Bab 3 (Closer)

592 92 13
                                        

You're so pretty, I feel a thrill after a long time,

Gendhis sudah mengingat semuanya dengan baik. Laki-laki CEO di depannya itu adalah pemuda yang sama yang membawanya jalan-jalan seharian di New York City , 3 tahun lalu. Tadinya New York memang menjadi American dream nya kala itu. Usianya masih 18 tahun ketika dia di booking 1 minggu penuh untuk New York Fashion Week oleh 32 rumah mode dan 7 di antaranya adalah brand dan desainer ternama dunia. Di hari terakhir show , dia mendapat kabar bahwa ayahnya ditangkap karena kasus korupsi. Gendhis sempat kebingungan karena keluarganya tidak bisa dihubungi dan semua temannya memutuskan kontak dengannya.Hal itu diperparah dengan berita-berita yang didapatnya dari internet bagaimana pers menelanjangi keluarga mereka. Gendhis ketakutan tanpa arah dan tujuan. Dia pun nekat pergi meninggalkan timnya tanpa kabar dan asal memilih hotel untuk menyendiri di kota yang baru pertama kali dikunjunginya itu.

Gendhis bagaikan anak ayam yang kehilangan induk karena Jehan pun tidak memberinya kabar. Dia sangat ketakutan untuk kembali ke tanah air. Bagaimana hidupnya setelah ini ? Dia tidak tahu karena tidak ada yang mengatakannya ... seperti biasanya.

Gendhis hanya bisa menangis dan menurut panduan internet tempat menangis yang paling tepat di Kota New York adalah Central Park, hingga seorang fans menemukannya.

Hari itu, Gendhis keluar dari batasnya selama ini. Dia pergi dan bergaul dengan orang yang belum tentu masuk seleksi ibunya, ada ketakutan yang tak disadarinya. Oleh karena itu meskipun seharian pergi bersenang-senang bersama Terry, seseorang yang kacau dan sama menyedihkannya dengan dirinya kala itu. Dia bahkan tidak bertanya siapakah namanya. Ketika tiba di depan hotel dan melihat kelebatan Jehan, Gendhis langsung meninggalkan Terry begitu saja juga tidak ingat wajahnya sama sekali.

Dan sekarang dia ingat, secara samar dia mulai sadar bahwa orang yang mengantarnya pulang kemarin bukanlah Jehan melainkan CEO. T. atau Terry Sumanjaya

Mampus

"Maaf kalau ... saya keterlaluan CEO. T" Katanya ragu-ragu

"Untuk?" Terry menunjukkan wajah seriusnya

"Untuk?" Terry menunjukkan wajah seriusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untuk semalam .." Ujar gadis itu takut-takut sedangkan pria itu mengangkat bahunya seolah menunggu kalimat selanjutnya.

"Dan ... untuk tiga tahun lalu" lanjutnya cepat

"Sudah tiga tahun dan saya sungguh tidak menyangka 6 bulan yang lalu kamu melamar ke Joppin, what a fate?" Kini Terry berkata hangat

"Maafkan saya tidak mengenali Anda CEO, harusnya saya tahu" Gendhis menunjukkan sikap menyesalnya dengan elegan, seperti yang sudah dipelajarinya di kelas-kelas kepribadian.

"Tidak ... nggak perlu minta maaf, saya hanya seorang fans yang beruntung bisa jalan-jalan seharian dengan idolanya, di New York lagi! Harusnya saya yang terimakasih karena sudah diberi fans service" Terry keluar dari sisi CEO nya menjadi fan boy mode on.

My Boo (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang