Bab 17 (Long Slow Distance)

238 44 16
                                    

Vote and Comment dulu donk, daripada CEO T

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote and Comment dulu donk, daripada CEO T. ngamuk lho ....

Hehhee becanda, pokoknya aku akan update kalau udah ada minimal 10 votes dan beberapa comment ya .

Aku juga pengen tulisanku divote kaya author2 lainnya huhuhuhu jebbal

wakakkaka ya udah pokoknya gitu, terimakasih buat vote dan comment kakak kakak selama ini ya, mohon dukungannya terus.

Selamat membaca ...

...............................................................................................................................

Puluhan wartawan berdesak-desakan berkumpul di pengadilan tipikor di siang yang terik itu. Persidangan Sumartono Kirana yang akhirnya menyeret banyak nama penting itu pun disiarkan live di seluruh penjuru negeri. Televisi-televisi sudah beberapa minggu ini menaruh berita ini sebagai hi light. Isue nasional yang menimbulkan banyak pro dan kontra.

Gendhis dan Aryo duduk dengan gelisah di kursi penonton persidangan. Mereka sempat melambaikan tangan kepada Sumartono Kirana ketika laki-laki itu memasuki ruang sidang. Kehadiran kedua anaknya yang terlihat akur menjadikan semangat tersindiri untuknya. Gendhis dan Aryo saling menatap senang ketika ayah mereka melempar senyum.

Dari kejauhan Terry memandang Gendhis di balik hoodie dan masker serta kacamata hitamnya dia berdiri menyamar sebagai wartawan tanpa ada yang menyadarinya. Laki-laki itu juga datang di persidangan, bagaimana pun dialah yang membantu Sumartono Kirana mendapat bantuan hukum yang tepat. Dia ingin menyaksikan kebebasan laki-laki tidak bersalah itu , dan .... Tentu saja dia ingin melihat Gendhis.

Flash Back

Gianna tergopoh-gopoh masuk ke sebuah ruangan karaoke di Club Executive langganannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gianna tergopoh-gopoh masuk ke sebuah ruangan karaoke di Club Executive langganannya. Ketika pintu di terbuka dia menemukan Syeden dan Terry sedang mabuk-mabukan tidak jelas.

Terry tipe orang mabuk yang anteng, dia akan diam dan menangis. Sementara Syeden , sebenarnya dia susah mabuk karena toleransi alkoholnya tinggi , kalau sudah merusuh berarti entah berapa sloki atau berapa botol yang sudah ditenggaknya.

My Boo (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang