Alasan

656 87 55
                                    

Disclaimer : Spoon

Ini hanya sekedar hiburan dan imajinasi saya

Main Character :
1. Jennete de Alger Obelia
2. Lucas
3. Jorge (OC)
4. Rose (OC)
5. Anastacius de Alger Obelia
6. .....

{□□□□□□□□}
{♡♡♡♡♡♡♡♡}
{◇◇◇◇◇◇◇◇}
<<<<<<○>>>>>>

Banyak sekali orang disini.

Ksatria, penyihir dan...pamannya.

Jennete mengepalkan tangannya, mencoba menenangkan trauma yang ditinggalkan oleh kenangan guruk masa lalu. Penyakitnya tidak boleh kambuh. Dia harus kuat demi Athanasia...dan juga bayinya. Dia melirik ragu-ragu, ditempat dimana ia perkirakan Athanasia terpejam.

Mereka semua mengerubungi satu ranjang dimana si Putri tidur berada.

Claude mengernyit melihat Jennete, kemudian matanya menangkap sosok Lucas dan Ijekiel disampingnya. Namun tak lama karena pikirannya kembali dipenuhi dengan kondisi sekarat putrinya.

Jennete tanpa sadar melangkah mundur, takut. Lengan kuat menahannya, Lucas berbisik. "Aku disini."

Jennete menatap mata merah Lucas.

Para penjaga dengan segera menahannya. "Maafkan kami nona namun saat ini Tuan Putri tidak bisa ditemui oleh sembarang orang."

Sembarang orang ya...

Lucas maju dengan tatapan menyeramkan.

"Athanasia membutuhkan mananya. Beri dia jalan."

Claude tidak bisa mempercayai pendengarannya.

Anak itu adalah si pemilik mana? Lalu perut besar itu dan sikap Lucas...

Sekarang itu jelas bagi Claude. Mengapa Lucas menyembunyikan keberadaan pemilik mana yang bisa menyembuhkan putrinya. Alasan dari penolakan dan pemberontakan Jorge Algaret.

Mata Claude berkilat dingin. Lagi-lagi anak ini. Putri dari seorang bajingan tidak akan jauh berbeda dari bajingan itu sendiri.

Jennete melangkah mendekat. Kali ini tidak ada yang berani menahannya atas peritah dari sang penyihir menara. Sejujurnya mereka mulai menaruh harapan kepada Jennete.

Mata permata Jennete muram.

Sepupunya terbaring di atas ranjang. Tidak berdaya dengan darah yang tidak henti-hentinya keluar.

Ini mengerikan.

Athanasia yang ia ingat selalu tersenyum dan kuat.

Tidak. Athanasia tidak pantas menderita seperti ini.

Tangan Jennete memegang hati-hati tangan Athanasia. Hatinya menjerit saat tangan Athanasia menyuguhkan dinginnya malam. Dia sendiri bisa melihat dan merasakan betapa kacau mana yang ada di dalam tubuh Athanasia.

Matanya memerah menahan tangis.

Maafkan aku, Athy. Seharusnya aku lebih cepat datang kesini.

Kau harus sembuh.

To Be Happy (With Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang