Ke Festival

909 101 43
                                    

Disclaimer : Spoon

Ini hanya sekedar hiburan dan imajinasi saya

Main Character :
1. Jennete de Alger Obelia
2. Lucas
3. Jorge (OC)
4. Rose (OC)
5. .....
6. .....

{□□□□□□□□}
{♡♡♡♡♡♡♡♡}
{◇◇◇◇◇◇◇◇}
<<<<<<○>>>>>>

Matahari menampakakan sinar indahnya menuju bumi, menerangi penglihatan sampai ke salah satu kamar di mansion yang juga merupakan kamar Jennete. Dua anak adam dan hawa tidur dengan lelap diatas kasur. Awalnya ada sebuah bantal juga guling yang membatasi mereka, tapi mungkin karena dinginnya malam mereka mencari kehangatan dalam selimut sampai-sampai mereka menemukan hawa panas dari tubuh yang lainnya. Jennete yang sudah terlanjur terlelap dan Lucas yang tanpa sadar memeluk wanita itu demi mencari kehangatan.

Mata sewarna biru permata itu terbuka lebar.

Ha?

Tangan Jennete refleks menyikut Lucas yang memeluknya dari belakang.

"Aduh!" Lucas dengan segera memegang perutnya yang terasa sakit, tenaga Jennete tidak main-main. Lucas melotot. "Kau mengganggu tidurku."

Jennete ikut melotot pula. "Kenapa anda memeluk saya?!"

Pria itu mendengus kesal, mengabaikan perkataan Jennete dan kembali memejamkan matanya. Malah tangan kekarnya menarik Jennete untuk dipeluk sekali lagi.

Lucas bergumam. "Tidurlah sedikit lagi."

Jennete menggeleng tegas, dia memberontak di pelukan Lucas. Jennete terkejut saat mendapati dia tidak bisa melepas pelukannya. Berbanding terbalik dengan penampilan lemah fisik pria ini, ternyata tenaganya kuat juga. Dia pikir perut kotak-kotak Lucas dibuat dari sihir. Jennete menggeram. "Bangun."

"Tidak."

"Tuan Penyihir! Astaga, anda sudah tidak sakit, jangan manja!"

Mata Lucas melihat wanita dipelukannya. Ini dia. Keberanian akibat kehamilan datang lagi.

"Kau berani menyebutku manja?"

"Kenapa tidak? Anda itu memang manja, menyebalkan, pemarah-hmp!"

Tangan kekar Lucas menutup mulut Jennete.

Jennete memelototi Lucas.

Lucas menyeringai melihat mulut berisik wanita itu tidak bisa berkata-kata.

Tatapan Jennete terlihat marah. Pria ini pikir dia akan menyerah?

Detik berikutnya pria berambut hitam itu memekik kesakitan. Jennete menggigit tangannya. Sampai berbekas dan berdarah.

Hah! Sekali Chimera tetap Chimera!

Jennete tersenyum manis. "Bagaimana gigitan saya? Kuat kan? Jangan pikir karena anda laki-laki dan kuat anda bisa menahan saya seperti itu."

Bibir Lucas cemberut. Tangan yang tadi digigit, kini disodorkan. "Hukuman. Cium tanganku sekarang juga."

Tangan Lucas putih, terlihat kekar dengan jari-jari panjang. Bekas gigitan mengeluarkan darah, terlohat menyeramkan. Yang memvuat Jennete jijik adalsh bekas air liurnya sendiri.

Jennete mendengus. "Maaf, tangan anda terlihat menjijikkan."

Lucas melongo.

Benarkah ini Chimera yang dikenalnya?

To Be Happy (With Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang