Batuk Darah

805 96 71
                                    

Disclaimer : Spoon

Ini hanya sekedar hiburan dan imajinasi saya

Main Character :
1. Jennete de Alger Obelia
2. Lucas
3. Jorge (OC)
4. Rose (OC)
5. Anastacius de Alger Obelia
6. .....

{□□□□□□□□}
{♡♡♡♡♡♡♡♡}
{◇◇◇◇◇◇◇◇}
<<<<<<○>>>>>>

Di waktu bersamaan terjadi kekacauan di istana. Penyihir dan dokter yang dikumpulkan tidak berguna. Pelayan istana menangis, meratapi nasib buruk putri mahkota.

"Kita memerlukan mana orang ini untuk bayinya."

Dokter kerajaan berkata khawatir. "Kami tidak bisa melakukan apapun. Saya takut Tubuh Tuan Putri tidak sanggup menahan mananya lagi."

Ijekiel menggeram frustasi.

"Lucas, kemana dia?! Kenapa dia belum kembali?!"

Salah satu penyihir menjawab cemas, "Yang mulia, Penyihir Agung tidak menjawab panggilan kami."

Pintu kamar Putri terbuka lebar, desahan lega orang-orang akhirnya terdengar. Ksatria berambut merah, Felix Robain masuk bersama penyihir berambut biru.

"Muridnya ada disini!"

Mata semua orang memandangnya penuh harap. Pria itu, yang dikenal sebagai satu-satunya penyihir di Obelia yang menjadi murid Lucas, Jorge Algaret melangkah masuk. Tidak ada yang mengetahui hatinya sedikit bingung dengan situasi.

"Tuan Jorge! Syukurlah!"

Memang sejak Putri tertidur, Jorge tidak pernah diizinkan berada disini. Lebih tepatnya ia selalu dihalangi Penyihir Agung untuk melihat kondisi Putri dengan berbagai macam alasan yang tidak bisa ia tolak. Dia dikurung dalam menara hingga tidak sempat melihat adiknya. Kemudian beberapa menit lalu, dia ditemukan oleh Felix dan langsung dibawa kesini.

Dahi Jorge berkerut melihat tubuh diam Putri diatas kasur. Dia sudah dijelaskan garis kasar kondisi Putri tapi tidak menyangka akan seburuk ini.

Kondisi mana yang meledak-ledak, karena mana juga merupakan salah satu aset terpenting di tubuh manusia hal ini sangatlah berbahaya. Apalagi keadaan lemah karena kehamilan. Mungkin jika Putri Athanasia tidak memiliki mana besar dan ketahanan tubuh tinggi, dia sudah habis. Orang biasa tidak akan mampu menahan mana yang meledak gila seperti ini.

Mata biru Jorge menemukan sesuatu. Benda yang sangat familiar. Batu permata berwarna hijau emerald berisi mana. "Batu permata ini..."

"Penyihir Agung telah membawa batu itu, mana dalam batu berhasil meredakan mana milik Tuan Putri. Namun karena mana dalam batu sangat sedikit efeknya tidak bertahan lama."

Jorge terbelalak. Mana ini...

Kepalanya rumit. Ini batu permata milik adiknya. Kegunaannya hanya untuk merilekskan tubuh yang lelah dan memberi rasa segar pada tubuh. Tapi kenapa mana dalam batu ini bisa membuat Putri baikan?

Pria itu melirik sekelilingnya. Mencermati wajah ayah dan suami dari Putri. Keseriusan dan kekhawatiran membuat Jorge yakin mereka akan melakukan apapun untuk kesembuhan Putri.

Sama seperti dua tahun lalu.

Tubuh Jorge merinding mengingat kejadian dua tahun lalu. Ketakutan merajalela dalam keluarganya saat itu. Perasaan menakutkan dan rasa bersalah yang bahkan masih ada sampai kini. Dia tidak mau mengulanginya.

To Be Happy (With Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang