Kehidupan Biasa

956 122 8
                                    

Disclaimer : Spoon

Ini hanya sekedar hiburan dan imajinasi saya

Main Character :
1. Jennete de Alger Obelia
2. Lucas
3. Jorge (OC)
4. Rose (OC)
5. .....
6. .....

{□□□□□□□□}
{♡♡♡♡♡♡♡♡}
{◇◇◇◇◇◇◇◇}

💠☯️☯️☯️☯️☯️☯️💠

Jennete menguap. Dia mengucek-ngucek matanya. Dia sampai di ruang bawah tanah. Bibirnya membentuk senyum lembut.

Dia meletakkan bunga Lavender yang dibawanya kesebuah meja kecil berisikan tiga buku dan sebuah pulpen juga kalender. Dari kalender itu sudah banyak tercoret, beberapa dilingkari dan ditandai dengan teliti.

Dia duduk di kursi itu dan memulai sebuah catatan. Banyak halaman penuh dan menyisakan beberapa lembar kertas kosong. Dia harus membeli beberapa buku harian lagi. Mungkin kali ini dengan desain berwarna hitam dan ungu. Orang itu pernah bilang dia menyukai warna ungu. Walau Jennete tidak tahu saat itu yang menjawabnya siapa. Tapi Jennete punya secercah harapan kalau orang itu yang menjawabnya.

Jennete terkekeh sendiri. Warna favoritnya juga sebenarnya warna ungu. Hanya saja dulu Pamannya tidak memperbolehkannya memakai warna itu karena dia terlihat tua saat memakainya. Bahkan Ijekiel juga-

Senyum Jennete menghilang.

Dia menghela napas dalam-dalam. Biasanya hal ini bisa mengurangi rasa sakit yang ada di dalam hatinya.

Gadis itu memandang ke arah sebuah pintu yang tertutup rapat. Bulu mata lentiknya bergerak saat mata birunya bermuram durja.

Dia beranjak dan pergi ke atas lagi.

Hah. Apa yang dia sedihkan? Pria itu sudah menjadi milik orang lain. Milik saudarinya-bukan tapi sepupunya. Mereka bahkan terlihat sangat cocok bersama di pesta itu. Seperti Pangeran dan Putri dongeng yang selalu dia baca sebelum tidur dulu.

"Ya ampun. Sudahlah Jennete." Gumam gadis itu pada dirinya sendiri.

Dia pergi ke dapur dan mulai mengambil bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah Roti.

Dia mencampurkan bahan-bahannya. Membakar beberapa kayu dan bara. Lalu mulai mengadoni bahan-bahan yang disiapkannya. Adoni, ulen, bentuk, masukkan ke dalam bake. Dia terus melakukan itu berulang-ulang hingga tidak sadar akan waktu.

Harum wangi roti yang baru dimasak memenuhi rumah sederhana itu. Bahkan beberapa hewan kecil menggemaskan sepertinya mendatangi rumahnya dan masuk lewat jendela.

Jennete terkekeh saat seekor kelinci putih meloncat-loncat diatas seekor kucing putih. Bulu mereka menyatu. Dan keduanya terlihat seperti bola bulu putih besar saat bersama.

Memang beberapa waktu yang lalu dia dikejutkan dengan dua binatang kecil yang sepertinya tertarik dengan roti yang dibuatnya. Roti yang dia buat memang bervarian. Ada yang seperti sandwich, ada juga berisi sayuran seperti selai wortel yang gurih dan manis, ada juga berisi ayam, ikan atau daging.

Dia menamai Roti Vegetariannya Carolin sedangkan Roti dengan protein itu Karn.

Dia menjual roti ini setiap hari libur dalam satu minggu yang dia dapatkan. Jennete merasa rendah hati saat membuat rotinya. Tapi Catie dan Rabi berhasil membuatnya percaya diri untuk memulai penjualannya. Tidak ada yang ingin membeli rotinya saat pertama. Tapi saat seorang Ibu-Ibu datang dan menyebarluaskan kalau rotinya enak, dia mulai rutin berjualan. Banyak orang yang bertanya untuknya memulai sebuah bisnis tapi dia menolaknya dengan halus. Penghasilan yang dia dapat dari tempat kerja dan penjualannya saja sudah cukup.

Betapa indahnya hidup saat dirinya bebas.

Dia bersenandung pelan. Menyanyikan sebuah lagu yang pernah disenandungkan seorang wanita baik.

"니 눈앞에 왔잖아
ni nunape wassjanha 
Aku berada di depanmu

내가 여기 있잖아
naega yeogi issjanha 
Aku disini

너의 입술로 말을 해줘
neoui ipsullo mareul haejwo 
Katakan padaku dengan bibirmu

say yes say yes
Katakan ya katakan ya

나도 모르게
nado moreuge
Tanpa ku sadari

너에게 가고 있나봐
neoege gago issnabwa
Aku datang padamu

부는 바람에 내 맘 전할래
buneun barame nae mam jeonhalle
Aku ingin memberitahumu hatiku dengan angin yang bertiup

love is true
Cinta itu nyata

내가 바라는 단 한가지
naega baraneun dan hangaji
Satu hal yang akan aku lakukan

니가 내곁에 있어주는 것
niga naegyeote isseojuneun geot
Untukmu selalu berada di sisiku

니가 날 보며 웃어주는것도
niga nal bomyeo useojuneungeosdo
Kau tersenyum padaku

내 얘길 들어주는것도
nae yaegil deureojuneungeosdo
Kau mendengarkanku

난 그걸로도 충분한데 you
nan geugeollodo chungbunhande you
Itu juga sudah cukup bagiku, kamu"

Saat mencapai nada suara yang tinggi dia berbalik, seorang pria berambut hitam menatapnya.

"Hwaa!"

Jennete terkejut. "Apa yang tuan penyihir lakukan disini?"

HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH

To Be Happy (With Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang