Teman

588 100 13
                                    

Disclaimer : Spoon

Ini hanya sekedar hiburan dan imajinasi saya

Main Character :
1. Jennete de Alger Obelia
2. Lucas
3. Jorge (OC)
4. Rose (OC)
5. .....
6. .....

{□□□□□□□□}
{♡♡♡♡♡♡♡♡}
{◇◇◇◇◇◇◇◇}
<<<<<<○>>>>>>

🌌🌌🌌🌌🌌

Zenaiya sedang memanaskan air saat sihir pelindung di rumahnya dilewati beberapa orang. Segera saja dia pergi ke depan pintu.

TOK TOK

Saat Jennete membuka pintu senyum hangat menyambutnya. Empat orang rekan kerja sekaligus temannya berkunjung.

"Zenie!"

Jennete terkejut. "Kalian!"

Empat orang temannya langsung menyerbunya.

Pertama, seorang gadis dua tahun diatas Jennete, Laila. "Apa kau baik-baik saja?"

Kedua, seorang gadis dengan kelembutan namun pada saat yang sama sableng, Sandra. "Rose-nim bilang kau kemarin jatuh pingsan. Aku khawatir."

Ketiga, pria gagah berwajah tampan, Wilson. "Apa ada masalah dengan tubuhmu? Perlu kupanggilkan dokter?"

Keempat, seorang pria tampan dan rapi nan tampan dan sedikit pendiam, Mark.

"A-Aku sudah lebih baik. Kemarin aku hanya sakit perut saja kok. Sakitnya sudah hilang."

Laila memicingkan matanya. "Benarkah?"

Jennete meneguk ludahnya. Seperti yang diharapkan dari Laila, dia sangat teliti. Dia harap Laila tidak menyadari apapun gelagat aneh darinya.

Jennete tersenyum alami.

"Benar. Ayo masuk, aku memiliki beberapa kue dan camilan."

"Ah, kami juga membawa kue untukmu, Zenie." Wilson dan Mark mengangkat tangan mereka, ada sebuah kotak berisi kue strawberry dan apel hijau di dalamnya.

BLINK BLINK☆

'Uh, silau!' Gumam batin mereka saat Jennete bersinar melihat kue yang dibawa mereka. Yah, mereka juga bersyukur melihat Jennete terlihat sangat menyukai kue itu. Mereka sengaja memilih kue apel hijau dan strawberry kesukaan Jennete.

Mereka segera duduk di sofa ruang tamu sedangkan Jennete meletakkan camilan yang disiapkannya di meja kalau-kalau ada tamu yang datang. Mereka sudah sangat akrab dengan semua hal yang ada di rumah Zenaiya.

"Kami merindukan teh yang kau buat, Zenaiya." Ujar Mark.

Wilson mengangguk-angguk. "Aku sangat rindu pada tehmu, Zenie."

Jennete tertawa kecil. "Baiklah, aku akan membuatnya dulu. Dua teh lavender, satu teh susu dan teh hijaukan?"

Mereka mengangguk serempak sambil berbinar. Sungguh, teh buatan Jennete adalah salah satu teh terbaik yang mereka cicipi. Bahkan menurut mereka dapur istana Obelia tidak akan bisa membuat teh seperti Jennete. Ada rasa berbeda dari teh Jennete, tehnya sangat harum dan membuat tubuh rileks.

"Aku akan membantumu, Zenie." Kata Sandra yang ingin beranjak dari sofa.

Jennete menghentikan dua temannya. "Tidak, tidak, kalian itu tamu, duduk saja, lagipula aku hanya perlu memanaskan air."

To Be Happy (With Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang