Menenangkan

859 96 50
                                    

Disclaimer : Spoon

Ini hanya sekedar hiburan dan imajinasi saya

Main Character :
1. Jennete de Alger Obelia
2. Lucas
3. Jorge (OC)
4. Rose (OC)
5. .....
6. .....

{□□□□□□□□}
{♡♡♡♡♡♡♡♡}
{◇◇◇◇◇◇◇◇}
<<<<<<○>>>>>>

Jennete menyesap tehnya dengan tenang. Kini dia berada didepan perapian sambil menyesap tehnya ditemani empat pelayan yang selalu melihat setiap gerakannya. Hari sudah malam dan hujan membuat udara semakin dingin.

"Pakailah ini, Nona." Charl menyampirkan sebuah selimut hangat ke badan Jennete.

Jennete tersenyum lembut, "Terimakasih."

"Hujannya cantik, Aegi-ya. Kamu tidak merasa kedinginan kan? Paman Charl memberi kita selimut hangat, ucapkan terima kasih pada pamanmu."

Bayi yang masih didalam perut itu sedikit menendang.

Jennete tertawa bahagia, "Charl, Aegi mengatakan terima kasih!"

Charl menunduk hormat. "Sebuah kehormatan, Tuan Lucas junior."

Jennete menghela napas mendengar panggilan Charl untuk bayinya.

Dia selalu berinteraksi dengan bayinya. Sebanyak mungkin dia berbicara pada bayinya jadi terkadanh dia juga mengajak empat teman pelayannya itu mengobrol dengan bayi. Tak disangka, Amber tiba-tiba memanggil bayinya sebagai 'Tuan Lucas Junior' sampai tiga lainnya ikut memanghil seperti itu.

Kadang Jennete heran. Apakah mereka benar-benar hanya sebuah kumpulan sihir tanpa emosi?

Memang empat pelayan itu jarang berespresi. Namun semakin lama bersama mereka, rasanya seperti berteman dengan manusia biasa. Mereka sangat menjaganya, selalu khawatir, bahkan dia pernah dimarahi oleh salah satunya karena mencoba keluar main hujan.

Dia tidak mengerti.

Tapi salah satu hal yang sangat disyukuri adalah luluhnya empat pelayan sihir itu untuk mengizinkannya memasak. Dua bulan pertama saat ia tinggak disini dia tidak sekalipun dibolehkan memasuki dapur. Tapi lama kelamaan karena Jennete sering menyelinap, juga akibat rasa ingin tak tertahan untuk masakannya sendiri dia berhasil membuat empat temannya luluh.

Dengan syarat, luka apapun tidak diperbolehkan.

Jennete meringis saat mendengar hal itu. Dulu Amber sempat ingin dibakar oleh Tuan Penyihir karena dia terluka.

Jennete melihat ke arah jendela yang sudah diperbaiki oleh sihirnya. Tidak mulus memang, tapi setidaknya bisa menutup hujan agar tidak masuk ke mansion.

Sudah seminggu Tuan Penyihir tidak datang ke Mansion. Dan itu sedikitnya membuat Jennete bahagia. Akhirnya keadaan tenang datang setelah membereskan berbagai kekacauan yang terjadi di mansion akibat amukan Lucas. Benar-benar mengerikan saat mengingat kekacauan itu. Hampir seluruh kaca di mansion ini pecah. Perabotan mansion terjatuh karena getaran dari ledakan sihir. Bahkan bekas sisa-sisa sihir Lucas sangat banyak. Jennete perlu mengeluarkan mana ekstra untuk membereskannya. Sedikit sulit karena semanjak hamil mananya juga serasa disedot perlahan.

Mau bagaimana lagi? Hanya Jennete yang memiliki kuasa sihir di mansion selain Lucas. Aqua, Amber, Charl dan Bram hanya kumpulan mana yang dibuat oleh penyihir dan tidak memiliki kendali atau pengalaman akan mana.

Untung saja bangunan Mansion ini sangat kokoh. Sepertinya memang dibuat agar dalam keadaan apapun mansion ini tidak hancur.

"Senangnya..." ujar Jennete santai. Andai kehidupan bisa seperti ini selamanya.

To Be Happy (With Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang