Memulai Rencana

588 72 32
                                    

Disclaimer : Spoon

Ini hanya sekedar hiburan dan imajinasi saya

Main Character :
1. Jennete de Alger Obelia
2. Lucas
3. Jorge (OC)
4. Rose (OC)
5. Anastacius de Alger Obelia
6. .....

{□□□□□□□□}
{♡♡♡♡♡♡♡♡}
{◇◇◇◇◇◇◇◇}
<<<<<<○>>>>>>

"Aku yang akan membawa bayinya, dia keponakanku." Ucap Rose.

Rose, Laila dan Sandra telah dijelaskan oleh Wilson mengenai rencana Jennete yang sekarang diambil alih oleh Anastacius. Rose syok mendengar adiknya telah merencanakan banyak hal untuk masa depan bayi itu. Dikepalanya berisi banyak pertanyaan, namun yang paling menonjol ialah ; apakah Zenaiya telah memperkirakan kematiannya?

Sedangkan dua orang di samping Rose memiliki ekspresi berbeda. Sandra terus menerus menangis sambil memeluk buntalan bayi yang baru dilahirkan itu dan Laila hanya bisa diam dengan air mata mengalir dikedua pipinya.

"Tidak. Jangan kau. Suamimu butuh bantuanmu, jika kau menghilang, kecurigaan istana akan menggila dan masalah memburuk. Kubilang jangan lakukan hal yang gila."

Rose menggigit bibirnya. Matanya berkaca-kaca. Dia ingin menolong keponakannya, tentu saja. Keponakan yang baru saja ditinggalkan oleh ibunya. Keponakannya akan sendirian saat Tuan Anastacius kembali ke mansion.

Namun dia tahu yang dikatakan Tuan adalah hal yang tak terelakkan. Keinginan egois Rose akan membuat bayi itu maupun keluarganya dalam bahaya.

Bebrapa saat hening, hingga akhirnya Laila membuka suara.

"J-Jadi itu benar?" Nadanya tercekat.

"Zenie sudah..."

"Laila!" Mark menahan tubuh Laila yang limbung akibat mendengar berita yang terlalu tiba-tiba itu. Berbeda dengan Sandra, Laila memiliki perasaan yang lebih lembut apalagi jika berkaitan dengan Zenaiya.

"Aku. Aku akan membawa bayinya." Ucap Sandra. "Aku pastikan bayi ini akan aman bersamaku."

Mark sedikit khawatir. "Tapi tunanganmu tidak akan mengizinkannya."

Sandra menggeleng. "Aku akan melakukannya untuk Zenie."

Wilson ikut berbicara. "Aku juga tidak setuju jika kau yang membawa bayi ini. Aku tahu betapa kau kesulitan dengan lingkungan baru."

Pria itu bahkan masih ingat betapa bergantungnya Sandra pada Zenie saat menemui lingkungan barunya.

Laila yang sudah tersadar dari syoknya kembali berdiri tegak. Mata penuh air matanya memandang mereka.

"Kalau begitu, hanya aku yang bisa."

☯️☯️☯️☯️☯️


"Tetaplah sadar, Jennete de Alger Obelia!"

Jennete mengedipkan matanya, perih karena air mata.

Penyihir didepannya terlihat sangat lega.

"Kau membuatku takut."

"Apa itu tadi?" Gumam Jennete pelan.

Beberapa waktu lalu dia merasakan sekujur tubuhnya sakit. Rasanya seperti ada sesuatu memaksa jiwanya untuk pergi.

Rasa sakit itu terus terasa.

Hingga pria yang mengaku sebagai guru Lucas menggendongnya seperti anak kecil. Pria itu menaruh dirinya diatas punggungnya. Rasa sakit mulai menghilang saat tangannya menyentuh punggung Pria itu. Seperti ada sesuatu yang hilang.

To Be Happy (With Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang