Gendhis sebenarnya tidak tahu masalah sebenarnya.
Syeden mempersilakan mereka dengan sopan untuk masuk dan duduk layaknya tamu-tamu sebelumnya. Namun Lucas Hanafi Nampak berang dengan sikap kurang ajar Terry Sumanjaya yang bahkan tidak menyapa mereka.
Entah mengapa Lucas juga menjadi sangat emosional.
"Terry, kamu bahkan tidak menyalami kami" Sapanya tegas membuat yang lain tegang.
"Dia masih agak syok , biarkan dia istirahat" Jayana Sumanjaya, ibu Syeden menengahi ketegangan itu. Konon dulu Jayana, Lucas, Yohan ayah Jehan, dan Tristan, ayah Terry adalah sahabat yang sangat dekat, bahkan mereka bertiga yang mengatur perjodohan antara Jayana dan Denis hingga Jayden dan Syeden lahir ke dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boo (Selesai)
Fiksi UmumTentang pertemuan dua insan yang kehidupannya seperti benang kusut. Akan kah persamaan membuat mereka memiliki kekuatan baru? Atau hanya akan menambah kerumitan baru?