Happy MONDAY!!!!! Vote dan Comment nya ya , thanks
I can't stop,
I can't stop this feeling
Gendhis melepas sepatu kerjanya dan menaruhnya di rak depan pintu pent house Terry. Sudah hampir 3 bulan dia tinggal dengan nyaman di sini. Hari-harinya pun semakin baik. Jehan masih belum bisa menemukannya, meskipun dari Terry, dia tahu kalau Jehan terus menyuruh anak buahnya bersiaga di perkantoran The West untuk mengintai gerak-gerik Gendhis. Tetapi Terry punya seribu cara untuk melindungi gadisnya. Hari-hari Gendhis sebernarnya tidak hanya berada di dalam gedung itu saja, karena beberapa kali Terry mengajaknya pergi, bahkan ke luar kota, eh bukan Gendhis yang menentukan tujuan dan Terry hanya melayaninya, mereka harus ingat kesepakatan awal meski tidak terlalu mengikat, mereka menikmati hubungan ini. Gendhis juga mengunjungi ayahnya 2 minggu sekali, dan Terry selalu ada untuk mendampinginya, sesibuk apapun.
Terry semakin teratur kehidupannya semenjak Gendhis mengaturnya. Terry sudah mulai mengurangi konsumsi gula, alkohol, dan begadang hingga larut malam. Gendhis juga menjadwalkan olahraga bersama 2 hari sekali. Cucu bungsu keluarga Sumanjaya itu pun hidup lebih sehat dari sebelumnya. Mereka berdua juga mulai bisa mengelola emosi dengan menghadiri konseling online mengenai kesehatan mental.
Kehidupan mereka kini benar-benar manis seperti sebuah lagu cinta.
Segalanya berjalan dengan mulus, kecuali mereka masih merahasiakan hubungan ini dari siapa pun. Gendhis tidak keberatan sama sekali, toh ini demi keselamatannya juga.
....
Gendhis nyaris berteriak ketika mendadak Terry muncul di hadapannya.
"Terry! Bikin kaget aja, aku pikir kamu pulang ke rumah oma kamu" Kata Gendhis tenang sambil meletakkan tas nya. Dia memandangi pacarnya yang sepertinya sedang kesal dan uring-uringan. Gendhis sangat tahu penyebabnya.
Tadi ada sebuah kejadian yang melibatkan Tria, teman kerjanya. Tadi di kantor dia meneriaki Tria , bahkan nyaris memecatnya karena datag terlambat dalam meeting penting. Dalam bekerja Terry sangat perfeksionis, berulang kali Gendhis mengatakan bahwa hal itu justru akan membuat hidupnya menjadi tertekan. Tapi bukan Terry kalau tidak ambisius dan perfeksionis dalam urusan Joppin.Co. Gendhis boleh mengatur apapun; makanan, baju, olahraga, refreshing, posisi bercinta, apapun ... selain tentang Joppin.Co. dan Gendhis menghargai itu.
Tapi agaknya kali ini dia harus memberanikan diri untuk turun tangan. Betapa tidak, Terry marah besar kepada Tria yang notabene nya teman satu team nya, Tria juga merupakan incaran dari sepupu Terry sendiri, Syeden yang juga tak lain orang kepercayaannya di Joppin.Co. Rasanya Terry sudah keterlaluan jika sampai seperti itu, toh kalau dilihat lagi kesalahan Tria tidak terlalu fatal, sayangnya "tidak terlalu fatal" tidak ada dalam kamus Terry.
Terry tidak merespons Gendhis, dia hanya mondar mandir sambil minum air putih. Gendhis meninggalkannya untuk membersihkan diri dan mandi, dia berencana untuk mengobrol dengan Terry setelah ini.
...
"Mau dimasakin apa?" Tanya Gendhis sambil mengamati isi kulkas
"Aku nggak lapar, kamu aja yang makan" Jawab Terry malas malasan sambil terus memperhatikan grafik pada laptopnya yang menangkring cantik di meja makan, tak lupa kakinya ikutan berposisi jongkok di atas kursi , membuat Gendhis berdecih.
"Terry, sudah aku bilang jangan duduk seperti itu, kamu kaya kucing tau nggak!" Omel Gendhis, gadis itu mulai banyak bicara akhir-akhir ini.
Terry merengut, lalu membenahi posisi duduknya. Dia memang terbiasa duduk seperti itu, khas nerd. Kata Syeden , Tria pernah mengatainya seperti L dalam anime Death Note, hmmm bukan kah keren?

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boo (Selesai)
Narrativa generaleTentang pertemuan dua insan yang kehidupannya seperti benang kusut. Akan kah persamaan membuat mereka memiliki kekuatan baru? Atau hanya akan menambah kerumitan baru?