Terkejut

742 107 14
                                    

What if...

Disclaimer : Spoon

Ini hanya sekedar hiburan dan imajinasi saya

Main Character :
1. Jennete de Alger Obelia
2. Lucas
3. Jorge (OC)
4. Rose (OC)
5. .....
6. .....

{□□□□□□□□}
{♡♡♡♡♡♡♡♡}
{◇◇◇◇◇◇◇◇}
<<<<<<○>>>>>>

🌌🌌🌌🌌🌌🌌

"APA?!"

Jennete mengerjap. Rose? Apa dia ada disini?

"Rose...?"

Jennete mencoba untuk duduk. Tubuhnya sudah terasa lebih baik. Tapi entah kenapa rasa mualnya tidak terlalu baik. Gadis itu mengambil cincin di atas nakas dan memakainya. Mata permatanya menghilang digantikan mata ungu dan rambutnya berubah hitam. Dia berjalan pelan dan membuka pintu, mengejutkan tiga orang yang terlihat seperti sedang berdiskusi.

Jennete menengok ke pria berambut hitam. Keheranan menyerangnya. Apa yang dilakukan Penyihir Menara Hitam disini?

"Tuan penyihir...?"

Rose menghampiri gadis itu. "Jangan bangkit dari kasur dulu. Kamu tidak bisa melakukan pekerjaan berat sampai kamu sembuh."

Jennete malah melihat ke dokter. "Saya merasa sangat pusing saat menggunakan sihir. Badan saya juga terasa sangat lemas dan lelah. Saya muntah setelah mencium bau amis telur. Apa yang terjadi dengan saya? Apa penyakit ini berbahaya?"

Dokter itu mengatakan dengan hati-hati. "Anda baik-baik saja Nona. Anda sangat sehat. Tapi anda perlu mengurangi penggunaan sihir kuat. Saya khawatir itu akan mempengaruhi...kandungan anda."

Jennete mengedip lucu. "Kandungan apa?"

Dokter menghela napas berat. Gadis di depannya terlihat sangat murni dan polos. Dia juga tidak menyangka dengan hasil pemeriksaannya.

"Selamat Nona, anda akan menjadi seorang Ibu. Kehamilan anda memasuki usia satu bulan."

Mulut Jennete terbuka. "...Apa?"

"Anda hamil Nona."

Jennete menggeleng lemas. "Tidak mungkin. Saya tidak pernah..."

Dia adalah seorang gadis suci. Dia bukanlah gadis nakal yang akan tidur dengan banyak orang. Dia adalah gadis yang belum tersentuh. Dia tidak akan menjadi gadis tidak tau etika walau pria yang dicintainya telah menikah-

Jennete memegang kepalanya. Hari pernikahan.

Tiba-tiba beberapa ingatan memasuki kepalanya secara paksa. Tentang malam pernikahan. Rasa sepi dan cemburu yang dirasakannya. Rambut berwarna hitam yang menyatu dengan gelap. Tangan yang yang saling bertautan.

Tubuh Jennete menegang. Malam itu! Sihir yang dilihatnya saat bangun itu nyata...!

Jennete berusaha untuk tidak jatuh dengan memegang erat pinggiran pintu kamarnya. Dia pergi ke dalam kamar dan kembali dengan kantung emas kecil di tangannya.

Dia berdiri tegak. Tidak terlihat bahwa dia adalah gadis lemah yang tadi mereka lihat.

Jennete tersenyum. "Terima kasih sudah memeriksa saya, Dokter. Pasti anda mempunyai banyak pasien lain untuk diperiksa, saya tidak bisa menahan anda untuk diri saya sendiri." Dia menyerahkan beberapa koin berharga pada Dokter. Uang itu bahkan bernilai berlebihan untuk sebuah pemeriksaan biasa. Jennete dengan halus menyuruh dokter itu pergi.

To Be Happy (With Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang